Pagi ini Arsen dan Kinan akan pergi ke Rumah sakit jiwa. Yang dimana ibu Andre di rawat. Mereka ingin menanyakan alamat rumah Andre yang sebenarnya. Karena, Arsen mendapatkan alamat rumah andre namun,di rumah itu tidak ada baby Frederick. Bahkan, penghuni rumah itu mengatakan jika rumah yang dia tempati itu rumah miliknya.“Dek, aku sama anak buahku pernah mendatangi rumah Andre. Tapi di rumah itu yang menempati orang lain,” Arsen menjelaskan pada Kinan.“Apakah seperti itu bang? Berarti kita ke Rumah sakit pun percuma bang. Sudah pasti Andre memberikan alamat palsu pada pihak Rumah sakit jiwa,” ujar Kinan pada Arsen.“Ya kita coba saja dulu dek,” jelas Arsen pada Kinan.“Ya sudah kita coba saja dulu ya bang,” jawab Kinan.Mereka sudah siap berangkat ke Rumah sakit jiwa. Namun, baru saja mereka mau jalan tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering.Drtt drtt“Tunggu dulu dek handphoneku berbunyi,Sepertinya ada yang menelponku,” ujar Arsen yang memberitahu Kinan.“Dilihat saja dulu bang
Andre menelpon Rio dan meminta padanya untuk membawa baby Fredy datang ke Rumah sakit. Rio menyetujui permintaan Andre untuk membawa baby Fredy ke Rumah sakit. Sesampainya di Rumah sakit, Kinan yang melihat anaknya tiba langsung merebutnya dari tangan Rio dan menggendongnya.“Lepas! Aku mau gendong anakku!” Teriak Kinan pada Rio.“Rio biarkan dia bersama ibunya,” ucap Andre.“Siap bos,” jawab Rio.Kinan menangis bahagia melihat kembali bayi kembar yang sempat hilang darinya. Arsen yang melihat Kinan memeluk anaknya sangat begitu bahagia. Dia bersyukur akhirnya, mereka bisa berkumpul kembali dengan Putra kembarnya.“Terima kasih Kinan karena, kamu sudah menolongku. Aku minta maaf kalau selama ini sudah membuatmu sedih dan kecewa,” ucapnya pada Kinan.“Terima kasih juga. Karena, abang sudah mau mengembalikkan baby Fredy,” ucap Kinan pada Andre. “Biar bagaimanapun juga hukum tetap berjalan. Saya sudah melaporkan kamu pada pihak yang berwajib atas penculikan yang kamu lakukan pada anak
“Kamu-,” ucapannya terpotong.“Kamu? Kamu apa yah?” Tanya Kinan.“Kamu bukan anak kandung Ayah dan Bunda,” ucap Pak Rudi.“Jadi a-aku bukan anak kandung Ayah dan Bunda? Kenapa Ayah nggak kasih tau aku?” Ujar Kinan pada Pak Rudi.“Sabar sayang.”Arsen menenangkan istrinya“Itu semua karena, Bunda nggak mau kalau sampai kamu bersedih jika mengetahui dirimu bukan anak kandung kami,” kata Pak Rudi dengan suara lirih.Kaget! Kinan sangat terkejut mengetahui jika dirinya bukan anak kandung Ayah Rudi dan Bunda Melati. Dia merasa di bohongi oleh kedua orang tua angkatnya. Kinan memohon pada Ayah Rudi untuk menceritakan tentang dirinya semasa kecil dulu.“Tolong Ayah ceritakan bagaimana aku bisa kalian adopsi! Aku mohon yah,” pinta Kinan yang memohon pada Ayahnya.“Baiklah Ayah akan menceritakan semuanya padamu,” ujar Ayah pada Kinan.15 tahun yang lalu …“Mas, ayo kita periksa kesehatan. Aku ingin segera memiliki momongan,” ucap Melati pada Rudi.“Baiklah kalau begitu kamu bersiap ya. Kita lan
“Maafkan aku, Ayah. Selama ini sudah mengecewakan ayah. Terima kasih ayah dan bunda sudah merawat aku dari kecil sampai aku dewasa,” ucap Kinan pada Pak Rudi.“Seharusnya ayah yang meminta maaf kepadamu karena, selama ini ayah nggak peduli padamu. Padahal kamu begitu menyayangi ayah,” Pak Rudi meminta maaf pada anaknya.Kinan dan ayah langsung berpelukan. Kinan menangis setelah dia tau jika dirinya bukanlah anak kandung Pak Rudi. Namun, dia tetap bersyukur jika dulu Bunda tidak mengadopsi dirinya entah saat ini dia berada dimana.“Ini baby Fredy sudah ditemukan nak?” Tanya Ayah.“Iya yah. Baby Fredy sudah ditemukan dan alhamdulillah kami bisa berkumpul kembali,” ujar Kinan pada ayahnya.“Iya nak. Alhamdulillah jika kalian sudah bisa kembali bersatu dan semoga kalian selalu akur dalam keadaan apapun,” Pak Rudi menasehati anak dan menantunya.“Iya ayah terima kasih sudah menjadi ayah yang terbaik untukku,” ucap Kinan.“Iya sayang.”Setelah itu mereka berdua berpamitan pulang. Karena, ba
