Share

BAB 48 Tak Nampak Asing

"Tiana! Sopan kah kamu bicara seperti itu sama Ibu? Meskipun hanya Ibu mertua, tapi tetap menjadi orang tua kamu sendiri. Tega banget, ya!" ucap Mbak Dyan yang aku tahu niatnya ingin membela Ibu.

Andai saja dulu saat pertama kali bertemu lagi dengan Mbak Dyan, aku rekam ucapannya yang bilang bahwa Ibu memang seriang mencampuri urusan rumah tangga, akan aku buat dia malu karena tidak hanya mempunyai satu muka. Sudah semakin jelas terlihat saja niatnya.

"Menurut Mbak Dyan, aku kurang sopan? Maaf kalau begitu. Aku memang tidak pernah merasa benar. Hal sekecil apa pun akan tetap bernilai salah. Aku permisi ke kamar. Selamat malam," ucapku langsung masuk ke dalam kamar.

Sebenarnya aku belum puas jika hanya seperti itu saja. Rasanya belum aku keluarkan semua yang selama ini hanya bisa aku pendam sendiri saja selama menikah dengan Mas Rendi.

Mungkin memang benar rasanya, wanita mempunyai uang sendiri saat berumah tangga itu memang harus. Suami hanyalah titipan dari Tuhan, jika bukan diambil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status