Share

Bab 40. Si Pematah Hati

Acara makan malam yang berakhir dengan gairah semu itu, berhasil membuat Miller menjadi sosok pria yang sering termenung.

Tentu saja, perubahan suaminya itu tak luput dari perhatian Camilla. "Apa kamu sedang ada masalah, Sayang? Kuperhatikan akhir-akhir ini kamu sering termenung?"

"Oh, t-tidak ada, Sayang," jawab Miller.

Kemudian, kedua maniknya tertuju pada tongkat Camilla. "Ke mana kursi rodamu?"

Camilla tersenyum dengan angkuh. "Kamu terlalu sibuk dengan pikiranmu sendiri sampai kamu tidak sadar kalau aku sudah dapat menggerakkan kakiku sendiri."

"Lalu? Bagaimana dengan Allora? Bukankah kemarin dia masih datang ke sini?" Miller bertanya dengan jantung berdegup kencang.

Pria itu mengerahkan seluruh kemampuan mengingatnya. Kapan terakhir kali dia melihat Allora di sini?

"Aku sudah tidak membutuhkan dia lagi. Tapi, kenapa kamu bertanya tentang dia, bukan tentangku? Apa ada yang kulewatkan?" tanya Camilla.

Dengan langkah tertatih, dia berjalan menggunakan tongkatnya hanya untuk me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status