Share

Perasaan yang Tumbuh Sejak Dini

Hari sudah hampir gelap, Layla masih diam di dekat sungai sendirian. Bajunya basah, kakinya sakit tidak bisa ia buat berjalan karena Nadine mendorongnya terlalu keras.

Anak itu seolah memiliki kekuatan besar di mana ia tidak mengeluh saat orang lain menyakitinya, tapi Layla lebih pintar meresapi ucapan orang lain, dia sama seperti Mamanya.

Tiga mobil melewati jalanan, hingga ada satu mobil yang berhenti tak terlalu jauh. Layla tidak peduli, ia hanya diam merasakan kakinya yang sangat amat sakit barang untuk bergerak.

"Layla, kau sedang apa?"

Suara itu, Layla kecil menoleh ke belakang. Melihat siapa yang berdiri di sana, sontak Layla mengulurkan kedua tangannya.

"Kudanil..." Layla menangis seketika.

Nathaniel, anak itu baru saja datang ke Murcia untuk ikut dengan Kakeknya. Dia berjalan mendekati Layla dan menyentuh pucuk kepala Layla.

"Kenapa? Kau ini cengeng sekali!" maki Nathaniel pada Layla.

"Kaki Layla sakit, Layla tidak bisa berjalan. Kudanil lihat ini..." layla menyingkap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status