Share

Bab 22

Aku hanya bisa tersenyum saja mendengarkan omelan ibu mertua. Namun aku tak sedikitpun bergeser dari tempat dudukku. Karena kalau sampai lengah sedikit pasti akan terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Tapi saking pintarnya taktik ibu mertuaku hingga penjagaanku yang ketat ini bisa tembus juga. Entah mungkin saat aku mandi atau saat aku mencuci baju Romi berhasil diberi kerokan pisang.

Ya, bagaimana lagi, semenjak aku hamil aktivitas mencuci baju aku kerjakan seorang diri. Terlebih setelah aku melahirkan. Mas Adit tidak pernah membantuku karena katanya sudah capek bekerja.

Sungguh mengenaskan menjadi istri seorang Adit anak laki-laki satu-satunya yang paling disayang oleh ibunya, yang tak boleh capek-capek melakukan aktifitasnya.

Tak jarang aku pun meneteskan air mata karena saking letihnya mengerjakan apa-apa seorang diri.

Kalau mengingat masa-masa itu aku sangat sedih sekali. Untung saja Allah masih sayang kepadaku hingga aku bisa melewatinya dengan baik walaupun tak sedikit beruarai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status