Share

55. Untuk yang Terakhir

Kenneth membawa Evo-nya melaju menjauhi kebisingan kota yang semakin padat pada jam sibuk. Si pirang tertidur di bangku penumpang, di sampingnya.

Matahari sedang mendekati titik tertinggi.

Evo berhenti di halaman rumah, Nicky belum juga bangun.

Kenneth keluar dari sisi pengemudi, berjalan melewati moncong mobil ke sisi penumpang. Dibukanya pintu di sisi di mana Nicky tertidur. Ia menepuk perlahan pundak Nicky. "Nicky, kita sudah sampai."

Si pirang tak merespon.

"Nicky." Kenneth kembali menepuk pundak si pirang. "Kau ingin aku membopongmu sampai ke kamar, huh? Jangan harap!" bisik lembut Kenneth di telinga mati saraf adiknya.

Si pirang masih tetap bergeming dengan mata terpejam, nafas berhembus halus, dan dada naik turun teratur.

Sekian detik Kenneth memanjakan mata. Jantungnya berdegup lagi. Lagi. Ia meneguk ludah, menahan sejuta pujian dan sumpah serapah agar tak meluncur deras dari mulutnya, demi melihat pemandangan yang lagi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status