Ferdy semula menduga, keberanian Ghofar saat itu karena ia sedang berada di markasnya. Meski tinggi dari segi jabatan, Ferdy masih harus berpikir jika hendak mencari gara-gara di markasnya Ghofar. Karena itu, ia sejak awal menekankan pangkatnya di hadapan Ghofar untuk coba menekannya.Tapi, diluar dugaan. Bukan hanya Ghofar tidak menghormatinya, tapi bahkan berani mengejeknya."Apa kamu berniat melawanku, Ghofar? Kamu pasti tahu akhirnya seperti apa, jika kamu berani menentangku?" Suara Ferdy terdengar berat, tanda emosinya mulai terpengaruh."Aku? Melawan anda? Tentu saja tidak, bang. Saya mengatakan ini, justru demi kebaikan abang sendiri. Abang sebaiknya bertanya dulu siapa di..."PlakBug.Tidak menunggu sampai Ghofar menyelesaikan kalimatnya, Ferdy yang sudah terlanjur marah langsung menampar dan bahkan menendang Ghofar."Kamu berani mentangku?" Hardik Ferdy marah.Prok prok prokAmanda merasa sudah cukup dengan drama yang terjadi di depannya, karena itu ia memutuskan untuk meng
Hari ini adalah hari terakhir Awan berada di rumah sakit. Secara khusus Vannesa Lee beserta petinggi klan Atmaja dan juga tetua klan Sanjaya datang untuk menjemputnya.Tentu saja kehadiran mereka membuat berita heboh sendiri. Melihat di pintu masuk rumah sakit berjejer puluhan mobil mewah dan juga banyak pengawal dengan seragam serba hitam yang berjaga, bersikap penuh waspada seakan sedang menyambut kehadiran seorang yang begitu penting.Namun, tidak ada satupun yang bisa menebak, acara khusus apa yang membuat orang-orang penting ini sampai datang ke rumah sakit swasta di selatan ibu kota tersebut.Keberadaan Awan di rumah sakit tersebut, selama ini sengaja disamarkan, mengingat statusnya yang viral setelah kejadian besar di kediaman Sanjaya terakhir kali. Lebih baik waspada dan menghindari hal-hal buruk terjadi. Apalagi dengan kondisi Awan yang masih labil, karena kehilangan kekuatannya. Kejadian beberapa hari sebelumnya, juga berhasil dikendalikan oleh Amanda dan divisi zero dengan
"Dek, kamu tidak mengingatnya?" Tanya Riana yang duduk di samping Awan."Ingat? Ingat apa, kak?" Tanya Awan yang sudah terbiasa memanggil Riana dengan sebutan kak atau kakak. Meski tidak memiliki satupun ingatan masa lalunya, Awan sudah bekerja keras untuk mengingat nama semua orang serta hubungan mereka dengan dirinya.Riana tersenyum tipis, ia dengan sabar menjelaskan pada Awan. "Tentu saja, ini semua karena ide mu. Kamu yang mendesain kota ini, hingga bisa jadi seperti sekarang. Ini, sebentar lagi kita akan sampai ke puncak termegah dari kota ini.""Benarkah? Masih ada yang paling megah dari kota ini?" Tanya Awan dengan tatapan berbinar kagum."Sebentar, benarkah ini semua aku yang merancangnya?" Tanya Awan sesaat kemudian, terkejut. Tentu saja ia tidak dapat mengingatnya. Namun, ketika membayangkannya, Awan merasa jika dirinya yang dulu begitu luar biasa. Ia yang sekarang seperti mengagumi dirinya sendiri.Riana mengangguk sambil tetap tersenyum, "Ya, tentu saja. Kota ini bahkan
"Bos, selamat datang kembali di rumah." Vannesa Lee adalah orang yang pertama kali datang menghampirinya."Y-ya. Apa aku benar-benar tinggal di sini?" Tanya Awan ragu dan coba meyakinkan dirinya sekali lagi. Semua itu terasa begitu luar biasa baginya dan sama sekali tidak pernah terbayangkan baginya bisa tinggal di tempat yang begitu megah seperti istana ini.Vannesa tersenyum tipis melihat kecanggungan Awan, ia berkata, "Tentu saja, semua ini adalah milik anda, bos.""Oh, ya, saya minta maaf sebelumnya, karena tanpa seijin anda, saya telah membangun landasan pesawat di area belakang dan juga beberapa helipad. Saya pikir, itu akan lebih menghemat waktu anda jika suatu saat ini ingin pergi ke luar negeri atau ke manapun yang anda suka."Awan hampir tersedak karena terkejut, "Kita juga punya landasan pesawat dan helipad?" Tanya Awan dengan raut wajah tidak percaya."Iya, tentu saja. Apa tidak apa-apa, bos? Kalau anda keberatan, saya akan memerintahkan para pekerja untuk menghancurkannya
