Happy Reading Semuanya! "Mas, aku sudah buatkan kamu sarapan. Kamu makan, makanan buatan aku jauh lebih enak dibanding mantan istri kamu itu." Livy hanya memandang kepergian Zaidan dengan tatapan kesal, makanannya jauh lebih layak ketimbang makanan buatan Eva yang masih kalah jauh dari masakannya. Zaidan masih saja terus mengingat Eva padahal mereka sudah bercerai, rencana jahatnya memang tersusun sempurna dan berhasil memisahkan keduanya dalam satu malam. Apalagi sekarang ia menyandang sebagai Nyonya besar keluarga Zaidan. "Mas, kamu cicip dulu! Jangan langsung pergi!" Zaidan hanya memasang wajah datar dan berjalan menuju pintu keluar, ia tidak berniat untuk mengkonsumsi apapun. Jika ada yang melihat mungkin sekarang ia mendadak menjadi kurus dan tidak terurus. Satu tempat yang membuatnya ingat kembali tentang Eva hanya Kampus, ia belum mengunjungi tempat itu setelah pernikahan dadakannya. Rumah yang tadinya terasa hangat menjadi dingin karena Eva tidak ada disana, biasanya dalam
Happy Reading Semuanya! "Eva, are you okay? Wajah lo sudah hampir 2 minggu semenjak lo hadir selalu pucat," Perempuan cantik yang sedang menyesap teh itu hanya memasang wajah bingung, ia merasa baik-baik saja. Ini hanya perubahan kulit dari Indonesia menurutnya. "Memang gue kenapa? Gue sehat lahir batin, tinggal disini bukan ide yang buruk." Kevin yang sedang menyesap teh mengangguk membenarkan perkataan dari Eva barusan, ia melihat Eva juga kelihatan seperti biasa dan tidak seperti dugaan dari adik manisnya itu. Ana gemas sendiri, ayolah selama dua minggu fokus perhatiannya hanya pada Eva dan tidak ada orang lain. Bahkan Kevin saja tidak terlalu ia perhatikan, Eva semakin kurus dan berkulit putih pucat. Ia khawatir Eva memilih untuk menahan rasa sakitnya ketimbang membicarakan dengan mereka. "Ayo ke dokter!" "Gue enggak sakit, kenapa gue harus ke dokter? Gue mau makan spagheti tahu!" seru Eva membuat Ana dan Kevin hanya melongo mendengar perkataan dari Eva barusan. "Lo belum a
Happy Reading Semuanya! Hamil! Pikirannya mendadak buntu, ia sudah bercerai dengan Zaidan dan mantan suaminya sedang merajut mimpi baru serta kebahagiaan baru dengan orang lain. Bagaimana bisa ia hamil begitu saja, tidak mungkin ia minta pertanggung jawaban dengan Zaidan setelah ia melepasnya. Apakah ia harus mengugurkan kandungannya? Tetapi ini adalah hadiah yang sudah Tuhan berikan untuknya. Bagaimana bisa ia mengugurkannya disaat anak ini menjadi sesuatu yang paling ditunggu oleh mereka. "Hei! Kamu baik-baik saja?" "Apa aku harus mengugurkannya?" tanya Eva. Daniel hanya terdiam, itu seperti membuka luka lama baginya. Tatapan matanya mengarah pada gadis yang belum ia ketahui namanya itu. Mereka baru bertemu pertama kali dan kejadian yang tidak mengenakkan, tapi sekarang gadis itu begitu terbuka. "Aku tidak berhak memberikan jawaban, tapi aku sebagai dokter... tidak mengizinkan kamu untuk melakukan itu. Karena bagaimanapun dia juga manusia yang berhak untuk hidup, tapi kenalk
Happy Reading Semuanya! "Saya mau teh hangat bukan kopi! Bukankah saya sudah pernah bilang kalau saya tidak suka kopi?! Produk yang kamu beli bukan kesukaan saya dan kopi buatan kamu tidak seenak kopi buatan Eva. Jangan pernah membuatkan minuman yang tidak saya suka! Saya juga tidak memerintahkan kamu untuk membuat minuman." Marah Zaidan saat Livy membuatkan kopi untuk minuman pagi mereka, sedangkan Livy yang terkena amukan marah dari Zaidan hanya menghela napas pelan. Ia mencintai Zaidan dan percaya jika cinta Zaidan akan hadir dengan perlakuannya sekarang. Orang tua Zaidan yang melihat amarah dari putranya juga tampak menghela napas pelan, ini sudah menjadi sarapan mereka melihat menantu barunya dan anaknya berkelahi untuk hal sepele seperti ini. “Kamu ini masak apa sih sampai membuat saya mual!!” marah ZaidanZaidan berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan semua isi yang ada di dalam perutnya, meskipun saat ini ia belum mengkonsumsi apapun. kepalanya benar-benar pusing dan ia
