“Mau apa lagi kamu kesini! Hah,” teriak Arsen yang berdiri di depan pintu.“Sayang aku datang ingin bertemu denganmu,” ucapnya pada Arsen.“Sudah berapa kali ku katakan padamu, jangan ganggu aku lagi! Apa pendengaranmu sudah tidak berfungsi dengan baik!” Teriak Arsen pada Jesika.“Sekarang juga kamu pergi dari sini!” Usir Arsen.“Pak tolong seret dia dari hadapanku!” Ucapnya dengan tatapan mata dingin.“Baik Pak. Akan saya laksanakan!” Jawab Security dengan tegas.“Ayo mbak jalan.”“Jangan pegang-pegang aku bisa jalan sendiri,” ucap Jesika yang tidak mau di tarik paksa.Arsen langsung menutup pintu apartemen. Sedangkan, Jesika pulang dengan wajah yang kesal. Sepanjang jalan dia menggerutu pada Arsen yang sudah mengusirnya. Jesika pun pergi meninggalkan apartemen Arsen.***Di lain tempat saat ini Bella berada di Butiknya bersama dengan Andriana.Si kembar ikut Maminya ke butik. Dia setiap hari selalu membantu sang Mami di butik. Beda dengan Indriana adik kembarnya yang berprofesi sebag
Setelah Arsen pulang kembali ke Jakarta. Kinan di Kota Kembang pun sibuk dengan pekerjaannya. Sepulangnya dari toko Bunganya dia selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan arsen. Seperti malam ini mereka sedang video call.[Hallo, assalamualaikum Bang.][Waalaikumsalam Dek. Kamu lag ngapain?][Aku lagi telponan sama Abang][Kangen dek sama kamu][Sama aku juga kangen sama Abang][Masa sih?][Iya ih]Percakapan mereka berdua pun terputus karena, hari sudah larut malam. Arsen ingin Kinan istirahat lebih awal. Kasian pasti dia capek seharian di Toko Bunga mana perutnya sudah besar pasti sulit untuk bergerak bebas.“Sudah video call nya Neng?” Tanya nenek.“Sudah nek. Tadi bang Arsen suruh aku istirahat,” ucap kinan yang mau duduk di kursi saja sulit.“Sini nenek bantu kamu untuk duduk,” ucap Nenek yang membantu Kinan duduk.“Nek, kehamilan aku kok besar sekali ya? Apa aku hamil anak kembar nek?” Tanya Kinan pada Nenek.“Sini biar nenek pegang dan periksa. Sepertinya kamu hamil a
“Hey kalian cepat turun!” Teriak Niko pada orang di dalam mobil.“Ayo cepat keluar! Kalian sudah menabrak mobil kami!” Niko berteriak kembali pada pengendara mobil yang menabrak mobilnya.Mereka yang di dalam mobil keluar dari dalam mobil, dan langsung menodongkan senjata api pada Niko dan Robi. Jumlah mereka sekitar 10 orang dengan mengenakan jas hitam. “Angkat tangan!” Ujar salah satu dari mereka.“Siapa kalian! Apa tujuan kalian menghadang mobil kami!” Ucap Robi dengan nada suara tinggi.“Kami diperintahkan oleh Bos untuk membawa Nona Kinanti,” salah satu di antara mereka mengatakan jika mereka akan membawa Kinan.“Jangan harap kalian bisa membawa pergi Nona Kinan! Aku dan Robi tidak akan membiarkan kalian menyentuh Nona Kinan. Walaupun hanya seujung kuku. Tidak akan aku izinkan kalian menyentuhnya!” Teriak Robi.“Ha ha ha kalian cuma berdua mau melawan kami yang berjumlah lebih dari kalian! Gue pastikan kalian berdua akan habis di tangan anak buah gue,” ucapnya dengan lantang da
“Bodoh kalian semua! Percuma saya bayar kalian mahal, tapi tidak ada hasilnya!” Teriak Andre yang marah pada anak buahnya.“Kau pastikan sebelum anak buahmu membuka mulut pada Arsenio, sebaiknya habisi mereka!” Ujarnya yang meminta anak buah yang tertangkap di habisi sebelum mereka membuka mulut.“Baik Bos, saya pastikan mereka tidak akan membuka mulut,” ucap pimpinan orang suruhan Andre.“Bagus, saya mau mereka tutup mulut!” Tegas Andre.Dia segera pergi dari hadapan anak buahnya tersebut. Menuju ke dalam kamar dan berbicara sendiri dengan bingkai foto. Selama ini dia melakukan hal seperti itu jika dia mengalami kegagalan, dia akan berbicara pada foto sang Mami.“Maafkan aku mi, belum bisa membalaskan dendam Mami pada Keluarga Ryan,” ucapnya lirih dengan tangan memegang bingkai foto.“Aku janji Mi, sebentar lagi keluarga Ryan akan aku hancurkan! Aku berjanji akan membalaskan sakit hati Mami pada Ryan,” ujar Andre yang sedang memeluk bingkai foto dengan air mata yang berderai.Sedangk
