Share

Bab 42: Mau Punya Berapa Anak

Mei menoleh sekilas pada Aina sebelum kembali menatap Amran. Kali ini dia mengizinkan Aina menjadikannya bahan ghibab dengan menyebar aib tanpa permisi. Hanya kali ini. Semua demi meluluhkan hati Amran.

“Jadi, demi kewarasan kami bertiga, saya usul ke dia supaya ke sini menyusul Prof. Amran. Saya kira, dia bisa tenang dan tidak akan merecoki kami setelah bertemu Anda, Prof. Apalagi kami lagi banyak kerjaan dan pikiran. Kerewelan Mei sangat-sangat mengganggu.” Aina mengakhiri penjelasan dengan memasang senyum semanis arum manis. Diliriknya Mei dengan tatap penuh kemenangan. Kapan lagi bisa me-roasting teman di hadapan suaminya sampai-sampai Aina ingin bersorak melihat tampang kesal Mei.

Lagi, Amran mengatur napas, mencoba mengesampingkan ego. Ada Alvin dan Fahmi. Tidak elok kalau sampai terjadi pertengkaran di sini, di depan mereka. Apalagi mereka sedang berada di rumah sakit.

"Jadi dia ke sini karena mengkhawatirkan Anda, Prof, bukan mau jenguk Alvin. Kalau Prof mau marah, sama sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status