“Kamu ingin pergi kemana?” tanya Wisnu kembali dengan tersenyum namun mata hanya menatap ke jalan.
“Pulang sajalah, Sarah sudah capek dan Pengasuh pasti menunggu cukup lama.”
“Bukanlah masih jam 10, belum terlalu malam untuk usia Sarah keluar mencari angin dan pasangan,” jawab Wisnu masih tetap melihat ke jalan.
Sarah tidak tahu pikiran Wisnu ingin menyembunyikan dirinya. Hanya merasa tidak ingin menyingung Luca.
“Bukankah besok – besok kita masih bisa bertemu kembali?” tanya Sarah.
“Memang benar, tapi malam ini Saya masih ingin bersamamu. Bagaimana bila Kamu menemaniku mengunjungi kerabatku yang tinggal tidak jauh dari sini?” tanya Wisnu kemudian.
Sarah terdiam, memikirkan jawabannya.
“Kerabatku itu adalah seorang Ibu yang sudah tua, mendiang anaknya adalah teman baikku. Luca sempat berjanji untuk bertemu dengannya bila mempunyai kesempatan berkunjung
“Ya, Saya akan memasak untuk Wanita cantik itu. Mrs. Smith menyungging senyumnya.“Usahakan dia tidak pergi sendiri ya, dia tidak mengerti jalan kembali ke kota. Bibi bisa menghubungi saya diam–diam bila diperlukan.”“Baik, pergilah. Dia bukan anak kecil. Amanlah…”“Baik Bibi, saya akan membawa ponselnya untuk tahu lokasi ke Kota karena handphone saya sudah habis baterainya.”Seusai Wisnu mengatakan demikian, Ia langsung pamit dengan mobilnya menuju kembali ke Hotel tempat ia menginap dengan wajah tak berdosanya.Ia membasuh wajahnya di toilet dan mengganti pakaian tidur. Wisnu berjalan melewati para pengawalnya yang memandangnya dengan raut wajah tidak enak.“Kemana kamu, dan dimana Sarah?” tanya seorang yang merupakan ketua pengawal.“Sudah kuantar pulang,” jawab Wisnu dengan ketus.“Apa sih yang kalian lihat? Bukankah Wisnu sudah
Sarah melihat kembali jam di dinding.“Mengapa Luca belum menjemputku dan mengapa dia membawa ponselku?” tanyanya kepada Mrs. Smith dengan heran.“Ohh itu, Ia mengatakan pinjam ponselmu karena miliknya sedang low battery dan karena sudah malam dan perjalanan membutuhkan lebih kurang dua jam, maka lebih baik Ia meminjam ponselmu karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selama dalam perjalanan,” jawab Bibi.“Betul juga.” Sarah menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Bagaimana bila Sarah membantu Bibi di kebun belakang? Kebun Bibi banyak bunga dan sayur yang bisa dipetik.”“Benarkah? Sarah suka bunga, Ayo….”Mereka pun menghabiskan waktu memberesi kebun belakang. Sarah mengagumi kebun Bibi yang tertata dengan rapi. Ia pun memetik beberapa bunga untuk dirangkai dalam sebuah vas bunga.“Petiklah seporsi kangkung untuk nanti kita masak dan makan siang bersama Luca,&
“Bukankah Saya masih berada dalam gengamanmu? Pengawal itu hanya mengisi perutnya sebentar, Saya yakin bila Luca menyuruh mereka mengigitku, maka itu tetap akan terjadi,” jawab Wisnu.Luca hanya diam memikirkan sesuatu.“Lepaskan adiknya, lakukan seperti kemauannya, Kamu seharusnya mengerti Bram, gerak cepat,” ucap Luca sambil menatap Bram dengan tajam.“Baik.” Bram melangkah keluar untuk membuat beberapa panggilan.Tak lama kemudian waktu menunjukkan pukul 11 siang, Bram membuka layar laptopnya menampilkan Adik dan Ibu Wisnu sedang berada di sebuah bandara.“Lihat mereka sudah pergi ke daerah yang kita tidak tahu, sekarang dimana Sarah?” tanya Luca.Wisnu memberikan sebuah denah melalui ponselnya. “Kamu pergi sendiri Luca, jangan sakiti Bibik yang sudah tua itu. Sarah baik – baik saja. Saya meninggalkannya tidur di sana karena Dia kecapekkan semalam. Tidak ada hal yang
Dengan kecepatan tinggi Luca menyalip mobil di depannya, tujuannya satu, yaitu menuju lokasi yang sudah dibagikan tadi.Dia tidak ingin terlambat lagi.***Sarah buru – buru melihat ke jendela saat mendengar suara deru mobil masuk ke halaman rumah Mrs. Smith.“Luca sudah tiba,” serunya dengan penuh kegirangan seolah bertemu dengan pacar yang diundang untuk makan bersama.“Bukalah pintunya, makanan juga sudah siap,” Mrs. Smith tersenyum karena seolah mendapatkan seorang putri yang sedang berbahagia.Luca keluar dari mobil melihat Sarah yang sudah membuka pintu dan menunggu dengan senyumnya, membuat hati Luca merasa seperti sedang melayang dan bermimpi.Ia pun berlari kecil memeluk Sarah mendekapnya dengan erat. Sudah hampir 6 tahun Luca mencarinya.“Akhirnya kutemukanmu,” gumam Luca dalam hatinya kemudian meneteskan airmata tanpa sadar.Luca menatap wajah Sarah yang tidak berubah,
