Tersandung RasaDevanka dan Reynold sudah berada di rumah sakit tempat pembacaan hasil tes DNA, di sana sudah ada cukup banyak wartawan, perwakilan dari rumah sakit, dan beberapa orang yang memiliki kepentingan. Dari pintu terlihat seorang wanita yang tidak asing bagi Reynold."Kenapa dia ada di sini," bisik Reynold seraya melihat ke arah wanita bertubuh tambun itu. Terlihat elegan, berkelas dengan dress warna putih, membuat penampilannya menarik walaupun berbobot lebih dari delapan puluh kilogram."Siapa Rey?" tanya Devanka."Dia," ucap Reynold seraya melihat ke arah wanita itu. Devanka mengarahkan matanya, terlihat mengerutkan dahi, lalu dia menyakini bahwa belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. "Dia nyonya Domani, istri dari presdir Domani. Untuk apa dia datang, dia juga di temani pengacara," ucap Reynold."Apa jangan jangan," ucap Reynold terhenti ketika melihat seseorang mulai berbicara dari alat pengeras suara.Salah seorang perwakilan dari rumah sakit terlihat sudah menai
Tabir Rencana PembunuhanTuan Domani masuk ke dalam kamarnya, dia mulai duduk di tempat tidur. Dia terlihat menghela nafas panjang, lalu mulai menangis sejadi jadinya, dia tidak menyangka apa yang direncanakannya justru menyebabkan penyesalan yang mendalam. Tuan Domani mengingat waktu ketika dia bertemu dengan dua orang kepercayaannya.Di ruang kunjungan penjara, terlihat tuan Domani sedang menemui pengunjung yang merupakan dua orang anak buahnya, anak buah kepercayaannya."Semua sudah siap tuan, kami akan melaksanakan semua perintah tuan," ucap salah seorang. "Baiklah, lakukan dengan baik, saya tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun," ucap tuan Domani. "Baik tuan, kami akan mulai mengintainya, dan ketika ada kesempatan, kami akan segera melaksanakan rencana itu," ucap orang yang lain. Dua orang dengan pakaian serba hitam itu terlihat begitu serius dan menakutkan. Sepertinya ada rencana jahat yang serang mereka rencanakan. Satu jam sebelumnya, tuan Domani sudah bertemu dengan asi
Semuanya MembaikSatu tahun berlalu, sepertinya semuanya membaik. Aron sudah sehat, menjadi anak yang ceria, namun dia tetap harus mendapatkan terapy untuk tumbuh kembangnya. Benturan di kepala ketika kecelakaan yang dia alamai setahun yang lalu menyisakan masalah yang harus diseleseikan, tubuhnya harus banyak dilatih supaya bisa tumbuh dengan normal, namun semuanya bisa diatasi, dia tumbuh dengan baik. Aron memiliki sumber daya, dia menjadi putra tertua Reynold Hamzah.Tuan Domani mendapatkan hukumannya, sesuai dengan kejahatan yang dia lakukan. Dia akan lama berada di penjara, lebih dari sepuluh tahun. Dia dan istrinya memutuskan untuk berhenti memperjuangkan Aron, menyerahkan Aron pada tangan yang tepat. "Ayah pulang," ucap Reynold ketika masuk ke dalam kamar anak anaknya. Di sana terlihat Aron sedang bermain dengan perawat Susi, sedangkan Arion, putra keduanya yang berusia lima bulan berada di gendongan Devanka. Mendengar suaminya datang, Devanka memberi isyarat kepada Reynold un
Devanka berjalan dengan santai, menerobos gelapnya malam yang diiringi semilir angin. Sesekali bulu kuduknya berdiri, antara takut atau hanya sekedar karena hembusan angin malam.Biasanya dia tidak pernah pulang selarut ini, hari ini adalah hari yang cukup sial untuknya, karena dia harus lembur tanpa pemberitahuan sebelumnya.Biasanya ketika dia lembur, ada sang ayah yang dengan setia menjemputnya, walau hanya dengan berjalan kaki.Kali ini dia tidak bisa menghubungi ayahnya, ponselnya kehabisan daya dan dia harus lembur di gudang penyimpanan yang letaknya 100 meter dari supermarket tempatnya bekerja.Devanka bekerja di sebuah supermarket ternama di Jakarta, sebuah kota besar yang sangat megah namun kejahatan juga c
Setelah peristiwa itu Devanka membasuh seluruh tubuh dengan air yang keluar dari shower di kamar mandinya. Dia berkali kali menuang sabun dan menggosok tubuh mulusnya itu. Devanka masih mengingat betul ketika pria tua itu menyeret dan membanting tubuhnya ke lantai. Hati dan pikirannya penuh dengan rasa ketakutan yang semakin lama semakin menguasai diri, ketakutakan yang tidak mampu tergambarkan, dia benar benar berada pada titik tertakut di dalam hidupnya. Tidak ada yang terjadi dengan Devanka, namun peristiwa itu memberinya trauma dan ketakutan terse
Satu perawan"Ah, uh, oh, lanjutkan, itu enak sekali," erangan lembut terdengar begitu menggoda. Terlihat Monalisa menggelinjang sejadi jadinya ketika Reynold memainkan lidah di lekuk lehernya. Reynold terlihat begitu lihai, memainkan lidah yang mulai menyusuri lekuk leher Monalisa hingga sesekali naik ke atas telinga dan menciuminya hingga basah. Monalisa begitu menikmati permainan lidah Reynold, tubuhnya menggelinjang dan sesekali terdengar erangan nikmat keluar dari mulutnya seolah ingin membuat Reynold semakin terbakar, hingga terdengar suara pintu diketuk dengan begitu keras.
Sekretaris Pete terlihat berjalan bersama seorang gadis, memasuki gedung perkantoran salah satu milik Hamzah Grup, yaitu tempat yang menjadi kantor tuan muda Reynold. Dengan yakin sekretaris Pete meminta gadis itu untuk masuk ke ruangan tuan muda Reynold. Reynold terlihat mengamati gadis itu dengan seksama. Gadis itu adalah gadis pertama yang dibawa oleh sekretaris Pete di masa pencarian gadis perawan selama lima puluh hari.Gadis lugu dengan penampilan apa adanya. Dari gaya berpakaiannya, sepertinya sekretaris Pete menemukan gadis itu di pinggiran kota. Cukup lama Reynold mengamati gadis yang berusia sekitar sembilan bela
Sekretaris Pete terkejut ketika memasuki ruang kamar kakek Hamzah. Kondisinya sangat berbeda jauh dibandingkan dengan beberapa hari lalu. Kakek Hamzah berdiri dengan tegap, memakai setelan jas putih dengan tongkat andalannya yang dia gunakanan untuk membantunya berdiri lebih seimbang.Rambutnya memang sedikit memutih dan dia sama sekali tidak berniat untuk memolesnya dengan cat warna walau hanya untuk sekedar membuatnya lebih terlihat muda. Usiaya hampir delapan puluh tahun, namun pancaran ketampanananya tidak luntur sedikitpun.Wajahnya berkharisma, teduh dan enak dipandang. Ketampanan yang sudah mendarah daging, mungkin R