Sebagai pelampiasannya dia mengamuk pada Gandi yang telah menyebabkannya terjerumus pada situasi seperti ini.
Bug Bug Bug
Tubuh Gandi seakan menjadi sansak hidup bagi Topan, bahkan Ia sama sekali tidak membiarkan anak buahnya untuk turun tangan dalam menghajar Gandi.
Menurut Topan, itu adalah kesalahannya sendiri. Dia tidak punya muka untuk menatap Awan saat ini, karena itu Ia melampiaskan semua kekesalannya pada Gandi yang dianggap sebagai sumber pembawa masalah dan bencana dalam hidupnya.
"Am-ampun, Bos Topan.. Ahk ampun.. ahrghh.." Gandi benar-benar tidak berdaya dibawah amukan Topan. Wajahnya bahkan sudah tidak berbentuk dengan jelas dan dibanjiri oleh darah.
Para pengawal Topan juga saling melirik penuh tanya, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Bukankah mereka harusnya menghajar pemuda yang sekarang lagi duduk santai diatas sofa dengan seorang wanita cantik berbaring di sebelahnya.
Mereka saat itu belum tahu, al
"Pertanyaan pertama, anda masih ingin menjual gedung tua itu pada kami kan?"Gandi mengangguk cepat, Ia bahkan tidak berani lagi untuk bermain-main seperti ketika menjawab pertanyaan Vannesa, "Tentu saja, saya akan menjual gedung itu pada anda, Bos. Saya bahkan tidak berani menaikan harga lagi, kita pakai harga yang lama."Awan menggeleng tidak puas, lalu Ia menatap Topan dan memberi perintah, "Patahkan satu kakinya!"Gandi gemetar, apa yang salah? Bukankah Ia sudah menjawab pertanyaan Awan, tapi Ia masih saja disiksa.Tanpa menunggu lama, kali ini petarung yang dibawa oleh Topan menjadi algojo. Dua orang dari mereka langsung mematahkan satu kaki Gandi, Kraakk."Arggghhh.." Gandi langsung melolong kesakitan, matanya seakan melompat keluar dari rongganya karena saking kesakitannya.Awan mendesah pelan, sebelum berkata, "Saya ingatkan sekali lagi, Pak Gandi. Anda hanya menjawab apa yang saya tanyakan. Saya tidak menginginkan jawaban lain
"Nah, ini yang saya suka. Anda orang yang luar biasa pak Gandi! Saya tidak menyangka, anda akan sebaik ini dan begitu mudah diajak kerjasama ketika bertransaksi dengan kami." Ucap Awan tertawa puas diatas eskpresi penuh derita Gandi yang tidak lagi bisa berbuat apa-apa.Awan mencari berkas didalam tas Vannesa, ternyata wakil CEOnya itu sudah menyiapkan berkas transaksi yang seharusnya hari itu mereka tandatangani sebelumnya perihal jual beli gedung. Tapi, karena ada perubahan harga, jadi bunyi dalam kesepakatan tersebut terpaksa harus dirubah terlebih dahulu.Saat itu, Awan melirik Cindy yang sedang terduduk lemas diatas lantai. Awan tahu gadis itu sedang syok, karena itu Ia berjalan mendekati Cindy.Semula Cindy langsung meringsut mundur ketakutan, karena mengira Awan akan menyakitinya. Ternyata Awan hanya memegang pelan bahunya, entah apa yang dilakukan Awan terhadapnya. Cindy merasa ada hawa dingin yang masuk ketubuhnya melalui telapak tangan Awan
"Jadi, katakan padaku, siapa yang menyuruhmu untuk main-main denganku?"Deg.Wajah Gandi berubah tegang kali ini, Ia tidak menyangka Awan akan menanyakan hal ini padanya. Ia buru-buru berkata, "Tidak ada. Ini karena kesalahan saya sendiri, Bos. Saya terlalu rakus." Punggung Gandi terasa dingin ketika menjawabnya.Awan menghelas nafas pelan sambil menggelengkan kepala, Ia tampak kecewa dengan jawaban Gandi. Topan yang sadar jika bosnya tersebut tidak puas, lalu memberi perintah pada pengawalnya.Tanpa ampun, dua algojo Topan langsung maju mematahkan satu kaki Gandi lainnya.Bunyi tulang patah dan teriakan mulai memenuhi seluruh ruangan, Cindy memalingkan wajahnya kearah lain karena tidak sanggup lagi melihat penderitaan serta lolong kesakitan atasannya, dimatanya itu terlalu mengerikan untuk dilihat.Lain halnya dengan Awan, Ia tampak sangat tenang seolah penderitaan Gandi tidak berarti apa-apa baginya, "Pak Gandi, sepertinya anda masih
Topan yang mendengar nama keluarga Jati disebut oleh Gandi jadi terperangah kaget, Ia tidak menyangka akan melibatkan diri dalam pertarungan seperti ini. Ia pun melihat ragu ke arah Awan yang bahkan terlihat biasa-biasa saja. "Kenapa Topan? Kamu terlihat sangat terkejut mendengar nama ini." Tanya Awan begitu melihat ekspresi Topan. Topan meneguk Saliva sambil coba terlihat tenang dihadapan Bosnya, "Itu... karena Bos akan berhadapan dengan keluarga Jati dan Vino.... Vino adalah pangeran muda dari keluarga Jati, satu dari sembilan keluarga Naga." Awan tersenyum acuh tak acuh, "Emang kenapa kalau dia dari keluarga 9 Naga? Bahkan jika dia adalah Dewa sekalipun pasti akan kuhadapi karena telah berani menganggu urusanku." Topan dan para pengawal yang mendengar betapa percaya dirinya Awan, dibuat salah tingkah. Apa bosnya itu tidak memiliki urat takut sama sekali? Bagaimanapun, musuhnya adalah keluarga 9 Naga. Topan yang merupakan satu dari lima raja