Pagi ini Arsen libur ke kantor dia sengaja diam di rumah. Karena, dia ingin hari weekend dia habiskan bersama keluarga kecilnya. Dia meminta Suster untuk menyiapkan Baby twins. Karena, hari ini dia akan mengajak istri dan anaknya berlibur ke Villa yang berada di puncak.“Sayang ayo ganti pakaiannya kita akan menghabiskan hari weekend di Villa Puncak,” ucapnya pada Kinan.“Iya sayang. Sebentar aku ganti pakaian dulu ya,” sahut Kinan pada suaminya.Kinan menuju ke dalam kamar dan dia segera mengganti pakaian. Selesai mengganti pakaian dia langsung keluar dari kamar. Sementara Arsen sudah menunggunya. Baby twins dan Suster Ela pun sudah siap. “Apakah semuanya sudah siap Sus?” Tanya Kinan.“Sudah bu,” jawab Suster.“Baiklah jika semuanya sudah siap, sekarang saatnya kita berangkat,” ujar Arsen.Mereka segera pergi menuju keluar rumah. Namun, di depan rumah sudah ada bu Susi berdiri menunggu Kinan.“Ibu! Sedang apa ibu berdiri disini?” Tanya Kinan.“Memangnya Ibu nggak boleh datang kesini
“Oh jadi bu Susi mau menjadikan Putra saya sebagai mesin ATM iya? Ayo jawab jangan diam aja.” “Jeng Bella!” Ucap Bu Susi dengan kagetnya. “Iya ini saya besan bu Susi!” Ucap Bella yang menatap bu Susi dengan jengkel. “Jeng Bella! Ya ampun ternyata kamu berbesanan sama jeng Susi?” Tanya teman bu Susi. “Iya Jeng, tadinya saya nggak tau kalau Kinan memiliki ibu sambung yang nggak tau malu! Dulu aja anak sambungnya selalu di hina dan di siksa eh sekarang giliran anak sambungnya menikah sama anak saya eh malah maunya minta uang terus! Situ nggak punya malu ya!” Ejek Bella pada bu Susi. “Ibu kalau ngomong dijaga ya! Saya bisa menuntut ibu dengan pencemaran nama baik saya!” Ancam bu Susi. “Wow serem juga ya bu Susi mau melaporkan saya pada pihak yang berwajib! Ih serem. Tapi saya nggak takut tuh walaupun, ibu ancam saya,” ucap Bella pada Bu Susi. Bu Susi kesal dan tidak lama dia pergi meninggalkan toko tas tersebut. Sedangkan, Bella puas sudah membuat bu Susi jadi malu. Bella han
Pagi pun menyapa sang Surya menyinari villa Arsen. Mereka berdua tidur dengan nyenyaknya setelah bercinta semalaman. Hingga sinar matahari masuk ke dalam kamar mereka. Kinan terbangun saat wajahnya terkena sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar.“Hoam, ternyata sudah pagi. Ya ampun sudah jam 7 pagi!” Teriak Kinan yang kaget dirinya bangun kesiangan.“Ada apa sih yang kok teriak begitu?” Tanya Arsen yang menatap istrinya.“Kita kesiangan bang! Lihatlah sudah jam 7 pagi. Katanya pagi ini kita mau jogging? Malah ini bangunnya siang,” ucap Kinan pada suaminya.“Masih pagi sayang, baru jam 7 pagi kan. Lebih baik besok saja baru jogging. Pagi ini kita jogging di kamar saja,” ucap Kinan yang meledek istrinya.“Ih abang! Aku nggak mau jogging di kamar sama abang!” Kinan kesal suaminya meledek dirinya.“Ha ha ha kamu ini sangat lucu sekali yang,” ucapnya pada Kinan.Arsen memeluk Kinan dengan erat. Sedangkan Kinan yang di peluk pun memberontak nggak mau dipeluk oleh suaminya. Tidak lama
“Apakah benar apa yang dikatakan oleh Pak Idris! Tolong jawab Pak Tomi, saya mau penjelasan dari anda!” Ucapnya pada Pak Tomi. “S-saya,” ucapannya terputus.“Saya apa! Coba jelaskan pada saya!” Ucap Arsen dengan nada tinggi.“I-itu Pak, saya memotong gaji mereka biar di kemudian hari mereka bisa disiplin lagi,” ucapnya pada Arsen.“Disiplin? Apakah selama ini para petani teh nggak disiplin Pak Tomi?” Tanya Arsen pada Mandornya.“Ada beberapa dari mereka yang nggak disiplin Pak,” jawabnya pada Arsen.“Memangnya mereka telat berapa menit?” Tanya Arsen.“Telat 5 menit Pak,” ujarnya.“Telat 5 menit dan kamu potong gaji mereka 100 ribu! Dimana perasaan kamu Pak Tomi! Saya dengar juga kamu menggaji mereka kurang dari gaji UMR. Lalu uang yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulan untuk gaji para petani kira-kira larinya kemana dana itu Pak Tomi?” Tanya Arsen dengan tegas.“Jika dalam besok hari Pak Tomi tidak bisa mengembalikan upah para petani, maka dengan terpaksa saya akan mengeluark