Share

Melarikan Diri

Keringatnya perlahan membasahi kening. Sejujurnya Mrs. Vaeolin benar-benar takut. Dan baru kali ini ia merasakan ketakutan.

“Kau tak boleh takut Vaeolin! Jangan jadi pengecut! Musuhmu akan senang melihatmu ketakutan,” bisik hati Mrs. Vaeolin.

Ia masih mengenggam senjata laras pendek. Begitu lama ia rasa menanti pasukan patroli yang hendak mencekal dirinya. Sampai-sampai ia menjadi ragu. Ia berpikir, jangan-jangan pasukan patroli itu tak akan datang. Atau...

Kedua matanya terbuka lebar ketika mendengar ucapan hatinya, “Ia tidak datang sendiri!”

Mrs. Vaeolin buru-buru balik badan. Ia tergesa melangkah menuju lorong H. Suara langkahnya terdengar begitu keras. Paman Hery pun hendak melihat apa yang terjadi dengan kawannya itu.

Namun, belum sampai di perempatan lorong, seseorang dari belakang Paman Hery menodongkan senjata tepat di belakang lehernya. “Berhenti! Dan jatuhkan senjatamu, atau kau kutembak!”

Tak pelak Paman Hery berhenti melangkah. Namun, ia tak segera melepaskan senjata di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status