Share

101| Setelah Seratus Hari

Larasati menatap nanar tubuh pria yang masih terbujur di atas tempat tidur. Matanya memejam rapat, hanya deru napas tenang yang terhela sejak tiga bulan lalu. Tak ada lagi tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa dia masih hidup. Berbagai cara telah dilakukan untuk membangunkan pria itu dari tidur panjangnya. Tabib-tabib andal didatangkan dari berbagai negeri semata-mata untuk tetap menghidupkan harapan agar dia segera siuman. Larasati dan teman-teman di perguruannya sudah kehabisan akal. Kekacauan terjadi di mana-mana sejak peperangan itu terjadi. Para pembelot semakin menggila, kejahatan mereka terus menjadi-jadi dan merasa leluasa karena satu-satunya petarung yang disegani dianggap telah gugur dan tak berdaya. Tentu saja Larasati tak pernah membiarkan para pembelot berulah di depan matanya. Ia dan teman-teman seperguruannya masih melakukan perlawanan meski tak sekuat sebelumnya.

“Aku tahu kau suka bercanda, tapi sumpah Gara leluconmu kali ini sama sekali tidak lucu. Seratus hari ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status