Share

Rahasia Besar

Setelah sadar dari pingsan, kepala Ratna masih terasa sakit. Remang-remang ia melihat wajah Tama juga kedua orang tuanya. Tama memberikan segelas teh hangat dan membantu Ratna untuk meminumnya.

“Kamu mau ke Dokter nggak, Na?” tanya sang ayah.

“Nggak usah, Pa. Mungkin aku hanya kelelahan.” Ratna menjawab cepat, ia melirik ke arah Tama yang menatapnya tajam.

Ratna tak mau ke mana-mana, ia hanya ingin di rumah saja. Perasannya masih kacau sama seperti saat sebelum pingsan tadi. Ia kembali berbicara pada sang ibu agar membuatkannya bubur karena ia lapar.

Kepalanya masih pusing saat ia mencoba mengingat kalimat Tama yang membuatnya syok. Dirinya memang menang dan bisa menikah dengan Tama, tetapi hati pria itu masih utuh untuk Rinjani. Ia meremas dada yang tak kalah nyeri saat ia mengingatnya.

Budi—ayah Ratna ke luar dari kamar menyusul istrinya ke dapur. Mereka kembali saling tatap mengingat keributan yang sempat mereka dengar. Kedua orang tua itu menarik napas bersamaan.

“Mama nggak salah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status