Share

15. Jalan Keluar

Sambil mengaduk teh jahe buatannya, Cia menatap halaman panti melalui jendela dapur. Untuk yang kesekian kalinya dia berada di tempat ini hanya untuk melihat pujaan hatinya. Pria yang sayangnya tidak ia ketahui namanya tetapi mampu menguasai akal sehatnya. Cia hanya bisa melihat dalam diam. Dia tidak mempunyai keberanian untuk mendekat.

"Kok ngalamun, Cia? Hati-hati kena air panas loh," tegur Bu Suci.

Cia tersadar dan tersenyum malu. Dia kembali fokus pada teh yang ia buat untuk meredakan rasa haus anak-anak yang tengah bermain saat ini.

"Ini sudah ke-lima kalinya kamu dihukum ke panti. Kamu nggak capek?" tanya Bu Suci.

Lihat? Orang lain akan berpikir jika kenakalan Cia sudah tidak bisa dikontrol. Padahal kenyataannya ada niat terselebung kenapa dia melakukan ini. Tentu saja agar bisa melihat pujaan hatinya.

"Aku seneng kalau bisa bantu ibu di sini. Aku juga bisa main sama anak-anak."

Bu Suci tersenyum sambil mengelus kepala Cia. "Kalau kamu mau main ke sini ya main aja ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status