Topan dengan setia berdiri disebelah mobil menunggui Awan yang saat itu sedang menempatkan Vannesa didalam mobilnya. Topan tidak berani bersuara atau bergerak sedikitpun sebelum Awan yang memulai percakapan dengannya. Ia masih takut kalau Awan masih menyalahkannya karena kejadian hari itu."Jadi, jelaskan kenapa Bang Topan sampai melakukan pekerjaan serendah ini?" Tanya Awan begitu selesai meletakan Vannesa dan berdiri didepan Topan. Wajahnya terlihat tenang dan yang paling penting, Awan sudah kembali memanggil Topan dengan sebutan yang biasanya. Itu membuat Topan jauh lebih tenang saat ini.Ia pun menceritakan semua keadaan yang dialaminya. Meskipun Klan Atmaja adalah Klan Terbesar di Negara ini dengan anggota yang hampir menguasai seluruh provinsi. Namun tidak sama halnya dengan yang terjadi di Ibu Kota.Disini terlalu banyak pesaing, bahkan Ibu kota dengan jumlah penduduk terpadat di Negara ini, mereka harus bersaing dengan 4 organisasi bawah tanah lainnya.
Topan hendak bersujud pada Awan sebagai ungkapan rasa terimakasihnya, namun Awan cepat mencegah niatnya dan menahan pundak Topan, "Jangan senang dulu, karena ada hal yang ingin kuminta untuk Bang Topan kerjakan.""Tentu! Apapun yang bos minta, pasti akan Saya lakukan tanpa keraguan sedikitpun." Ucap Topan yakin. Bagaimana tidak? Awan bukan hanya telah memaafkan kesalahannya, tapi juga memberi Topan dan seluruh anak buahnya pekerjaan. Bahkan jika Awan menyuruh Topan untuk melompat ke jurang sekalipun, Topan tidak akan ragu sama sekali untuk melakukannya."Markas kita masih berada ditempat yang lama bukan?""Iya, bos.""Kalau begitu, Aku ingin Bang Topan membeli tanah kosong yang ada dipinggir bukit yang tidak jauh dari markas kita. Hmn, lumayan luas kayaknya itu.""Iya, bos. Kalau tidak salah luasnya sekitar 2 hektar kurang sedikit. Apa Bos berminat dengan tanah itu? Kalau iya, saya bisa menghubungkan bos dengan haji Safe'i. Beliau telah lama hendak
"Hmn.." Vannesa mengerjapkan matanya beberapa kali, sambil mengumpulkan kesadarannya.Ia melihat sekeliling dan merasa asing dengan ruangan yang sedang ditempatinya, ini bukan kamar Apartemennya?Kamar yang ditempatinya sekarang bernuansa klasik namun begitu mewah layaknya hotel-hotel kelas atas di Eropa, ditambah dengan model kasur tempat berbaringnya saat ini, begitu kental dengan gaya eropa klasiknya. Namun semua itu tetap saja asing baginya, Vannesa pun tersentak dan cepat berdiri disamping kasur.Ia memegangi kepalanya yang masih menyisakan sedikit rasa pusing, lalu kilatan bayangan tentang yang terjadi kemarin kembali berputar dimemorinya.Wajah Vannesa langsung pucat, "Oh, tidak!" Pekik Vannesa cemas.Ia buru-buru memeriksa kondisi tubuhnya dan anehnya, semua pakaiannya masih utuh. Kecuali blazernya saja yang terbuka dan itupun sudah dilipat dengan rapi dan ditempatkan diatas meja kecil disamping tempat tidurnya. Sementara pakaian lainnya ma
Begitu Naomi keluar dari kamar, Vannesa langsung masuk kedalam kamar mandi. Hal pertama yang dilakukannya adalah meloloskan semua pakaian yang melekat dibadannya. Lalu memeriksa seluruh bagian tubuhnya sampai ke bagian intimnya untuk memastikan lebih teliti.Begitu melihat bagian itu masih utuh dan tidak ada bekas darah sama sekali, Vannesa baru bisa bernafas lega. Ia tidak bisa membayangkan akan kehilangan mahkotanya dalam situasi seperti kemarin. Bagi seorang wanita bangsawan seperti Vannesa, kesucian adalah harta yang paling berharga. Bahkan Ia bisa diusir dan dihapus dari daftar keluarga jika saja ia telah kehilangan kesuciannya sebelum menikah.Harga dirinya bisa hancur jika mahkotanya hilang sebelum pernikahan, mereka akan dicemooh seumur hidup mereka oleh para anggota keluarga bangsawan lainnya. Sehingga tidak jarang para wanita bangsawan seringkali sudah dijodohkan dengan keluarga bangsawan lainnya. Terlepas apakah mereka saling mencintai atau tidak.Sek