“Sarah tidak ingin...” ucap Sarah dengan lesu.
“Tidak…, Luca akan melakukan pers conference untuk memberitakan bahwa Kamu adalah istriku yang sesungguhnya. Istri pertama dan terakhirku. Satu – satunya wanita yang kucintai dan ingin kulindungi selamanya.”
Sarah terdiam, dalam hatinya memang terharu, tapi bagaimanapun masih saja ada ketakutan.
“Apakah Sarah masih belum percaya?”
Sarah tidak menjawab.
“Baiklah, Kita akan mengumumkan pernikahan di acara Fashion Show besok. Saya yakin PIC akan mendukung penuh keputusan ini juga.”
“Pertunjukkan itu disiarkan secara Internasional Luca..”
“Justru Luca ingin memberitakan kepada semua orang !” Luca menggenggam tangan Sarah dengan erat dan meletakkannya di dadanya, kemudian menciumnya dengan lembut.
“Jangan pernah bermimpi meninggalkanku lagi. Luca sudah memborgolmu di sini,” ucap
Jawaban si kecil Deon membuat Sarah melotot dan wajahnya memerah tak lama kemudian. “Ohya,… Kamu mimpi apa sambil menatap fotoku dalam tidur?” tanya Luca melihat ke arah Sarah, kemudian Luca menurunkan Deondari gendongannya, merapatkan duduknya mendekati Sarah, kemudian memeluk Sarah yang makin memerah wajahnya. “Bermimpi seperti ini?” tanya Luca yang kemudian mengangkat dagu Sarah dan menciumnya dengan lembut. “Ihhhh, maluuu….,” ucap Deon yang kemudian berlari kecil dan masuk ke dalam kamar. “Apakah Kita ke kamar sebentar?” tanya Luca sambil menghapus saliva yang ada di bibir Sarah setelah mereka berciuman cukup lama. “Tidak, nanti malam saja,” jawab Sarah yang kemudian makin tidak karuan setelah sadar akan ucapannya. “Hhmm, yang baru saja dibilang itu berarti malam ini Luca sudah diijinkan menginap, ya,” ucapnya sambil tersenyum tanpa melepas tangannya yang memeluk pinggang Sarah. Sarah menyembunyikan wajahnya yan
Setelah keheningan yang terjadi beberapa menit. Sarah mulai melirik Deon, bergantian melirik ke arah arah Luca yang dibalas dengan senyuman Luca yang selalu ia rindukan..Mereka sengaja membiarkan suasana hening agar Sarah dapat memikirkan dengan baik apa yang ingin diutarakannya.Luca kembali memperat gengaman tangannya.“Baik, Sarah setuju,” ucap Sarah kemudian yang disambut dengan teriakan oleh Deon.“Horeeee.., akhirnya Mama dan Papa bersatu kembali. Deon punya keluarga lengkap dan adik–adik yang banak nanti.”Kedua orang dewasa itu pun terkejut semuanya atas perkataan Deon yang terlalu jauh. Kemudian mereka bersama tertawa dengan bahagia.“Besok Luca akan melamarmu di penutupan acara Fashion Show,” ucap Luca.Sarah dan Deon menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Besok pagi sesudah sarapan kita akan bersama – sama melihat dan memilih cincin pertunangan,” ucap
“Tidak…, kami … kami sudah selesai, mari kita pulang,” sahut Sarah dengan terbata–bata dan merasa malu."Kita akan mencari es krim sebelum pulang," ajak Luca lalu menggendong Deon.Sarah dan Deon hanya tersenyum dengan penuh kebahagiaan, mereka pun bergandengan tangan menuju ke stand es krim.“Sebuah keluarga yang harmonis,” ucap seorang pemantau yang sedang melihat dengan teropongnya.Setelah mereka masuk ke dalam mobil dan mobil mulai dijalankan, pengutit itu membuka ponselnya dan menekan beberapa nomor panggilan.“Lapor Pak, ““Bicaralah,”“Luca dan Sarah sudah bertemu, mereka bertiga makan malam hotpot dan mereka makan dengan bahagia seperti sebuah keluarga kecil yang harmonis.”“Bodoh !!!” Dengan kesal Kakek melempar ponselnya ke atas meja. Waktu di New York saat itu masih pagi. Kakek belum sarapan sudah disuguhi kabar y
“Eh, tunggu dong..” cegah Kakek saat Brianny berbalik badan hendak kembali ke dapur. “Ada apa memangnya ya? “ Briany melihat Kakek dengan bingung. “Ada kabar baik nih…” Briany hanya memiringkan kepalanya sedikit menunggu ayahnya melanjutkan kalimat. “Luca berhasil menemukan Deon.” “Deon? Siapa?” “Anak kandung Luca dari wanita sialan itu.” “Anak kandung? Wanita sial*n… siapa maksud papa?... Ohh.. Sarah?” Kakek menganggukkan kepalanya dengan berulang kali. “Astaga Papa,” pekik Brianny. Padahal dia sudah tahu mengenai kabar ini, tetapi dia harus memainkan dramanya. “Dimana mereka? Apakah dia adalah cucu Kakek?” Briany memegang wajahnya sendiri dengan tangannya yang masih berlumuran tepung walau sudah dilapnya ke celemeknya. “Ishh, jangan ... lihat tanganmu sangat kotor,” kata Kakek sedikit jijik melihat banyaknya tepung yang ada di sana. “Begini, Papa sudah menyuruh orang untuk menculi
