Semua terlintas dalam benaknya Devan. Ucapan Aisha yang masih dia pikirkan beberapa hari lalu. Di dalam kepalanya, tidak ada yang lain untuk sekarang ini setelah bicara dengan Aisha. Menyebutkan kalau Devan akan menikah suatu hari nanti. Tapi tidak dengan Aisha yang mengatakan kalau dia tidak akan pernah menikah. Lantaran sudah terlanjur rusak oleh ulahnya Devan yang mengajak Aisha tidur. Ditambah juga dengan uang yang sebagai bayaran sebagai tanda terima kasih telah ditemani tidur. Sekarang telah disesali Devan. Aisha memang perawan untuk pertama kalinya juga Devan melakukan itu dengan orang terdekatnya. Selama pacaran, dia hanya mengajak kekasihnya untuk jalan, tapi tidak untuk melakukan suatu hal yang tidak baik. Hanya Aisha yang terjebak di dalam hubungan tidak baiknya Devan. Aisha telah dipekerjakan lama di rumahnya. Ketika Aisha kecil pun ikut bersama Ibu Nita untuk bermain dengan Devan. Ketika dewasa, yang merusak wanita itu bahkan Devan sendiri. Dalam benaknya juga ada pen
Linda tidak mengatur segala rencana yang diinginkan Devan. Semua dibebaskan asalkan Devan bersedia menikah. Ketika anak mereka menyebut kalau menginginkan bersama dengan Aisha. Maka pilihannya adalah menyetujui, sebab Aisha juga sudah lama sekali tinggal di rumah mereka berdua. Tentu pilihan Devan juga tidak sembarangan untuk menikah. Usai patah hati dan mengatakan kalau dia tidak akan pernah menikah. Tapi berbeda sekarang, justru meminta izin menikahi Aisha. Jadi, Linda pun mengiyakan permintaan sang anak yang tidak buruk. Karena Aisha juga berpendidikan, baik, juga sangat lembut sekali. Mengurus Devan sudah sangat lama. Mereka tinggal berdua usai Devan membeli rumah dan membawa Aisha. Sedangkan sebentar lagi ibunya Aisha akan kembali lagi menjadi asisten di rumahnya Linda. Sambil menunggu suaminya yang sedang bersiap-siap. Mereka akan pergi melamar Aisha kepada Nita hari ini. Dari awal Linda menyadari bahwa anaknya terlihat jauh lebih perhatian kepada Aisha. Namun dengan perhati
Devan diberitahukan oleh orangtuanya kalau lamaran dengan orangtuanya Aisha sudah dilakukan. Sekarang tinggal giliran Devan mengakui ajakan pernikahan itu kepada Aisha.Pria itu menunggu jam makan siang untuk bisa berduaan dengan Aisha. Malam ini juga akan pulang ke rumah pribadinya. Aisha juga sudah kembali lagi ke rumahnya Devan. Mereka akan tinggal bersama lagi untuk nantinya.Ceklek.Devan menoleh ke sumber suara, pintu ruangannya dibuka. “Mas Devan.” Wanita itu ceria begitu datang membawakan makanan.Dia hanya menghela napas panjang.Jadi begini calon istrinya?Devan bangun dari tempat duduknya lalu membantu Aisha meletakkan makan siang itu di atas meja. “Ibu kamu sudah ngomong sama kamu?”“Soal lamaran?”Devan mengangkat kepalanya. “Ya.”“Mas Devan yakin mau menikah sama aku?”Devan tersenyum. ‘hanya sebagai penyelamat karena Aisha bilang tidak akan pernah menikah’ dia berkata di dalam hati lalu pria itu mengangguk. “Yakin kok.”“Mas Devan nggak masalah aku jadi pembantu?”“Kapa
Devan baru saja selesai menghubungi orangtuanya tentang rencana pernikahan dengan Aisha. Orangtuanya justru antusias mendengar mereka berdua akan menikah. Aisha juga menerima, tidak keberatan dengan ajakannya Devan. Sedangkan Devan ingin menikah karena tanggung jawab semata.Bukan karena mencintai, ataupun jatuh cinta kepada Aisha.Mungkin bisa dikatakan kalau pernikahan mereka sementara.Devan belum siap berumah tangga. Apalagi kalau ada anak nantinya. Dia berpikir panjang soal itu. hanya saja mengajak Aisha menikah memang merupakan kesalahan terbesar. Tapi kalau tidak seperti itu. Aisha akan jauh lebih terpuruk.Memaksakan diri untuk jatuh cinta kepada Aisha.Dia membalas pesan dari papanya tentang gedung pernikahan yang sepenuhnya diserahkan pada orangtua.Devan memilih gedung yang banyak sekali foto diberikan oleh papanya.Pria itu menghela napasnya lalu turun untuk mengambil air minum. Ketika dia turun, dilihatnya televisi sedang menyala. Devan melanjutkan langkahnya ke dapur dan
