Share

25. Dua Pilar Cinta

Rania duduk di kasur seraya memeluk kedua lutut. Pandangannya tertuju pada jendela yang menampilkan lalu-lalang santriwati. Ini pertama kali bagi Rania merasa terasing seperti ini. Ia seakan hidup sendiri, tak punya apa pun dan siapa pun.  “Ini semua gara-gara si Raiko!”

Hujan deras mengguyur pesantren. Rania menepuk pipi beberapa kali seraya turun dari kasur. Ia membuka pintu kamar, lalu berdiri di sana sembari memandangi sekeliling. Udara sore hari begitu segar, terlebih ketika mencium bau tanah karena hujan. Dari kejauhan, ia melihat Rumi datang dengan seorang perempuan. Dilihat dari penampilannya, wanita itu seperti seorang dokter.

Rania kembali berbaring di kasur. Ia sebal karena rencana untuk jalan-jalan di sekitar pesantren gagal. Tenang saja, ia enggak berniat kabur lagi, kok. Ya, hanya sekadar melepas suntuk. Lagi pula, kalau hujan begini ia takut jadi putri duyung.

Rumi masuk bersama wanita tersebut. Dugaan Rania tepat karena perempuan berjas p

Ramdani Abdul

Halo, Teman-teman Untuk siapa pun yang sudah baca Dua Pilar Cinta, author mau mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk kalian. Jangan lupa komentar dan share ke teman-teman kalian, ya terimakasih

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status