“Pikirkan ucapan Ayah kamu semalam, Aisha. Ibu tidak mau kamu terjebak dalam pernikahan sama Devan.”Aisha membaca isi pesan itu dari ibunya pagi-pagi. Harusnya tidak akan ada pesan seperti itu yang diterimanya di hari ini. Mereka akan memutuskan pernikahan. Aisha juga yakin kalau pernikahan dengan Devan bisa berjalan dengan lancar.Keputusan yang sudah diambil oleh mereka berdua. “Aisha, buruan dandan! Kita pergi segera!”Wanita itu mendengar ucapan dari kamar mandi langsung menutup ponselnya. “Ya, Mas.”Aisha buru-buru selesaikan dandan karena Devan pasti akan cepat sekali siap-siap untuk hari ini. Mereka berdua akan cari gaun pengantin yang diinginkan oleh Aisha.Dia takut untuk mengatakan apa yang baru saja dibacanya itu. berusaha untuk pura-pura kalau tidak ada yang membuat dia kepikiran. Aisha sudah sangat yakin mengenai pernikahannya dengan Devan.Usai berdandan, pria itu juga sudah bersiap. “Aisha, ponsel baru kamu nggak ada masalah?”“Nggak ada, Mas.” Ujarnya Aisha lalu pria
Masih berada di rumahnya Juan, Aisha hanya duduk usai mendengarkan pria itu bertanya mengenai kedekatan antara Aisha dengan Devan. Memastikan kalau pernikahan itu serius. Karena Juan sendiri tahu dari istrinya bahwa Devan pernah gagal menikah dengan mantan kekasihnya karena pernah diselingkuhi. Khawatir kalau Aisha hanyalah pelampiasan.Biar bagaimanapun hancurnya Juan dengan Nita. Mereka adalah orangtua yang masih memikirkan soal pernikahan ini. Antara Nita dan Juan keduanya kompak untuk diskusi soal pernikahan Aisha.Bagi Juan ini tidak ada keseriusan dalam diri Devan untuk pernikahan ini. sebagai seorang pria juga yang pernah punya pengalaman dengan pernikahan dan itu sudah sangat sering sekali. meskipun dia pernah menikah lebih dari satu kali. Tapi Nita tetap tujuan untuk pulang.“Ayah, aku sama Mas Devan serius untuk ke jenjang pernikahan ini.”Akan tetapi bagi Juan. Ini bukan tentang pernikahan yang serius. Karena ingat kalau anak gadisnya tidak ada pengalaman dalam berpacaran.
Aisha tetap melancarkan pernikahannya dengan Devan sesuai dengan rencana awal. Seperti yang telah dikatakan oleh ayahnya kalau pria itu tidak akan datang ke acara pernikahan karena ada kesibukan di Bandung. Acaranya cukup meriah. Karena mengundang banyak orang penting dari pihaknya Devan. Tapi Aisha semakin percaya kalau pernikahan ini sungguhan. Tidak ada main-main karena tamunya juga semua dari kerabat Devan. Aisha ingat ucapan Juan beberapa waktu lalu mengenai pernikahan Aisha ini hanyalah untuk punya anak. Tapi kalau dilihat dari pihak keluarga Devan yang sangat antusias sekali perihal pernikahan. Juga karena Devan mengundang semua teman-teman bisnisnya. Acara juga berlangsung selama dua hari. Aisha beserta keluarga besar mengadakan pesta ini dengan baik. Keluarga besar Devan juga semuanya hadir di sini. Dua jam setelah acara selesai. Aisha membuka gaunnya. Pulang ke rumahnya Devan. Selama proses pernikahan Aisha tidak pernah disentuh oleh Devan karena janjinya wa
Dua minggu Aisha menghabiskan waktunya untuk bulan madu bersama dengan suaminya di Belanda. Tapi hari ini, akan pergi ke kantor seperti biasanya. Karena dia meminta waktu untuk bekerja. Menghidupi adik juga ibunya. Meski sudah menikah, Aisha merasa kalau tanggung jawab itu masih dia pegang dengan cukup kuat sebagai seorang kakak yang akan membiayai kehidupan adiknya di masa depan. Setelah menyiapkan sarapan, juga bekal makan siang. Serta kemejanya Devan di atas tempat tidur. Pria itu juga akan kembali ke kantor hari ini. Menjadi karyawan dari suaminya sendiri tidak akan ada salahnya. Devan juga sangat baik memperlakukan dirinya selama ini. Perusahaan tidak terlalu mengikat Aisha. Karena milik suaminya. Tapi tidak membuat dia merasa berkuasa di sana meskipun menjadi istri dari direktur utama di perusahaan itu. Aisha masih bisa jaga sikapnya dengan baik. Tahu kapan harus menjadi seorang istri. Tahu kapan menjadi seorang karyawan biasa tanpa perlu melibatkan hubungan suami istri di ka
