Share

Spekulasi

"Siapa yang diundang, Ca?" tanyaku sambil memperhatikan tampilan wajah dari meja rias di kamar Caca. Hasil tangan ajaib Caca berhasil menyamarkan lebam di permukaan kulit.

"Pakai ini?" Gadis itu menyodorkan satu stel tuksedo serba gelap. Lebih tepatnya memaksa kedua tanganku buat megang benda yang kayaknya bakal ngehabisin gajiku sebagai dokter di instansi milik pemerintah kalau beli sendiri.

"Biru tua?"

Pertanyaanku lagi-lagi enggak dijawab. Caca mengambil lagi setelannya dan digantung pada hook di dekat kami. Satu per satu bagian dilepaskan dari penggantungnya; jas, kemeja, dan celana panjang.

Caca melepaskan jubah mandi dari tubuhku, menyisakan celana dalam yang menutupi benda paling penting dalam hidup seorang lelaki.

Risi, "Malu, Ca." Tanganku menutupi si jago yang ternyata menegang di balik kain merah muda bermotif temannya makhluk spons kuning.

"Kamu sering grepe-grepe, tapi enggak mau dipegang balik. Ternyata isinya Patrick." Dia tergelak. Jangan lupakan kebiasaan tawanya. Caca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status