“Aku nggak mau membuat kamu sedih. Aku dan Papi sepakat akan menyelamatkan baby Frederick walaupun kami harus kehilangan saham perusahaan. Karena, misi dari Andre pada keluarga kami itu hanya satu dia ingin agar kami semua menyerahkan harta kekayaan kami pada Andre,” ucap Arsen menjelaskan pada Kinan.“Dia ingin melihat keluarga Caniago mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin,” Arsen menjelaskan pada Kinan apa yang Andre mau.“Maaf aku nggak tau jika Andre memiliki dendam dengan Papi,” ucapnya pada Arsen.“Iya nggak apa-apa sayang. Yang terpenting Andre bisa mengembalikan baby Frederick pada kita lagi. Uang kita bisa cari sayang,” ucap Arsen pada Kinan.Betapa bodohnya Kinan jika harus mengikuti maunya Andre yang mau agar dia dan Arsen berpisah. Kinan tersenyum pada Arsen dan dia merasa bersalah pada suaminya. Kinan meminta maaf pada Arsen.“Sudah ya sayang, aku yakin kita bisa menghadapi semua ini dengan baik. Percayalah semua akan baik-baik saja,” ujar Arsen pada istrinya.“Iya bang
“Kalian bisa tinggal di rumahku!” Ucap seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka.“Reyhan!” Ucap mereka bersamaan.“Kapan kamu tiba nak?” Tanya Ryan pada keponakannya.“Kemarin baru tiba om,” ujarnya pada Ryan.“Bagaimana kabar Papi dan Mami mu disana?” Tanya Ryan.“Alhamdulillah Papi dan Mami baik. Om kenapa nggak undang aku sih waktu kemarin Bang Arsen menikah?” Tanya Reyhan yang merasa dirinya tidak diundang.“Om udah suruh Papimu untuk datang kesini tapi dia bilang masih banyak kerjaan disana,” jelas Ryan pada Reyhan.“Lagian Bang Reyhan kelamaan di luar negri sih jadi nggak tau keadaan disini,” ucap Andriana pada Reyhan.“Ya habis mau gimana lagi dek. Pekerjaan yang menuntut abang untuk selalu standby disana,” ujarnya pada si kembar.“Om sebenarnya ada masalah apa sih? Sehingga kalian harus meninggalkan rumah ini?” tanya Reyhan pada Ryan.Ryan menceritakan apa yang sedang terjadi. Reyhan mendengar cerita dari Ryan dia kesal juga pada Andre yang sembarangan saja menuduh tanpa
Arsen dan Ryan sepakat akan bertemu dengan Andre hari ini. Dia sudah menyiapkan semua berkas-berkas kepemilikan hotel dan rumah. Orang yang ditunggu tiba di gedung kosong yang mereka sepakati.“Aku akan memastikan jika kalian datang hanya berdua saja!” Ucap Andre dengan suara beratnya.“Silahkan kamu bisa periksa apakah kami datang berdua atau kami datang berkelompok,” ujar Arsen.“Mana bayi Frederick? Kenapa kau datang hanya seorang diri?” Tanya Arsen.“Ha ha ha kau pikir aku sebodoh itu hah! Sampai kapan pun aku tidak akan menyerahkan bayi Frederick pada kalian!” Andre membohongi Arsen dan Ryan.“Dasar kau manusia licik,” ujar Arsen.“Tangkap kedua orang itu dan habisi mereka!” Perintah Andre pada anak buahnya.“Siap bos laksanakan.”Pertarungan terjadi Arsen dan Ryan harus melawan preman-preman tersebut. Mereka berdua melawan anak buah Andre. Sedangkan Andre hanya menyaksikan pertarungan yang sangat dia nantikan selama ini. Namun, tidak disangka polisi tiba dan segera menangkap ana
Kinan akhirnya, mendonorkan darahnya untuk Andre. Selesai mendonorkan darah dia langsung menuju ke depan, yang dimana ada suami dan mertuanya. Kinan menatap Arsen dan Papi mertuanya dengan heran.“Bang, Pi ada apa kok kelihatannya abang sama Papi tegang sekali?” Tanya Kinan.“Sampai saat ini kita belum bisa menemukan dimana keberadaan anak kita. Entah Andre menyembunyikan baby Frederick dimana,” kata Arsen pada Kinan.“Kita berdoa saja bang semoga bang Andre segera sadar agar bisa kita tanya dimana baby Frederick berada,” ucap Kinan pada suaminya.“Iya sayang.”Tidak lama pintu ruangan operasi di buka. Terlihat seorang Dokter yang keluar dari dalam ruang operasi. Dokter memberitahukan jika Andre mengalami koma. Akibat kecelakaan yang dia alami. Arsen, Kinan dan Ryan tercengang mendengar penjelasan dari Dokter. Setelah itu Dokter pergi meninggalkan mereka bertiga. Andre dipindahkan ke ruang ICU.“Bang bagaimana ini? Bang Andre koma, lalu bagaimana dengan anak kita bang,” ucap Kinan yan
