Amanda mengangguk pelan ia duduk di kursi depan meja kerja Laila. Laila mengajaknya mengobrol sebentar agar tidak bosan menunggu."Amanda kenapa kamu termenung seperti itu?" tanya Laila."Aku tidak apa-apa. Hanya saja gosip yang santer terdengar membuat sakit hatiku," jawab Amanda.Laila menghibur Amanda yang mungkin tidak enak hati dengan beredarnya gosip yang menyebutkan dia sebagai orang ketiga diantara Bos dan Mulan."Sabar ya Amanda gosip ini paling hanya satu atau dua minggu akan berakhir," ucap Lailam."Tapi aku yang dicap sebagai orang ketiga ini tak lekang oleh waktu," balas Amanda.Seperti yang sedang viral beberapa waktu lalu. Seorang selebriti yang terpergok berselingkuh dengan suami orang. Sampai saat ini orang akan mengingat perbuatan jeleknya itu."Sudahlah yang penting kamu dan Bos tidak melakukan hal buruk. Lagipula Mulan dan Bos tidak pernah bertunangan," ucap Laila."Apa benar petunangan resmi mereka tidak pernah ada sebelumnya?" tanya Amanda."Benar, aku tak pernah
Mereka terdiam dan tidak berkata apapun. Seperti ada yang mereka sembunyikan kenapa tiba-tiba jadi baik dengan Amanda."Kira-kira jam berapa ya Bu, selesainya?" tanya Teman Amanda."Kami tidak tahu. Namanya klien pasti ada rewelnya. Banyak maunya," jawab Kepala Divisi.Mereka saling bertatap wajah lalu keluar ruangan. Sepertinya sedang berdiskusi dan juga menghubungi seseorang. Mereka masuk kembali dan meminta ijin menemani Amanda lembur."Kalian ini bukannya tadi siang masih mengolok Amanda dengan lantang. Kenapa tiba-tiba baik?" tanya Kepala Divisi."Kami niat minta maaf. Masa satu Divisi saling bertengkar. Besok 'kan libur jadi kami ingin menaktrir Amanda untuk minum bersama kami," jawab salah satu dari mereka.Amanda tidak akan tertipu lagi. Mereka ini adalah orang munafik yang pernah ia temui. Masa iya memakai cara yang sama untuk kedua kalinya. Mengajak minum meninggalkan Amanda yang mabuk dan bermalam dengan lelaki asing. Lalu mereka sendiri yang mengolok Amanda."Sudahlah kali
Mulan tidak tahu kalau ternyata pelayan yang mengirimkan minuman ke ruangannya adalah orang Carlos. Mereka mencampurkan obat yang tadi di berikan ke teman satu divisi Amanda."Mari bersulang," ucap Mulan kepada para preman yang di sewanya itu."Mari bersulang, terima kasih telah memberikan kami wanita cantik malam ini. Kami sudah tidak sabar untuk memainkannya!" seru kepala preman itu."Nikmati saja sampai kalian puas," balas Mulan sambil tertawa.Mereka bersulang dan menghabiskan satu botol minuman yang telah diberi obat. Rencana yang awalnya untuk Amanda kini berbalik ke pemilik rencana itu. Bagaikan senjata makan tuan begitulah kira-kira."Kenapa badanku menjadi panas," keluh Mulan lalu menggerakkan kakinya seperti orang yang sudah tak tahan disentuh.Para preman itu menelan ludah melihat kemolekan tubuh Mulan yang terlihat menawan saat terangsang. Mulan semakin tak bisa menahan panas di tubuhnya. Para preman itu iuga sama akhirnya mereka bercumbu mesra melampiaskan hasrat yang ada
"Kamu sebenarnya sudah tahu 'kan kalau Mulan merencanakan semua ini padaku?" tanya Amanda.Carlos mengangguk pelan. Dia memang sudah mengetahuinya dari Angga karena memata-mati Mulan dan Mamanya. Dia memang merahasiakan semua ini dari Amanda agar rencana pembalasan dari Carlos untuk Mulan berhasil."Tentu aku tahu, aku hanya ingin melindungimu saja karena orang yang disuruh mencelakaimu ada di dekatmu," balas Carlos."Terima kasih telah melindungiku," ucap Amanda memeluk Carlos.Pertanyaan kedua dari Amanda adalah tentang sikap Mamanya Carlos kedepannya, "Lalu bagaimana dengan Mamamu? Aku yakin dia akan membuat perhitungan denganku karena menantu kesayangannya kamu permalukan," ucap Amanda."Tenang saja. Mama tak akan melakukan hal itu," balas Carlos sambil mengelus rambut Amanda.Amanda masih saja khawatir soalnya keluarga kaya itu rumit. Mereka akan diam saja kalau reputasi keluarga mereka bagus. Tapi kalau sedang tidak baik-baik saja mungkin mereka akan melakukan segala cara mencar