Happy Reading Semuanya! Raga Zaidan memang Livy miliki, tetapi hatinya tidak. Livy tahu jika di hati Zaidan hanya adiknya dan perasaan itu tidak berubah meskipun adiknya mati. Tapi setidaknya sekarang ia tenang karena adiknya menghilang bak ditelan bumi, tidak ada yang mengetahui tentang keberadaaan adiknya bahkan teman kampusnya. Memang sangat ahli sekali ia mengusir adiknya sendiri. Step sekarang agar ia lebih dicintai adalah memberikan kabar kehamilan. Ia sudah menyiapkan segalanya bahkan urine orang ibu hamil yang ia temui. Demi Zaidan ia rela melakukan apapun. "Mami!" Wajah sumringah dan terharu bergabung menjadi satu untuk mendukung aktingnya sekarang ini, ia harus sangat natural untuk mendapatkan hati dari mertuanya tentang kabar kehamilannya. Pandangannya bertemu dengan mertuanya yang sedang memainkan ponselnya dengan wajah sedih, tentu perubahan dari Zaidan membuat wanita paruh baya itu memikirkannya. “Mami, look at this!” Perempuan paruh baya itu melongok dan menut
Happy Reading Semuanya!!Kevin hanya tersenyum dan memperhatikan sekilas sang adik sepupu tampak memasang wajah khawatir dan berjalan kesana kemari untuk menetralkan perasaannya. Lelaki yang sedang membaca buku itu yakin jika orang yang dikhawatirkan pasti sedang bersenang-senang dan tidak memperdulikan hal yang mengkhawatirkan seperti ini. Lagian yang seharusnya di khawatirkan itu adalah dirinya yang sakit bukan Eva yang kini perlahan sembuh karena kehamilannya. Meskipun tidak ada suami di sisinya.“Kamu ini kenapa?”“Seharusnya aku yang tanya sama Mas Kevin, Bukankah seharusnya kita menyelidiki dia dulu meskipun dia secara resmi sudah menceritakan semuanya? Bagaimana dia berniat jahat seperti di drama? Ataupun...”Kevin terkekeh pelan, “Kamu mengkhawatirkan sesuatu yang tidak perlu khawatirkan. Apakah sekarang Eva masih murung atau sedih saat terakhir kamu lihat?” Ana terdiam tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun.“Enggak sih, aku melihat Eva terlihat enjoy. Tapi... Aku khawatir
Happy Reading Semuanya! Daniel tidak tinggal diam, lelaki itu akan selalu membuat Eva senang dan bahagia sehingga bisa melupakan kenangan buruk yang dialaminya. Ada satu cara yang bisa Daniel lakukan agar Eva semakin melupakan mantan suaminya yang menurutnya sedikit brengsek salah satunya adalah mereka berada di atas ketinggian dimana di bawah mereka adalah danau besar yang terkenal di daerah Swiss. “Kenapa disini tidak ada orang?”tanya Eva “Aku ingin membuat kamu nyaman makanya aku menyewa tempat ini kemarin, aku ingin kamu melakukan sesuatu.” Eva memandang Daniel tidak mengerti. “Sudah ikut saja, aku gendong kamu. Ini akan menjadi perjalanan yang melelahkan jika di daki sekali lagi, meskipun ini sudah cukup aku ingin kamu melakukan di tempat yang tinggi.” Eva benar-benar tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun. “Bukankah aku berat? Meskipun janin yang ada di dalam perut aku belum besar seperti bola, berat badanku bertambah banyak. Bukankah aku semakin berat?” Daniel mengg
Happy Reading Semuanya!Sudah hampir 8 bulan 2 minggu berlalu keadaan Zaidan tidak baik bahkan terkesan berubah tidak seperti dulu saat bersama dengan Eva, semua terkadang menatapnya dengan tatapan yang sulit ia jelaskan. Zaidan tidak peduli karena yang ada di pikirannya adalah menemukan orang tercintanya yang sama sekali tidak bisa ia lupakan, jangan berpikir kalau dia menyerah. Tidak! Zaidan tidak pernah menyerah di kala sibuknya. Pencariannya untuk menemukan orang tercintanya masih terus berlanjut, ia sama sekali belum bisa menemukan keberadaan dari Eva. Perempuan yang dicintainya itu bak menghilang di telan bumi. Jika ada nominasi siapa yang paling lama bersembunyi dan siapa pemenangnya, mungkin Eva dan rekannya Kevin, menjadi orang pertama yang mampu melakukannya. “Siang pak, untuk bimbingan kira-kira Bapak...” “Maaf, hari ini saya sudah ada janji meeting dengan klien, kita tunda jadi hari Selasa saja.” Begitulah Zaidan berbicara dengan mahasiswa bimbingannya. Ini masih berlak