Nita kembali ke rumahnya Juan atas dasar permintaan dari pria itu yang mengatakan kalau ia dan Hendra harus kembali lagi untuk bisa berkumpul dengan keluarganya. Bahkan seorang Juan yang terkenal cuek terhadap anak-anak mendadak menolak pernikahan Aisha dengan Devan. Tidak menghadiri pernikahan itu juga lantaran kecewa dengan keputusan Aisha yang mendadak. Tidak ada pemberitahuan apa pun. Nita menuju ruang tengah ketika Hendra baru saja keluar dari kamarnya dan melihat kalau Juan ada di sana juga. Mereka hendak membuka obrolan. “Ayah, mau ke mana?” “Tunggu di sini dulu. Ayah ada perlu. Kamu sama Ibu kamu di rumah.” Ujarnya pria itu sambil memasang jaket kulitnya. Dia memang terlihat seperti preman pada umumnya. Tapi Nita sendiri tahu kalau suaminya sedang bekerja sekarang. Melakukan transaksi jual beli barang bekas. Juga menjadi tukang di beberapa orang yang membutuhkan jasanya. Pria itu keluar dari rumah dengan mengendarai mobil yang merupakan barang untuk diperjual bel
Aisha mengerang di pagi hari ketika diajak berhubungan oleh suaminya. Meskipun tidak setiap hari, tapi Aisha mengerti kalau sang suami punya nafsu yang begitu besar, tubuhnya lemas saat Devan selesai dengan pelepasannya. Jarak waktu tiga menit kemudian Devan bangun dari tempat tidurnya lalu mengatakan akan mandi karena harus pergi ke kantor.Aisha sudah siap-siap untuk pergi, tapi menurut suaminya tadi. Hari ini Aisha tidak perlu ke kantor karena akan menemani Linda untuk perawatan ke klinik kecantikan. Perintah suaminya menjadi suatu hal yang paling utama bagi Aisha untuk dituruti.Ia memejamkan matanya usai percintaan itu, juga karena Devan sudah meninggalkan terlebih dahulu dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.Cukup lama suaminya ada di sana. Aisha sudah pakai jubah mandinya karena bergiliran untuk mandi. Kehidupan rumah tangga memang berbeda, awalnya Aisha ragu. Tapi semenjak Devan meyakinkan untuk menjadi seorang istri dari pria itu.Sekembalinya Devan dari kamar mandi. Aish
“Apa kamu sudah hamil, Aisha?” tanya Linda waktu mereka berdua menuju klinik kecantikan. Mertuanya meminta untuk diantar perawatan. Yang pastinya juga Aisha akan ikut perawatan dengan sang mertua.Pertanyaan itu benar dilontarkan oleh sang mertua. Seperti yang dikatakan oleh Devan. Maka, Aisha harus pandai menjawab pertanyaan yang dilontarkan itu. “Belum untuk saat ini, Ma.”“Tapi kamu sama Devan nggak ada niat buat menunda kehamilan?”Aisha tidak melakukannya, karena Devan juga sudah pernah membahasnya kalau dia tidak masalah jika hamil. Devan menginginkan anak perempuan yang manja terhadapnya. “Aku nggak lakukan itu, Ma.”Mertuanya tidak menanggapi apa-apa soal itu.Sampai di klinik kecantikan, mertuanya memesankan perawatan paling mahal untuk Aisha. “Ma, itu kan mahal?”Sejak Aisha kecil sudah ada di dalam lingkup keluarga itu. sikap orangtuanya Devan sudah bisa dia hafal, Linda termasuk orang yang sangat baik sekali. tersenyum untuk Aisha lalu mengatakan. “Mama nggak kehabisan uan
Devan mengantarkan istrinya ke klinik karena baru saja dia tiba di rumah dan baru selesai mandi. Justru dilihatnya Aisha sedang muntah-muntah di kamar mandi. Klinik lebih dekat karena Aisha butuh penanganan yang cepat juga. Aisha hamil. Pikirnya Devan, kepala yang berpikiran dengan jernih itu berusaha menenangkan diri kalau memang sang istri tersebut hamil. Maka dia akan menerima kehamilan istrinya. Walaupun sebenarnya Devan masih belum banyak komunikasi antara dirinya dengan Aisha. Wanita itu tersenyum kepadanya. Ketika usai pemeriksaan. Dokter yang tadi memeriksa Aisha mengajak Devan keluar dari ruangan. “Karena keadaan fisiknya yang terbilang lemah. Usakan dijaga dengan baik, ya. Apalagi kandungannya masih muda.” Devan terdiam mendengar ucapan dokter kalau istrinya sedang hamil seperti yang didalam pikirannya. “Aisha hamil?” Dokter itu tersenyum. “Ya, nanti kalau mau tahu hasilnya. Saya sarankan lakukan USG di sebelah.” Devan mengiyakan. Karena di sini adalah klinik