Devan bangun lebih awal dibandingkan Aisha. Wanita itu masih nyenyak, semalam mereka berdua begadang karena bertukar banyak cerita. Devan mendengarkan, Aisha cerita. Juga begitu sebaliknya untuk giliran menceritakan kegiatan mereka. Devan menahan diri tidak menyentuh Aisha lantaran berpikir masih ada hari esok ketika pernikahan mereka melakukannya.Dia berpakaian rapi dan keluar dari kamar untuk siapkan sarapan.Devan ke dapur dan membuka kulkas untuk bahan sarapan pagi ini. Hanya bahan sederhana, jadi ketika menikah nanti Aisha akan berhenti bekerja. Akan full di rumah. Mengenai anak yang dibahasnya di kantor. Devan akan pikirkan nanti.Sarapan yang disiapkan adalah sandwich untuk Aisha dan itu cukup mudah sekali dibuat. Juga ada tambahan salad buah.Lama Devan menyiapkan sarapan. Aisha keluar dengan dandanan sudah rapi. Aisha menghampiri. “Maaf kalau telat bangun.”“Nggak apa-apa.” Jawabnya Devan menaruh sarapan itu di atas meja. Aisha duduk setelah Devan menaruh piring di atas meja
Aisha diminta pulang oleh orangtuanya untuk bicarakan mengenai pernikahan dirinya dengan Devan. Sedangkan Aisha juga sudah yakin kalau dia dan Devan akan menikah dan memiliki anak sesuai dengan yang diucapkan oleh pria itu kepadanya. Tidak mencintai, tapi akan mencoba untuk membina rumah tangga.Aisha pulang sendirian, tanpa ditemani oleh Devan. Karena Juan memintanya untuk bertemu malam ini di rumah ayahnya. Bukan di rumah yang ditempati oleh ibunya Aisha. Hendra sengaja tidak ikut karena ini akan bicara dengan mereka saja. Tanpa libatkan Hendra.Dia meminta izin kepada Devan untuk pulang ke sana.Pria itu juga tidak keberatan. Tapi baru kali ini orangtuanya mengajak untuk bicara secara rahasia seperti ini. Ibunya juga tumben mau pulang ke rumah ini lagi dan bertemu bersama dengan Juan.Dia tiba terlambat, sedangkan ibunya sudah lebih dulu di sana.“Ibu sama siapa ke sini?”“Hendra yang antar.”Tapi ekspresi ayahnya berbeda dari biasanya. “Duduk, Aisha!”Wanita itu juga melihat ke ar
“Pikirkan ucapan Ayah kamu semalam, Aisha. Ibu tidak mau kamu terjebak dalam pernikahan sama Devan.”Aisha membaca isi pesan itu dari ibunya pagi-pagi. Harusnya tidak akan ada pesan seperti itu yang diterimanya di hari ini. Mereka akan memutuskan pernikahan. Aisha juga yakin kalau pernikahan dengan Devan bisa berjalan dengan lancar.Keputusan yang sudah diambil oleh mereka berdua. “Aisha, buruan dandan! Kita pergi segera!”Wanita itu mendengar ucapan dari kamar mandi langsung menutup ponselnya. “Ya, Mas.”Aisha buru-buru selesaikan dandan karena Devan pasti akan cepat sekali siap-siap untuk hari ini. Mereka berdua akan cari gaun pengantin yang diinginkan oleh Aisha.Dia takut untuk mengatakan apa yang baru saja dibacanya itu. berusaha untuk pura-pura kalau tidak ada yang membuat dia kepikiran. Aisha sudah sangat yakin mengenai pernikahannya dengan Devan.Usai berdandan, pria itu juga sudah bersiap. “Aisha, ponsel baru kamu nggak ada masalah?”“Nggak ada, Mas.” Ujarnya Aisha lalu pria
Masih berada di rumahnya Juan, Aisha hanya duduk usai mendengarkan pria itu bertanya mengenai kedekatan antara Aisha dengan Devan. Memastikan kalau pernikahan itu serius. Karena Juan sendiri tahu dari istrinya bahwa Devan pernah gagal menikah dengan mantan kekasihnya karena pernah diselingkuhi. Khawatir kalau Aisha hanyalah pelampiasan.Biar bagaimanapun hancurnya Juan dengan Nita. Mereka adalah orangtua yang masih memikirkan soal pernikahan ini. Antara Nita dan Juan keduanya kompak untuk diskusi soal pernikahan Aisha.Bagi Juan ini tidak ada keseriusan dalam diri Devan untuk pernikahan ini. sebagai seorang pria juga yang pernah punya pengalaman dengan pernikahan dan itu sudah sangat sering sekali. meskipun dia pernah menikah lebih dari satu kali. Tapi Nita tetap tujuan untuk pulang.“Ayah, aku sama Mas Devan serius untuk ke jenjang pernikahan ini.”Akan tetapi bagi Juan. Ini bukan tentang pernikahan yang serius. Karena ingat kalau anak gadisnya tidak ada pengalaman dalam berpacaran.