Keesokan paginya, Vannesa Lee sudah meminta Awan segera bersiap, karena hari itu ia harus bertemu dengan para CEO Sanjaya Grup dan juga RA Grup. Hal ini dikarenakan posisi Awan yang merupakan orang namor satu di kedua perusahaan besar tersebut. Semenjak Awan memerintahkan Vannesa Lee membentuk sebuah tim untuk mengambil alih Sanjaya grup. Ia telah melakukan tugasnya dengan begitu baik. Tapi, ini tidak sesederhana membicarakannya. Bagaimanapun, Sanjaya Grup merupakan sebuah konsorsium raksasa dengan cabang bisnisnya yang telah menyebar luas di seluruh dunia. Apalagi, setelah pertarungan besar di manor Sanjaya dua bulan yang lalu, Awan mengalami cidera yang paling parah dan membuatnya hilang ingatan hingga sekarang. Sementara itu, petinggi klan Sanjaya yang dipimpin oleh Charlote, bibi Awan dengan dibantu oleh Vannesa Lee, telah berbagi tugas untuk menjalankan perusahaan.Tentu saja, kehadiran Awan sangat diperlukan untuk memberikan kepercayaan lebih pada setiap CEO yang telah diperca
"Apa paman ada di sini, bibi?" Tanya Awan penasaran. Terutama alasan kenapa pamannya di tempatkan jauh dari vila utama. Padahal, di sana tersedia lebih dari cukup kamar untuk menampung pamannya."Ya, kamu akan tahu sendiri saat melihatnya nanti." Jawab Charlote dengan senyum seperti dipaksakan. Charlote membawa Awan menuju salah satu kamar yang ada di dalam rumah. Di sana ada beberapa perawat yang ditugaskan secara khusus untuk merawat seorang pria tua yang sedang terbaring di atas kasur dengan kondisi yang begitu memprihatinkan. Alasan kenapa Awan sampai berpikir seperti itu, karena pria tersebut terlihat begitu kurus dengan mata cekung. Kulitnya juga terlihat menyusut, sehingga sekilas terlihat keriput seperti orang tua.Awan memperhatikan lebih detail lagi kondisi pria tersebut dan ia menjadi terkejut ketika coba menebak identitas pria tersebut, "A-apa dia paman Frans?""Iya." Jawab Charlote dengan mengangguk sedih. Tampak matanya berkaca-kaca. Setiap kali melihat kondisi sang adi
"Benarkah? Tapi, kenapa aku tidak merasa kekuatan apa-apa?" Tanya Awan bingung. Ia merasa tidak ubahnya seperti orang biasa, sementara Charlote mengambarkan betapa kuatnya mereka. Hal itu, membuat Awan bingung dan meragukan ucapan Charlote."Seperti yang bibi bilang, kamu akan menyadarinya begitu ingatanmu kembali nanti. Sampai saat itu tiba, kamu jangan berhenti mencoba untuk mengingat siapa dirimu yang sebenarnya. Kami semua, juga akan membantumu untuk mengingat semuanya kembali."Selanjutnya, Charlote menceritakan. Jika organisasi the Shadow ternyata telah sejak lama menemukan teori tentang cara pembuatan serum iblis tersebut. Mereka telah mencobanya puluhan tahun yang lalu, saat itu mereka berhasil mendapatkan sedikit darah Kelvin.Uji coba mereka membuahkan hasil. Hanya saja, untuk itu mereka butuh lebih banyak DNA Kelvin untuk mengembangkan penelitian mereka. Jelas saja, mereka tidak akan berani meminta langsung ataupun memaksa untuk mengambilnya. Apalagi mereka sudah tahu sendi
Awan tergelak, mengira Charlote sedang bercanda soal penunggu cincin. Bagaimana mungkin cincin kecil ini bisa ada penunggunya? Bukankah itu hanya cincin biasa? Tapi, ketika melihat ekspresi serius Charlote, Awan berusaha menahan tawanya karena tidak ingin menyinggung bibinya."Baiklah, aku akan menjaga cincin ini, bi.""Baguslah! Mungkin kamu menganggap ini hanyalah mitos, tapi kamu akan menyadarinya sendiri saat melihatnya sendiri suatu saat." Ujar Charlote meyakinkan."Sekarang, kamu akan ikut dengan Lana ke suatu tempat. Mungkin, jika berada di sana, ingatanmu bisa cepat kembali."Awan terkejut karena ia masih harus pergi ke suatu tempat setelah ini."Hmn, kemana, bi?""Kamu akan segera mengetahuinya sebentar lagi."Benar saja, Lana ternyata baru saja datang dan menunggu di depan rumah kecil tersebut."Bibi tidak mengantarmu ke sana. Bibi hanya bisa berdoa, agar ingatanmu bisa segera pulih.""Baik, bi."Awan beranjak ke sisi tempat tidur dan berpamitan pada pamannya. Melihat betapa