Share

30. Dua Pilar Cinta

Raihan segera berbaring di tanah begitu sampai di tempat evakuasi. Napasnya masih tersengal di mana dadanya tampak kembang kempis. Lelaki itu menoleh saat Romi duduk di sampingnya. Ia ikut duduk untuk menerima segelas air. Benar juga, kerongkongannya rasanya ikut terbakar.

“Gue harus cek keadaan Rania dulu,” kata Raihan seraya berdiri.

“Lu obatin luka lu dulu sebelum ngurusin orang lain.” Romi berucap tanpa menoleh.

Raihan membalas dengan dehaman. Lelaki itu segera menyisir sekeliling, menyibak kerumunan santri. Senyumnya yang merekah perlahan surut, tenggelam bersama tanya mengenai keberadaan Rania.

Beberapa kali mengecek keadaan, Raihan belum menemukan keberadaan Rania. Ia akan bersyukur jika gadis itu masih marah padanya dibanding menghilang seperti ini.

“Kamu tahu di mana Rania?” tanya Raihan saat Rumi berjalan ke arahnya.

Rumi tercenung kaget. Setetes air mata akhirnya jatuh membasahi pipi. “Buk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status