Happy Reading Semuanya!"Lo tahu? Kita shock sewaktu Pak Zaidan suruh kita ke cafe." Eva menatap lelaki di sebelahnya tampak tersenyum manis. Benar! Ia tidak mungkin bermain kucing-kucingan pada teman-temannya terkait dengan pernikahan. Zaidan sepertinya selalu berusaha agar dirinya tidak terjerembab dalam sesuatu yang salah, lelaki yang kini resmi menjadi suaminya selalu berada di pihak dan dibelakangnya."Bapak ajak mereka?" tanya Eva.Kepala Eva ditoyor oleh perempuan yang menjadi rekannya itu, "Heh bodoh! Bapak! Bapak! Panggil Mas. Dia suami lo!" omel Caca membuat Eva mempoutkan bibirnya menatap wajah sang suami yang ada di sebelahnya dengan wajah sedih."Dih! Pamer! Mentang-mentang sudah nikah!"Bibir Eva masih saja cemberut memandang rekan-rekannya itu, ia masih tidak menyangka dengan apa yang didengarnya barusan. Tatapannya mengarah pada Vivi yang tampak senang menceritakan sesuatu pada dirinya terkait dengan beberapa waktu lalu dimana lelaki yang menjadi suaminya mengundang k
Happy Reading Semuanya!Keuntungan dirinya memakai gaun pernikahan ini adalah ia mendapatkan kecantikan yang hakiki dan banyak dipuji oleh banyak orang, tapi kerugian yang ia miliki saat ini adalah dirinya tidak bisa melepas gaunnya sendirian. Tatapan matanya mengarah pada Zaidan tampak sibuk memainkan ponselnya untuk membalas ucapan pernikahan atau mungkin masalah pekerjaan yang belum rampung.“Enggak mungkin gue minta tolong sama Pak Zaidan, yang ada gue disangka menyerahkan tubuh gue. Bahkan ngegoda! No!!”Eva mencengkram erat gaun pernikahan yang dikenakannya saat ini dan menatap sang suami dari cermin di depannya.Eva jadi misuh sendiri, ia tidak mungkin tidur dalam keadaan menggunakan gaun pernikahan. Eva bisa dianggap gila dan menanggapi trend terbaru dengan tidur menggunakan gaun pernikahan. Pasti Zaidan juga akan mengomel dengan keadannya sekarang ini.“Pernikahan tadi cukup menguras tenaga, kan? Saya enggak tahu kalau tamu yang akan datang sebanyak itu. Pantas saja kamu menge
Happy Reading Semuanya!Lelaki yang menjadi suami dari Eva itu terdiam memasang wajah bingung pada sang istri yang diam membeku seolah tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bagaimana bisa istrinya hanya terdiam di sudut tempat tidur mereka saat ini dan menunduk menatap lantai.“Eva, kamu mau tidur dimana? Sudah saya bilang untuk tidur bersama saja. Kamu jangan bersikeras ingin tidur di sofa yang keras itu, kalau tubuh kamu sakit saya enggak mau tanggung jawab.”Eva menatap sang suami yang sudah bersandar pada dashboard ranjang tidur mereka. Ini bukan seperti sesuatu yang ia harapkan, Zaidan tidak mau mengalah dengan alasan takut sakit punggung. Jujur saja Eva tidak terbiasa tidur dengan orang lain. Tapi apa yang harus saya lakukan karena konsep pernikahan atau suami istri adalah tidur bersama dengan pasangan.“Tapi Saya nggak bisa tidur sama orang lain.”Zaidan menghela napas pelan.“Makanya sekarang kamu belajar buat tidur sama orang lain, Lagian saya adalah suami kamu dan kamu adalah
Happy Reading Semuanya!Mata Zaidan yang masih terlelap tampak terbuka dan menatap bingung perempuan yang kini masih menjerit terkejut di depan meja rias tempat mereka huni saat ini. Lelaki dengan wajah tampan itu tidak mengerti kenapa Eva menjerit-jerit di pagi buta saat ini. Apakah terjadi sesuatu dengan Eva sekarang ini.“Bisa enggak sih Eva, kalau kamu ingin membangunkan saya dengan suara lembut. Atau mungkin kamu bisa bilang 'Mas... Selamat pagi, ayo bangun. Aku sudah siapkan makanan untuk Mas dan kita makan bersama.' atau...” Zaidan menghentikan perkataannya saat melihat sang istri tampak berlinang.“Bapak!!”rengek EvaZaidan dengan cepat menghampiri sang istri dan memasang wajah bingung, sumpah demi apapun Zaidan melihat kalau semalam Eva tertidur dengan nyaman dipelukannya. Dan ia tidak melakukan apapun selain mengusap kepala Eva sampai sang istri tertidur pulas, memandang Eva tidur nyenyak saja membuat hatinya tenang.“Kamu kenapa?”tanya Zaidan lembut.Eva menatap wajah sang
