Apa artinya hidup dan pencapaian yang digenggamnya apabila Luca menjadi tidak berdaya seperti ini. Otak yang sudah mengalami dua kali operasi besar apakah akan bertahan fungsinya seperti otak normal?. Kesedihan teramat besar dirasakan saat ini melebihi saat ayahnya ataupun ibunya meninggalkan dunia.
Berbagai kalimat pergumulan berputar terus dalam hati dan pikirannya. Tubuh Kakek yang sudah cukup berumur akhirnya tidak tahan, ia pun perlahan limbung ke lantai yang dingin tidak sadarkan diri.
Bram yang kembali ke ruangan inap Luca mendapatkan Kakek yang terkapar di lantai begitu terkejut, ia kemudian kembali menggotong Kakek di pundaknya menuju keluar ruangan untuk mendapatkan pertolongan pertama.
***
Bram menatap dengan bingung ketiga ranjang yang berada di depannya. Luca, Kakek dan Melya. Ketiga orang itu tidak ada satupun yang sadar. Kakek dan Melya mengalami tekanan beban mental yang kuat ditambah kondisi kesehatan Kakek yang sudah memasuki usia
Tak lama kemudian, Sarah bergerak keluar dari keramaian, memilih menghirup udara segar di balkon.Angin sepoi – sepoi menerpa wajahnya yang cantik sehingga rambutnya berterbangan. Pada saat yang sama seorang fotografer yang sedang bertugas di sebelah ruangan pesta langsung memanfaatkan kesempatan baik ini membidikkan kamera.Fotografer itu melihat hasil jepretannya, mendecak kagum karena kecantikan Sarah yang alami berhasil memukaunya.Angin malam menerpa rambutnya yang terurai, gaunnya dipakainya berwarna hitam dan terlihat sederhana sehingga kecantikkannya begitu sempurna. Tidak ada yang tahu bahwa dia hanyalah seorang gadis pengantar makanan yang terjerumus dalam konflik keluarga besar dari para mafia.“Sungguh cantik bagai dewi,” gumamnya. Sesaat ia ingin membidik lagi, tapi Sarah sudah menghilang. Ia hendak mencari keberadaan Sarah, akan tetapi seseorang memanggilnya untuk melanjutkan pekerjaannya karena acara sudah dimulai.
“Ya, kita lihat saja nanti. Waktu masih panjang. Biarkan mereka menikmati masa anak – anaknya.”“Trus mengenai Deon yang tinggal bersama kami gimana?” tanya Michael kepada Matteo.“Biarlah Deon tetap berada di asramanya. Di sana dia sudah banyak berteman,” jawab Sarah dengan tetap tersenyum ramah.“Baiklah,” jawab Matteo dan Michael secara bersamaan dengan nada kecewa.Sarah tetap dalam keputusannya untuk tidak terlalu bergantung kepada Matteo dan Michael.“Aku harus lebih giat mencari simpanan untuk dapat pergi segera pergi dari sini dan membuka perusahaan baru,” gumam Sarah sambil meneguk minumannya kembali.Sementara Michael menggelengkan kepalanya, “Entah apa yang kamu pikirkan, heran aku…,” sahutnya sambil berlalu menuju ke stand makanan.Michael memegang kantong celananya, di mana dia menyimpan sebuah kotak kecil berisi sebuah cincin.
“Bukan saya yang menyuruh Sarah pergi, tapi kamu !” lanjutnya.“Kamu ingin melenyapkan Sarah, makanya aku hanya menyuruhnya bersembunyi sementara waktu, hanya sementara. Tidak menyuruh dia pergi selamanya,” jawab Melya kembali.“Saya tidak berniat melenyapkan Sarah !..., Ok, Kakek akui pertama memang saya berniat melenyapkannya, tapi setelah Luca setuju menikah dengan Melya, maka Sarah bukan halangan yang membutuhkan tindakan besar. tidak usah sampai mengotori tanganku untuk membunuhnya.”“Ya, tapi mengapa Kakek juga ikutan memburu Sarah sampai ke kota X?” tanya Melya dengan mata masih melotot.Kakek terdiam sejenak, dia terkejut karena ternyata menantunya mengetahui sebanyak ini. Kakek itu mendengkus sebelum menjawab, “Saya hanya ingin mengontrolnya.”“Tuh kan, akhirnya ketahuan maksud jahatmu !” Melya memalingkan wajahnya dengan kesal.“Maksud jahat?