“Nah, Di masa depan, Deon akan dilatih dengan berbagai ilmu supaya bisa mewarisi kejayaan Kakek. Deon akan menjadi penerus.”“Hmmm, penerus.”“Terus Michael dan Andrew tidak dianggap layak sebagai penerus. Kata Kakek, Michael terlalu mirip dengan suami kak Briany dan Andrew bukan cucu kandung. Mereka sudah tahu rupanya.”“Memang mereka sudah tahu dari awal," gumam Melya dengan putus asa.Setelah itu, Melya menutup panggilan secara sepihak.Luca memakai alasan untuk ke luar negeri, ternyata untuk bertemu dengan Sarah dan anaknya.Lalu Bram, “Dingin sekali Bram sekarang. Bahkan tidak perduli dengan putranya sendiri.Seandainya Aku bisa hamil dari Luca.” Melya berbicara sendiri sambil memegang daerah rahimnya.“Ahhh…, baru teringat, terakhir melakukan itu dengan Luca , ia tidak memakai pengaman dan Aku belum datang bulan sampai saat ini, astaga….. jangan &ndas
“Tunggu, Luca, Sarah butuh istirahat yang baik. Besok lho acara besarnya.” Luca masih belum melepaskan ciuman dan pangutannya pada leher jenjang Sarah.“Sekali aja boleh ya, Sayang? Luca sudah sangat sangat merindukanmu…, sudah enam tahun Sarah,” ucap Luca kembali mengulum bibir Sarah yang ranum.Akhirnya dengan pasrah Sarah membiarkan Luca bergerilya di atas tubuhnya dengan janji hanya melakukan sekali saja. Karena tubuhnya benar–benar butuh istirahat supaya besok dapat memeriksa persiapan acara tanpa ada kesalahan.Tapi ternyata Luca tidak sanggup memenuhi janjinya. Ia melakukan pelepasan berkali–kali dengan berbagai gaya dan mereka bergantian menjadi nahkoda."Luca, Sarah capek,” ucap Sarah dengan lirih sementara Luca masih melakukan aksinya.“Aku sungguh mencintaimu, maafkan aku, Sayang. Tubuhmu sudah menjadi candu bagiku. Berikanlah Aku seorang anak laki – laki lagi,” uja
“Aahhh, Kalian datang bersama – sama , itu sesuatu hal yang baik. Saya bisa mencium bahwa dintara kalian ada sesuatu hubungan yang special sepertinya. Apakah ada yang boleh menceritakannya kepada Saya?” tanya PICSarah tersipu malu,”Saya permisi dulu mengecek persiapan acara. Luca akan menemani Anda,” ucap Sarah kemudian meninggalkan mereka menuju ke bagian inti dimana anggota team sedang bekerja mempersiapkan acara.Pengasuh Deon menemani Deon berkeliling melihat pakaian – pakaian dan asesoris yang akan dipakai oleh para model.“Jangan cepat – cepat Nak, Nenek sudah tua, kecapekan lho,” teriak Pengasuh Deon.Deon berhenti kemudian berbalik menggandeng tangan neneknya baru berjalan dengan lambat menuju ruangan para model.Sementara Luca terlibat percakapan serius dengan PIC. Luca menceritakan beberapa hal bahwa pada kenyataannya Sarah adalah istrinya. Dan Deon adalah anaknya.Awalny
”Sepertinya membahas bisnis, dari matanya juga tidak nampak genit,” ucap Pengasuh Sarah sambil memegang dagunya sendiri.“Aku terlalu banyak berpikir,” gumamnya sesaat kemudian melirik ke arah Sarah yang masih sibuk memberikan arahan untuk setiap model yang akan keluar catwalk.Sesaat baru tersadar, “Eh.., dimana Deon?” dengan gelisah Pengasuh Sarah berkeliling mencari Deon.“Apakah Kamu melihat Deon?” tanyanya kepada beberapa model yang sedang beristirahat dan memperbaiki riasannya. Namun mereka hanya menggelengkan kepalanyaAkhirnya Pengasuh Sarah memutuskan keluar dari ruang ganti para model.“Deon …, Deon… , dimana kamu Deon…,” teriak Pengasuh Sarah setengah berlari kecil kea rah toilet.Sementara di tempat parkir, Deon yang sudah pingsan dikeluarkan dari koper dan diletakkan di belakang tempat duduk. Mobil sudah bergerak keluar dari gedung tempat acara Fash