Happy Reading Semuanya!“Apakah kakak kamu berbuat jahat ke kamu?”Eva yang sejak tadi sibuk menatap kearah luar jendela setelah berpamitan dengan kedua orang tua dan sang kakak, kini hanya bisa menatap wajah sang suami tidak mengerti. Kakaknya berbuat jahat? Mana mungkin Kak Livy berniat jahat pada dirinya. mereka adalah saudara kandung jadi mana mungkin kakaknya akan melakukan hal itu.“Maksud Bapak apa? Mana ada seorang kakak berniat jahat sama adiknya sendiri, bagian saya bukan adik tiri dari Kak Livy. Kakak saya enggak jahat sama saya,” sahut Eva membuat Zaidan kini menghentikan mobil yang dikendarainya tepat dipinggir jalan dan memperhatikan sang istri dalam.“Tapi kelihatannya kakak kamu malah seperti kakak tiri di mata saya. Kamu yakin?”Tangan Eva bersedekap sembari memasang wajah jengkel pada suaminya itu, “Jadi Bapak enggak percaya? Apakah ada seorang kakak yang memiliki niatan jahat ke adiknya sendiri? Kakak memang suka mengganggu tapi jika niat jahat seperti yang Bapak ba
Happy Reading Semuanya!Mulut Eva menganga lebar melihat rumah besar di depannya dan perkataan konyol dari sang suami barusan. Maksudnya apa? Ini rumah sementara untuk mereka berdua sebelum mereka mempunyai anak. OMG! Rumah Ini saja sudah besar dan mampu untuk menampung banyak orang bahkan anak sekalipun, kenapa Zaidan mengatakan hal seperti itu barusan.“Saya ingin ketika kita nanti mempunyai anak, di dalam rumah ada kids zona yang bisa dimainkan oleh anak kita nantinya. Lalu ada ruang musik, ruang baca dan ruang sebagai nya dan itu khusus anak-anak. Makanya nanti ketika kita punya anak nantinya, saya ingin rumah yang besar,”jelas Zaidan.“Pak, kenapa harus pindah rumah? Ini saja rumah sudah besar, bahkan tinggal berdua saja sudah sangat lebar. Bapak pikir rumah saya yang sudah tingkat dua itu enggak cukup buat membesarkan anak? Kids zona? Kita bisa melakukannya di mall, kenapa harus di rumah? Kita belikan saja mainan biasa.”Zaidan tersenyum, ia tidak menyangka Eva akan merespon den
Happy Reading Semuanya!“Kenapa Lo liat gue begitu?”Perempuan yang menjadi istri dari Zaidan itu tampak memasang wajah bingungnya melihat beberapa orang tampak menatapnya aneh. Eva juga sejak tadi memperhatikan pakaian yang dikenakannya dari atas sampai bawah, bahkan make up juga ia perhatikan. Tidak ada yang salah. Semua sudah sesuai dengan style dirinya yang biasa.Langkahnya dengan cepat berlari menuju ruang kelasnya, lebih baik ia mempertanyakan sesuatu yang aneh pada rekannya yang sangat jujur itu. “Guys! Do you feel there is something strange with me?”Rekannya itu hanya menaikkan sebelah alisnya bingung, menurut mereka penampilan rekan mereka saat ini masih sempurna seperti biasa dan tidak ada yang salah. Bahkan aura dari rekannya semakin terlihat dengan sangat jelas setelah menikah.“Eva, Lo sempurna. Kaya biasanya, kenapa Lo tanya begitu? Bahkan aura Lo setelah menikah semakin luar biasa.”Eva menggebrak meja di depannya itu, ia merasa benar sekarang kalau tidak ada yang an
Happy Reading Semuanya!Istrinya banyak melamun hari ini, bahkan Zaidan yang seharusnya rapat untuk urusan pembaruan Kampus terpaksa di tunda karena alasan ini. Eva diatas segalanya. Tentu saja Eva diatas segalanya karena dia adalah istrinya.“Eva, kening kamu berdarah. Saya obati,”“Enggak perlu, cuman luka kecil. Paling efek sampingnya saya amnesia, bahkan saya berharap kalau saya bisa amnesia. Biar saya juga lupa fakta kalau saya sudah menikah,” Zaidan yang mendengar itu hanya menghela napas berat. Langkahnya berjalan menghampiri Eva yang tampak duduk terdiam di pinggir jendela kamar mereka saat ini. Tangannya meraih punggung tangan sang istri yang berbaret terkena kerikil tajam tadi, tangan istrinya yang mulus berubah hanya karena berita yang tidak mendasar.“Saya obati luka kamu, biar enggak infeksi ataupun meninggalkan bekas.”Kepala Eva menggeleng, “Enggak mau, biarkan saja. Kalau seandainya ini membekas... itu bisa jadi bukti kalau saya pernah menjadi korban dari berita yang