Kinan sudah mulai tenang dan sudah bisa tertawa. Walaupun, masih terlihat di raut wajahnya tersimpan kesedihan. Tapi dia tetap tegar dan masih melayani keluarganya dengan baik. Ting tong! Terdengar suara bel pintu dari luar rumah. Bi Darmi langsung menuju ke ruang tamu dan dia membukakan pintu. “Eh Pak Rudi, Bu Susi silahkan masuk,” Bi Darmi mempersilahkan kedua orang tua Kinan masuk. “Terima kasih bi,” jawab Pak Rudi. “Bi, nak Arsen dan Kinan ada di rumah?” Tanya Bu Susi. “Ada bu, silahkan duduk. Saya panggilkan dulu ya,” ujar bi Darmi. “Terima kasih bi.” Bi Darmi menuju ke dalam rumah. Sedangkan Pak Rudi dan Bu Susi menunggu di ruang tamu. Bu Susi merasa takjub melihat rumah Arsen dan Kinan. Begitu megah dan mewah, dan banyak guci dan barang- barang bermerk dan mahal harganya. “Mujur sekali ya nasib si Kinan, dapat suami anak orang kaya. Beda jauh sama Olivia yang hanya menjadi simpanan suami orang,” keluh Bu Susi dalam hati. “Bu kamu lagi ngapain disitu? Ayo dudu
Sudah satu bulan Andre terbaring di Rumah sakit. Hampir setiap hari Kinan datang membesuknya. Kinan merasa dekat sekali dengan Andre. Dia merasa ada ikatan batin dengan Andre.“Bang kapan kamu bangun? Ini sudah 1 bulan tapi kamu kok belum sadar juga,” ujar Kinan yang menatap Andre.“Kamu tau nggak bang. Aku kok merasa dekat sama kamu, seperti adik yang merindukan kakaknya,” ucap Kinan yang mengajak ngobrol Andre.“Cepat sembuh ya bang cuma kamu yang tau dimana keberadaan baby Frederick berada,” ujar Kinan yang mengajak Andre mengobrol.Andre hanya terdiam dalam keadaan komanya. Kinan masih saja mengajak Andre ngobrol. Walaupun, dia tidak bisa membalas ucapan Kinan.“Bang, aku sudah selesai membesuk kamu di Rumah sakit dan sudah waktunya aku untuk pulang ke Rumah,”ucapnya pada Andre.Kinan keluar dari ruang ICU menuju ke luar dan dia langsung menuju pada mobil yang terparkir. Kinan langsung masuk dan menghidupkan mesin mobil menuju rumah. Sepanjang perjalanan Kinan menghidupkan musik d
Pagi ini Arsen dan Kinan akan pergi ke Rumah sakit jiwa. Yang dimana ibu Andre di rawat. Mereka ingin menanyakan alamat rumah Andre yang sebenarnya. Karena, Arsen mendapatkan alamat rumah andre namun,di rumah itu tidak ada baby Frederick. Bahkan, penghuni rumah itu mengatakan jika rumah yang dia tempati itu rumah miliknya.“Dek, aku sama anak buahku pernah mendatangi rumah Andre. Tapi di rumah itu yang menempati orang lain,” Arsen menjelaskan pada Kinan.“Apakah seperti itu bang? Berarti kita ke Rumah sakit pun percuma bang. Sudah pasti Andre memberikan alamat palsu pada pihak Rumah sakit jiwa,” ujar Kinan pada Arsen.“Ya kita coba saja dulu dek,” jelas Arsen pada Kinan.“Ya sudah kita coba saja dulu ya bang,” jawab Kinan.Mereka sudah siap berangkat ke Rumah sakit jiwa. Namun, baru saja mereka mau jalan tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering.Drtt drtt“Tunggu dulu dek handphoneku berbunyi,Sepertinya ada yang menelponku,” ujar Arsen yang memberitahu Kinan.“Dilihat saja dulu bang
Andre menelpon Rio dan meminta padanya untuk membawa baby Fredy datang ke Rumah sakit. Rio menyetujui permintaan Andre untuk membawa baby Fredy ke Rumah sakit. Sesampainya di Rumah sakit, Kinan yang melihat anaknya tiba langsung merebutnya dari tangan Rio dan menggendongnya.“Lepas! Aku mau gendong anakku!” Teriak Kinan pada Rio.“Rio biarkan dia bersama ibunya,” ucap Andre.“Siap bos,” jawab Rio.Kinan menangis bahagia melihat kembali bayi kembar yang sempat hilang darinya. Arsen yang melihat Kinan memeluk anaknya sangat begitu bahagia. Dia bersyukur akhirnya, mereka bisa berkumpul kembali dengan Putra kembarnya.“Terima kasih Kinan karena, kamu sudah menolongku. Aku minta maaf kalau selama ini sudah membuatmu sedih dan kecewa,” ucapnya pada Kinan.“Terima kasih juga. Karena, abang sudah mau mengembalikkan baby Fredy,” ucap Kinan pada Andre. “Biar bagaimanapun juga hukum tetap berjalan. Saya sudah melaporkan kamu pada pihak yang berwajib atas penculikan yang kamu lakukan pada anak