Share

31. Sebuah Retakan

Karina memasuki ruang istirahat Rhein's dengan membawa sebuah nampan berisi makanan. Terlihat olehnya, Nicky sedang duduk di pinggiran ranjang dengan memangku bantal. Gadis pirang itu menyembunyikan wajahnya dalam sebelah telapak tangan. Salah satu lengannya—lengan yang diperban—terkulai di ujung bantal yang ia pangku

Karina yang menyadari keadaan Nicky masih tak begitu baik pun mencoba memberikan afeksi. "Halo, Nick," sapanya.

"Hai ...," respon Nicky dengan tetap menyembunyikan wajahnya.

"Apa ... kepalamu masih terasa sakit?" Karina meletakkan nampan brunch di atas meja, ia lalu duduk di sisi Nicky.

"Tidak." Nicky menyingkirkan tangan yang semula menutup wajahnya. Tangan itu kini terkulai di atas bantal. Dan ia sedikit menegakkan badan. Sementara wajahnya masih tertunduk. "Maaf, aku merepotkan kalian," ucap Nicky lirih.

"Bicara apa kau? Sama sekali tidak."

Hening sesaat. Karina mencoba membaca ekspresi Nicky. Nyata si pirang

Natalie Bern

Suka ceritanya? Jangan lupa tinggalin jejak ya😃bisa komen, rate, vote dan biar author tetep semangat ngelanjutin cerita sampai finish. Dan unlock juga donk, biar author bisa beli vitamin biat tetep fit selama ngerjain ceritanya.❤️thanx❤️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status