Share

Batas kesabaran Safira~

Pulang ke rumah bukannya disambut dengan sapaan ramah atau paling tidak mendapat senyuman. Safira malah mendapati Januar tertidur di sofa dengan kondisi baju yang berantakan dan bau alkohol yang sangat menyengat. Kondisi rumah sudah mirip kapal pecah. Botol-botol minuman berserakan di sembarang tempat. Piring dan gelas kotor juga berserakan di mana-mana.

"Ya ampun ...." Safira membuang napas lelah. Meraup wajahnya dengan telapak tangan, lalu meringis jijik. "Bapak pasti abis minum-minum lagi sama temen-temennya."

Mau marah. Mau kesal. Mau mengomel. Safira tidak memiliki cukup tenaga untuk hal sia-sia semacam itu. Dia sudah cukup merasa lelah selama tinggal di apartemen Kai. Dan kini Safira harus melihat kekacauan ini.

"Kapan ini semua berakhir ...?" gumam Safira lirih, menyorot sendu pada ayahnya yang tidur di sofa.

Tidak mungkin juga 'kan Safira membiarkan saja kekacauan ini, meski tubuhnya terasa sangat lelah. Rumah itu harus terlihat rapi dan bersih walau pun tidak mewah. Agar se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status