Bram yang masih kesal kepadanya langsung menghajar perut Wisnu. Wisnu kembali memuntahkan darah segar dari mulutnya.“Uhukkk…”“Apa sih masih pukul – pukul,” seru Wisnu setelah membersihkan mulutnya.“Kamu mau saya mati di sini?”“Ya, kalau bisa mati aja. Saya lebih mudah menjawab Luca nanti bila Kamu memutuskan bunuh diri,” jawab Bram dengan ketus.Wisnu yang kalah perkataan pun hanya memilih diam.***Sarah membantu Bibi membersihkan meja dan piring sementara Luca menatap kegiatan mereka dari ruang tamu. Sebentar – sebentar Sarah melirik dan memberikan senyuman manisnya.Sungguh hati Luca sangat bahagia.Setengah jam kemudian, Luca bangkit dari tempat duduknya karena merasa Sarah sudah cukup lama sekali di dapur. Luca sudah tidak perduli pekerjaan mencuci yang belum selesai.Ia langsung menarik tangan Sarah sambil mengatakan ke Bibi, “ Bibi
“Sarah tidak ingin...” ucap Sarah dengan lesu.“Tidak…, Luca akan melakukan pers conference untuk memberitakan bahwa Kamu adalah istriku yang sesungguhnya. Istri pertama dan terakhirku. Satu – satunya wanita yang kucintai dan ingin kulindungi selamanya.”Sarah terdiam, dalam hatinya memang terharu, tapi bagaimanapun masih saja ada ketakutan.“Apakah Sarah masih belum percaya?”Sarah tidak menjawab.“Baiklah, Kita akan mengumumkan pernikahan di acara Fashion Show besok. Saya yakin PIC akan mendukung penuh keputusan ini juga.”“Pertunjukkan itu disiarkan secara Internasional Luca..”“Justru Luca ingin memberitakan kepada semua orang !” Luca menggenggam tangan Sarah dengan erat dan meletakkannya di dadanya, kemudian menciumnya dengan lembut.“Jangan pernah bermimpi meninggalkanku lagi. Luca sudah memborgolmu di sini,” ucap
Jawaban si kecil Deon membuat Sarah melotot dan wajahnya memerah tak lama kemudian. “Ohya,… Kamu mimpi apa sambil menatap fotoku dalam tidur?” tanya Luca melihat ke arah Sarah, kemudian Luca menurunkan Deondari gendongannya, merapatkan duduknya mendekati Sarah, kemudian memeluk Sarah yang makin memerah wajahnya. “Bermimpi seperti ini?” tanya Luca yang kemudian mengangkat dagu Sarah dan menciumnya dengan lembut. “Ihhhh, maluuu….,” ucap Deon yang kemudian berlari kecil dan masuk ke dalam kamar. “Apakah Kita ke kamar sebentar?” tanya Luca sambil menghapus saliva yang ada di bibir Sarah setelah mereka berciuman cukup lama. “Tidak, nanti malam saja,” jawab Sarah yang kemudian makin tidak karuan setelah sadar akan ucapannya. “Hhmm, yang baru saja dibilang itu berarti malam ini Luca sudah diijinkan menginap, ya,” ucapnya sambil tersenyum tanpa melepas tangannya yang memeluk pinggang Sarah. Sarah menyembunyikan wajahnya yan
Setelah keheningan yang terjadi beberapa menit. Sarah mulai melirik Deon, bergantian melirik ke arah arah Luca yang dibalas dengan senyuman Luca yang selalu ia rindukan..Mereka sengaja membiarkan suasana hening agar Sarah dapat memikirkan dengan baik apa yang ingin diutarakannya.Luca kembali memperat gengaman tangannya.“Baik, Sarah setuju,” ucap Sarah kemudian yang disambut dengan teriakan oleh Deon.“Horeeee.., akhirnya Mama dan Papa bersatu kembali. Deon punya keluarga lengkap dan adik–adik yang banak nanti.”Kedua orang dewasa itu pun terkejut semuanya atas perkataan Deon yang terlalu jauh. Kemudian mereka bersama tertawa dengan bahagia.“Besok Luca akan melamarmu di penutupan acara Fashion Show,” ucap Luca.Sarah dan Deon menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Besok pagi sesudah sarapan kita akan bersama – sama melihat dan memilih cincin pertunangan,” ucap