"Selamat pagi, Sayang." Christian mencium kening Rain dan juga seluruh wajah putranya yang masih tertidur pulas di ranjang kamarnya. Christian sengaja bangun pagi-pagi sekali karena pekerjaannya sudah menumpuk dan harus segera diselesaikan hari ini juga, ia bergegas mandi dan hanya memakai kemeja serta celana kain karena ia akan bekerja di rumah tidak ke kantor seperti biasanya. Keadaan masih belum aman sehingga Christian memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya di rumah saja sebab ia tidak tenang kalau harus meninggalkan Rain dan Richie di rumah tanpa pengawasannya."Tuan Christian, saya sudah membawa semua dokumen penting di ruang kerja anda. Ada beberapa masalah yang harus anda selesaikan. Tapi, kenapa kita harus bekerja di pagi-pagi buta seperti sekarang?" Tanya Erick begitu Christian keluar dari kamar."Oke, kita selesaikan secepat mungkin karena Richie pasti akan merengek minta ditemani bermain setelah dia bangun dan aku tidak mau menolaknya." Christian berjalan memimpin di
"Tuan Erick, di luar ada dokter Adrian yang sedang mencari adiknya. Dia membawa polisi dan juga membawa surat penggeledahan mansion," lapor salah satu anak buah Christian."A ... apa? Kak Adrian?!! Bagaimana ini?" Tubuh Lucy seketika gemetaran setelah mendengar laporan dari anak buah Christian."Jangan takut, kembalilah ke kamarmu dan jangan turun ke bawah sampai keadaan aman," titah Erick."Ra .. Rain!!" Teriak Lucy, tubuhnya merosot hingga ia terduduk di lantai."Lucy!!" Rain menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuhnya lalu berjalan keluar dari ruangan bermain putranya dan mendekap tubuh Lucy erat. "Ada apa, Lucy? Kenapa wajahmu pucat sekali? Apa kau sakit?" Tanyanya khawatir."Adrian datang dengan membawa polisi dan mereka juga membawa surat penggeledahan rumah ini," jawab Erick cepat."Apa?!! Ini sangat gila, dia tidak bisa berbuat seenaknya meminta polisi menggeledah rumah orang!!" Pekik Rain yang merasa kesal dengan ulah Adrian.Christian berjalan mendekati Rain sambil mengg
"Akkhhh!!"CKIIIITTT!! BRAK!! BRAK!!Bemper mobil sebelah kanan Adrian ditabrak hingga mobilnya berputar hingga ban mobilnya berdecit kencang karena bergesekan dengan aspal, mobil mercedez benz warna hitam milik sang dokter akhirnya berhenti setelah menabrak besi pembatas jalan. Beruntung, air bag sekeetika mengembang sehingga Adrian bisa selamat dari benturan fatal akan tetapi tetap saja dokter itu mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya yang membuatnya tidak sadarkan diri.****Sementara itu, di kediaman Abraham."Christian, bisakah kau menjaga Richie sebentar? Lucy demam dan aku akan merawatnya tapi Richie sejak tadi tidak mau melepaskanku," pinta Rain sembari menggendong putranya."Ya, tentu saja. Kemarilah," jawab Christian."Apa? Lucy sakit? Apa kau sudah memanggil dokter?" Tanya Erick."Sudah. Dokternya sedang dalam perjalanan," jawab Rain."Tidak mau!! Tidak mau!!" Richie menangis karena tidak mau diserahkan kepada ayahnya bahkan ia menepis tangan kekar sang ayah dan semaki
"Aku tidak mau hamil, Rain!! Aku belum siap," teriak Lucy yang menangis histeris di dalam pelukan Rain.Lain halnya dengan Lucy yang berteriak sambil menangis histerik karena tidak mau menerima kabar kehamilannya, Erick hanya terdiam membisu di tempatnya berdiri sekarang ini karena otaknya masih mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh sang dokter. Pria bertubuh tinggi tegap itu tidak pernah terpikirkan akan mendapatkan kejutan yang tidak terduga seperti ini sehingga ia sampai tidak bisa berkata-kata lagi.Erick dan Rain kompak berjalan duduk di kursi, keduanya sama-sama diam tidak saling berbicara dan terkadang saling melempar tatapan mata yang tidak bisa diartikan. "Kau sedang memikirkan apa, Erick? Apa kau merasa bahagia atau sebaliknya?" Tanya Rain tanpa menolehkan kepalanya."Entahlah, Rain. Ini seperti mimpi bagiku dan aku tidak tahu harus berkata atau melakukan apa," jawab Erick. "Rain, tolong cubit tanganku. Mungkin sekarang ini aku sedang tertidur lalu bermimpi," pintanya