Bram memasukkan sepotong Apel ke mulutnya, melanjutkan kalimatnya.“Kamu yang tidur terus disana merasa tidak ada penderitaan lagi, sementara aku setiap hari harus melayani Melya yang haus belaian Akibat tidak pernah kamu sentuh menjadi istrimu.”“Dan Andrew yang bertanya dan bertanya terus seperti robot dengan solar panel. Hanya kehilangan energi bila matahari sudah tenggelam.”“Lihat, diriku saja sampai tidak punya niat lagi melihat wanita lain. Karena terlalu capek melayani napsu Melya.”“Kadang dalam kondisi tertidur panjang sepertimu ini, membuatku ingin membunuhmu saja karena tidak bisa berkelahi seperti dulu. Baku hantam sampai kecapekan.”“Misalnya dengan sepotong pisau kecil ini, ingin aku menggorok nadimu dalam 3 detik daripada kamu tidak seperti hidup dan tidak juga mati. Karena sesungguhnya aku sangat marah.”“Hanya karena seorang Sarah kamu menjadi tidak bisa berp
“Kamu tahu, saya tidak pernah main – main dalam pekerjaan saya,” lanjut Bram kemudian bergerak ke meja kecil untuk menuangkan air putih.“Saya akan menemukan Sarah dan anakku,” ucap Luca melihat ke langit – langit kemudian menutup matanya.“Saya pasti akan menemukan mereka secepat mungkin,” lanjutnya.Bram meneguk habis minumannya.“Jadi apa rencanamu?” tanya Bram kemudian.“Penggantiku bisa menggantikan selama 6 bulan. Dokter akan memberikan Vonis bahwa Ia koma total sehingga bisa memberi waktu setidaknya 6 bulan.”“Saya akan mulai mencari di luar negara ini,” jawab Luca sambil masih memejamkan matanya.“Di luar negara ini? Dimana? Dan bukankah sudah lima tahun? Entah apakah mereka masih hidup?” tanya Bram.Luca membuka matanya kemudian melotot ke arah Bram.”Masih hidup. Saya yakin tentang itu. Karena rasa itu ada di sin
Sekali lagi Bram menganggukkan kepalanya tanda mengerti.“Ohya, bagaimana penyakitmu?” tanya Bram kemudian.“Penyakitku akan sembuh seiring waktu.”“Mulai besok akan melakukan fisiotherapy yang ketat untuk melatih daya gerakku.”“Mungkin membutuhkan 1 bulan maka daya gerak dan penglihatanku akan sembuh .”“Jadi kamu sudah bisa melihat dengan jelas?” tanya Bram sambil mengoyangkan tangannya ke arah Luca.“Ya, Cuma sedikit menyakitkan bila terkena cahaya.”“Ohhh, berarti operasinya berhasil ya. Hebat juga Dokter Muda yang menanganimu di Indonesia itu,” seru Bram kembali bersemangat.“Ya, jangan lupa kirim reward untuknya,” ucap Luca.“Baik Bos,”“Pergilah, kamu tidak bisa meninggalkan mereka terlalu lama”Bram menganggukkan kepalanya. Hendak berlalu pergi.“Eh, bagaimana c
Dengan perlahan Bram keluar sebagai dokter gadungan. Aksinya dan cara berjalannya sungguh percaya diri sebagai seorang dokter asli.“Hei kalian, sini sebentar…. Bantu Saya mengangkat kardus ini ke mobil,” ujarnya kepada kedua petugas tadi.Kedua petugas yang merasa harus selalu patuh kepada dokter yang bekerja, tanpa curiga membantu Bram mengangkat kardus yang luMelyan berat menuju ke tempat parkir.Akibat beban yang berat, sesampainya di tempat parkir, keduanya sudah kecapekan mengatur nafasnya.Bram memanfaatkan kesempatan ini untuk membius mereka berdua.Petugas yang satu lagi ingin melawan setelah melihat temannya dibius Bram, tapi Bram sudah dengan lihai memutar tangannya sehingga pantat petugas itu yang tertusuk.Hanya butuh beberapa detik, mereka berdua sudah pingsan di sekitar mobil.Bram segera mengangkat mereka masuk ke dalam mobil sambil tertawa kecil dan bersiul. Mobil pun dijalankan perlahan keluar dari
Sebelum berangkat, Bram memeluk Bunga sebentar, menciumnya bibirnya dengan lembut. Bunga memang tinggal bersama dengannya selama ini.“Tunggu aku pulang ya, “ ucap Bram lembut dan mengelus pipi Bunga.Bunga menjawab dengan anggukan kecil. Kembali Bram mencium lembut keningnya karena ia sangat menyukai sifat Bunga yang sangat patuh, tidak seperti Melya yang lebih suka mendominasi dan melawan.Melya memandang dengan cemburu di dalam mobil kemudian memalingkan wajahnya.Bram duduk di depan kemudi tanpa memperdulikan sikap Melya yang menyebalkan, Bram membantu memasangkan sabuk pengaman Melya kemudian mobil pun dikemudikan menuju ke bandara.Tanpa ada percakapan, Mereka masuk ke dalam pesawat pribadi yang membawa mereka menuju Jerman.Bram cukup kaya sehingga ia juga mempunyai pesawat pribadi.Di dalam pesawat, Bik Imah sudah menempatkan Andrew di tempat tidur kecil sehingga Andrew melanjutkan tidurnya dengan nyaman.Br