“Kurang ajar! Siapa lagi yang cari masalah denganku!” Teriak Arsen.“Kinan dan nenek tunggu di dalam saja. Aku dan Toni akan turun sebentar,” ucap Arsen pada Kinan.“Hati-hati bang,” jawab Kinan.Arsen tersenyum melihat Kinan yang khawatir padanya. Dia langsung turun bersama dengan Toni. Di depan sana sudah ada lima orang yang sedang berdiri menghadang mobilnya.“Mau apa kalian menghadang kami!” Teriak Arsen.“Kami mau melenyapkan nyawamu!” Tunjuk salah satu dari mereka.Arsen yang mendengar mereka ingin menghabisi dirinya hanya tersenyum. Dia melirik pada Toni. Seakan Toni tau apa yang dimaksud oleh Bos nya.“Apa kamu sudah siap Toni?” Tanya Arsen.“Saya sudah siap Bos,” jawab Toni.Mereka langsung berjalan ke depan. Dari pihak musuh langsung menyerang mereka. Perkelahian pun terjadi. Arsen bertarung melawan tiga orang. Sedangkan, Toni bertarung dengan dua orang lawannya. Pertarungan pun tak terelakkan lagi.“Nek, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Kinan.“Coba kamu telepon kantor Po
Andre menuju ke Rumah sakit, dia ingin memastikan sendiri jika Arsen saat ini sedang sekarat di Rumah sakit. Dengan mudah dia akan membawa Kinan pergi jauh dari sisi Arsen. Terlihat bahagia di raut wajahnya, dia senang bisa membuat Arsen tak berdaya.“Ayo cepat turun,” ujar Andre pada Rio. “Siap Bos,” jawab Rio.Mereka masuk ke dalam Rumah sakit yang dimana Arsen di larikan. Dengan angkuhnya dia masuk dan bertanya pada Suster jaga. Namun, dia marah ketika dia tau jika Arsen telah keluar dari Rumah sakit.“Kurang ajar ternyata dia sudah keluar dari Rumah sakit ini,” Andre kesal karena dia tidak menemukan Arsen di Rumah sakit.“Cepat kejar mobil mereka! Habisi mereka semua!” Teriak Andre pada Rio.“Baik Bos, saya akan pastikan mereka tidak akan sampai di Jakarta sana,” jawab Rio.“Bagus, cepat laksanakan!” Ujarnya dengan nada suara tinggi.Andre dan Rio pergi dari Rumah sakit dan menuju ke markas. Sedangkan anak buah Rio mengejar mobil Arsen. Kini mobil yang Arsen tumpangi tengah melaj
Pagi pun tiba Kinan, Arsen dan Nenek udah siap. Hari ini mereka akan pulang ke Jakarta dengan menggunakan mobil rental. Sedangkan mobil Arsen di bawa oleh anak buah Ricky. Mereka melakukan ini agar musuh tidak bisa menyelidiki keberadaan mereka.“Apakah semuanya sudah siap Toni?” Tanya Arsen.“Semua sudah beres Bos. Tinggal jalan saja,” ujarnya pada Arsen.“Kalau semuanya sudah siap, sebaiknya kita melanjutkan perjalanan. Kalau bisa sebelum malam kita sudah sampai di Jakarta,” ucap Arsen.“Baik Bos.”Mereka sudah berada di dalam mobil. Tidak lama Supir rental melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sedangkan Toni duduk.di samping sopir rental yang sedang mengendarai mobil.Sedangkan di rumah Pak Rudi saat ini Bu Susi sedang berkelahi dengan suaminya. Pak Rudi kesal pada Bu Susi terlalu boros. Pak Rudi juga kesal lihat Olivia yang seperti Ratu saja di rumah. “Apakah kalian berdua nggak bisa membersihkan rumah! Apakah pekerjaan kalian itu hanya bisa berfoya-foya saja?” Pak Rudi
“Gue tunggu lo disini. Service gue dengan baik dan lo akan gue kasih imbalan lebih jika lo bisa memberikan service yang bagus untuk gue,” jawab Damar pada Olivia.“Oke gue akan service lo dengan baik dan lo bakal ingat terus sama gue,” Oliv langsung pergi meninggalkan Damar dan dia menuju ke kamar mandi.Olive mandi dan membersihkan badannya. Selesai mandi dia membuka pintu kamar mandi dan Oliv hanya mengenakan handuk untuk menutupi badannya yang putih. Damar yang melihat pemandangan di depan matanya seperti orang yang terhipnotis. Juniornya pun ikut bangun melihat paha putih Oliv. “Sebaiknya kamu pakai lingerie yang gue simpan di atas kasur. Gue mau mandi dulu,” ucap Damar yang langsung menuju ke arah kamar mandi.“Oke.”Olivia langsung memakai lingerie berwarna hitam yang disiapkan oleh Damar. Sedangkan, Damar masih berada di dalam kamar mandi. Oliv bercermin di depan dan dandan mempercantik diri untuk menyambut Damar. Pintu kamar mandi pun terbuka dan terlihat Damar yang hanya me