Angga mengerutkan dahinya. Kenapa Amanda bisa tidak peka terhadap kemarah Carlos yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Kalau Amanda tidak segera membujuknya mungkin semua karyawan yang berhubungan dengan Carlos akan mendapatkan kesialan."Amanda, coba kamu pikirkan apa yang barusan kamu lakukan tadi? Kamu menolak di rangkul oleh bos di ruanganmu. Jadi bos marah," jawab Angga."Kenapa seperti itu saja harus marah. Aku hanya menjaga saja agar tidak ada gosip dari orang lain di kantor ini terhadapku," balas Amanda.Angga menghela nafas kasar, dia akan kualahan meladeni bosnya yang sedang merajuk atau suasana hatinya tidak enak hari ini. "Amanda, kalau bos marah tolong kamu bantu kami untuk berbicara ya. karena hanya kamu yang bisa mengatasinya," balas Angga."Aku tidak bisa berjanji, kamu lebih baik pergi saja ke ruannganmu dulu. Jangan ganggu aku kerja," ucap Amanda. Angga sudah kembali ke ruangan kerjanya. Amanda juag sudah mulai mengerjakan tugas-tugasnya. Hari ini Amanda banyak sek
Carlos sangat tidak suka melihat siapa yang datang. Dia adalah Diksa mantan kekasih Amanda yang sudah menjebak dan menyakiti Amanda karena mempunyai selingkuhan. Dia juga membuat Carlos membencinya karena meremehkan dia saat itu. "Amanda lebih biak kita pergi saja memilih tempat makan yang lain," ucap Carlos yang wajahnya menunjukkan ketidaksukaannya. "Apa itu Carlos yang katanya pemilik perusahaan terbesar di kota ini? Apa kamu sudah menurunkan standar tempat makanmu. Atau kamu sudah bangkrut karena hanya bisa mengajak Amanda makan di pinggir jalan seperti ini?" ledek Diksa. Amanda meminta Carlos untuk tidak terpengaruh dengan ocehan Diksa yang tidak berguna. Sebenarnya mungkin dia sedang stres karena hotelnya sedang sepi pengunjung akhir-akhir ini. Atau mungkin hutangnya makin banyak karena uangnya ia pakai foya-foya memanjakan kekasihnya yang bergaya bak selebriti itu padahal ekonominya sulit. "Aku rasa kamu benar Amanda. Mantan kekasihmu itu belum bisa move on darimu dan juga
Herlina mendekati Diksa lalu merangkulnya. Dia ingin terlihat pasangan yang mesra di hadapan Amanda."Diksa, aku mencarimu kemana-kemana ternyata di sini!" seru Herlina."Iya aku bertemu Amanda dan menyapanya," ucap Diksa pelan.Herlina pura-pura keget bertemu Amanda. Dia memang jago berakting padahal di dalam hatinya ingin menyingkirkan Amanda."Amanda, senang bertemu denganmu," sapa Herlina."Tapi aku tidak senang bertemu denganmu," balas Amanda.Herlina memulai aktingnya kembali. Dia memasang wajah sedih di depan Amanda dan Carlos. Bahkan air matanya terurai ke pipinya padahal Amanda tidak mencelakainya."Amanda aku memang pernah bersalah padamu. Tapi kenapa kamu tidak mau memaafkan aku?" tanya Herlina sambil mengusap air matanya."Aku sudah memaafkanmu. Tapi biarlah kehidupan kita jalani masing-masing," ucap Amanda.Amanda duduk kembali ke tempatnya semula dan mulai makan apa yang ia pesan tadi. Carlos mengikuti duduk di sebelahnya dan makan bersama.Herlina yang merasa diabaikan
Herlina dan Diksa saling tatap mendengar Carlos meminta memutar cctv. Dia sedikit takut pasti dari cctv akan ketahuan kalau dia berbohong."Bagaimana Diksa?" tanya Amanda."Tenang, aku akan menyuap petugas itu," jawab Diksa sembari mengamati keadaan.Carlos menyeringai tipis dia melihat gelagat Diksa yang mencurigakan dan mendekatinya. Dia sengaja berdiri didekatnya agar dia tidak bisa bergerak sedikitpun melakukan kecurangan."Aku tidak menyangka ada seseorang yang mencoba menghilangkan barang bukti," celetuk Carlos."Maksudmu apa?" bentak Herlina."Aku hanya berkata asal tapi kamu marah. Apa benar kalau kalian mau merusak cctv agar semua orang percaya kata-kata kalian," jawab Carlos sembari tersenyum licik."Tidak," balas Herlina singkat.Carlos menyeringai tipis dia sengaja berada di dekat mereka berdua agar tidak bisa melakukan sesuatu yang buruk. Tak lama petugas pengelola tempat makan datang dia berkata tidak bisa menunjukkan cctv ke sembarang orang karena perintah atasan. Jadi