"Apa kau pikir selama ini aku hanya diam saja?! Aku diam-diam mengirim orang untuk memata-matai Adrian untuk mencelakai si dokter keparat itu dan jaksa sialan itu aku tidak tahu dimana karena dia tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi," amuk Alex yang tidak terima dengan tuduhan Juan."Tapi kau saja salah, Alex!! Kau tidak bersungguh-sungguh membantuku untuk menyingkirkan jaksa sialan itu," sengit Juan sambil mengeratkan cengkeraman tangannya ke baju Alex."LEPAS, LEPASKAN AKU, BODOH!! Jangan membuatku marah atau kau akan menyesalinya!! Aku bukan budak yang bisa kau suruh-suruh setiap kali kau menginginkannya," hardik Alex. "Apa seperti ini caramu memperlakukan rekan kerjamu, huh?!" imbuhnya.Mata Juan mendelik dan rahang yang mengeras, sebenarnya kedua tangannya sudah gatal dan ingin menghantam wajah Alex dengan bogem mentahnya akan tetapi ia urung melakukannya karena tidak ingin hubungannya dengan Alex merenggang. Juan menghempaskan tubuh ALex dengan kasar lalu ia berdiri membelakang
"Tanganmu mengalami cedera yang lumayan parah dan dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar kau tidak akan bisa mengoperasi pasien lagi," ungkap Christian .Adrian seketika terdiam dan syok mendengar 2 berita buruk yang disampaikan oleh Christian, tubuhnya bagai diledakkan oleh bom atom yang membuat seluruh tubuh dan hatinya hancur menjadi serpihan-serpihan debu. Ia sebenarnya tidak mau mempercayai ucapan musuhnya begitu saja akan tetapi ia akhirnya menyadari bahwa ucapan Christian mungkin ada benarnya setelah ia merasakan keanehan pada tangannya."Pergi!! Cepat pergi dari hadapanku sekarang juga," usir Adrian.Tatapan mata tajam bagai mata elang kini tertuju ke arah sang dokter yang tampak syok yang membuat Christian merasa iba tapi ia tidak ingin menunjukkan sisi lembutnya itu di hadapan pria lain yang menjadi rivalnya. Christian berjalan mendekati pintu tapi ia berhenti sejenak karena ingin mengatakan sesuatu kepada Adrian."Semoga kau segera sembuh," ucap Christian tanpa berbalik
"Rain, bermainlah bersama Richie dan Lucy." Titah Christian kepada wanitanya, ia melepaskan pelukannya dari tubuh Rain dan Richie lalu bangkit dari tempatnya berbaring barusan."Kau mau pergi lagi, Christian?" Tanya Rain sembari menatap dalam-dalam mata Christian."Aku hanya pergi ke ruang kerjaku dan aku akan memberitahumu kalau aku akan pergi keluar," jawab Christian. "Kenapa memangnya?" Tanyanya"Malam ini tolong jangan pergi," pinta Rain."Hmm ... tumben sekali kau melarangku pergi, kau kenapa? Apakah kau sedang tidak enak badan?" Christian menempelkan telapak tangannya ke dahi Rain untuk memeriksa suhu tubuh wanitanya apakah sedang demam atau tidak. "Suhu tubuhmu normal dan kau sedang tidak sakit," ucapnya kemudian."Aku memang tidak sedang sakit, Christian. Aku hanya tidak ingin kau pergi malam ini, entah kenapa beberapa hari ini perasaanku tidak enak dan aku takut kalau kau terluka," ucap Rain.Christian menangkup pipi mulus Rain dengan telapak tangannya yang besar untuk menena
"Dia adalah Vanessa, putri Ruben sekaligus sepupu palsu yang dulu pernah menyiksa Rain," jelas Christian setelah ia berhasil mengenali wanita pecandu obat-obatan terlarang yang kini akan menjadi korban Juan selanjutnya.Christian dan Erick bersembunyi di balik semak-semak untuk mengintai musuhnya yang sedang melakukan kegiatan ilegal, kedua pria gagah itu pun menunggu dengan sabar agar mereka bisa mendapatkan bukti kejahatan Juan yang nantinya akan mereka gunakan untuk menjebloskan musuh-musuhnya ke dalam penjara.Rencana Christian terancam gagal total setelah mendapatkan kejutan yang tidak terduga yang membuatnya sekarang ini menjadi dilema, di satu sisi ia sedang menunggu kedatangan jaksa Harry bersama dengan pihak kepolisian tapi di sisi lainnya ia juga tidak tega membiarkan sepupu palsu Rain meregang nyawa di tangan para penjahat kejam yang haus akan uang hingga berani mengorbankan nyawa orang lain untuk mendapatkan banyak uang."Tuan Christian, kita harus menolong Vanessa. Kita t