"Tuan Christian, sepertinya Fellix dan Anthony mulai bergerak menyerang kita tapi saya masih belum mengetahui dengan pasti rencana kedua orang itu," lapor Erick."Shit!! Rencana apa yang sedang mereka jalankan? Apakah mereka disuruh oleh Alex?" Christian menatap lekat wajah Erick yang ternyata sama bingung dengan dirinya."Umm ... saya akan menyelidikinya, sekarang."'"Tidak!! Siapkan saja jet pribadiku dan atur keberangkatanku ke Hawaii malam ini juga," titah Christian cepat."Malam ini juga?" Tanya Erick untuk memastikan."Ya, malam ini!! Kenapa memangnya?" Kedua alis Christian saling bertautan melihat Erick, ia menjadi kesal sendiri karena Erick yang biasanya cepat tanggap kini menjadi sedikit lamban."Tidak apa-apa, saya hanya bertanya saja. Saya akan persiapkan semuanya sekarang juga," ucap Erick sambil berjalan pergi.Christian masuk ke kamar dan berjalan mendekati Rain yang baru saja keluar dari tempat persembunyiannya. "Rain, pakai bajumu dan kemas beberapa pakaian. 2 jam lagi
"Cepat masuk!!" Christian mendorong paksa tubuh Rain masuk ke dalam mobil lalu ia ikut masuk ke dalamnya."Christian ....""RAIN, DIAM!! TUTUP MULUTMU!!" Christian membentak kasar Rain karena emosinya masih meledak-ledak.Rain menangis ketakutan sampai ia tidak berani duduk berdekatan dengan Christian dan memilih untuk duduk menepi di pintu, keadaan hening setelah 10 menit berlalu dan gadis cantik berambut cokelat itu sudah tertidur pulas dengan kepala yang tersandar ke jendela. Rain yang sedang mabuk terus bergumam tidak jelas bahkan ia masih meracau saat digendong masuk ke kamar oleh Christian."Dasar ikan pari pembuat masalah!! Sudah aku bilang tidak boleh minum alkohol tapi tetap saja perintahku diabaikan," kesal Christian, mau marah pun juga percuma karena si pembuat masalah yang ingin ia omeli habis-habisan sedang tertidur lelap.Christian melepas dress Rain yang berbau alkohol lalu menyeka wajah, leher dan lengan wanitanya untuk mengurangi bau alkohol yang masih tertinggal kemu
"Kalau ingin merobohkan gedung tidak harus memakai peledak, bukan? Pemakaian bahan material yang buruk juga akan mempengaruhi kualitas bangunan seperti semen, baja atau bahan lainnya," jelas Rain yang membuat Christian dan Erick seketika saling menatap."Ah, kenapa kita tidak terpikir sampai ke sana?" Pekik Erick."Kita pergi ke proyek sekarang juga!! Tapi, aku ingin kau mencari keberadaan Fellix dan Anthony lalu seret kedua laki-laki idiot itu ke hadapanku," titah Christian."Saya sudah berusaha melacak keberadaan mereka, Tuan. Tapi mereka berdua terlalu sulit untuk dilacak karena terus berpindah-pindah," jawab Erick."Tangkap saja putri mereka berdua lalu seret ke hadapanku!! Aku akan sedikit bermain-main dengan kedua gadis sialan itu," titah Christian lagi kali ini dengan ekspresi wajah yang penuh kelicikan.Rain seketika mematung sembari menatap Christian setelah kedua nama gadis yang sering membully dirinya disebut, bulu kuduknya seketika berdiri saat melihat sorot mata Christian
"Rain!! Aku sudah menyiksa Ashley dengan siksaan yang sangat kejam untukmu dan sekarang giliranmu untuk menyiksa kedua pelacur sialan itu," ujar Christian sambil menatap nyalang mata Rain."Aku tidak bisa," jawab Rain dengan suara bergetar."Jadi kau sudah siap menerima hukuman dariku? Aku akan pastikan hukumanmu terasa 1000 kali lipat lebih menyakitkan dari cambukan di punggung dan juga payudaramu seperti tempo hari," bisik Christian di telinga Rain.Rain menatap Erick dan beberapa bodyguard yang sedang berdiri di belakang Christian untuk mencoba meminta pertolongan atau sekadar dukungan tapi sayangnya tidak ada satu orang pun yang berani melawan perintah Christian bahkan Erick sekalipun. Titah Christian hukumnya adalah mutlak dan tidak ada yang akan berani menentangnya kecuali orang itu sudah bosan untuk hidup."Aku akan melakukannya," ucap Rain.Christian menghempas lengan Rain dengan cara yang sangat kasar. "Lakukan saja semua yang aku perintahkan!! Buka pakaian kedua pelacur itu!
Rain terbangun tengah malam, perlahan ian menyingkirkan tangan kekar sang billionaire yang sedang memeluk erat tubuh telanjangnya. Tangan mungilnya meraih celana dalam yang sebelumnya dilemparkan Christian ke atas meja, Rain memakai celana dalam dan pakaiannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara, selesai memakai baju ia berjalan berjingkat keluar dari kamar dan berusaha untuk tidak membangunkan Christian yang tengah tertidur pulas seusai pergumulan panas mereka di atas ranjang satu jam yang lalu."Rain kau---""Sssttt!! Erick, jangan berisik. Christian sedang tidur," potong Rain cepat saat Erick memergokinya sedang menutup pintu kamar."Kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya Erick dengan suara berbisik dan tatapan penuh selidik."Aku ingin menemui Laura dan Mikha sebentar saja," jawab Rain."Untuk apa kau menemui mereka? Jangan macam-macam, Rain. Kau sudah tahu bagaimana kekejaman tuan Christian, bukan?" Erick memperingatkan Rain agar tidak sembrono dalam bertindak agar
Christian menarik lengan Rain lalu menyembunyikan wanitanya di sela ranjang saat anak buah Fellix dan Anthony datang menyerbu villa pribadinya, baku tembak antara dua kubu pecah sehingga sang billionaire kejam langsung mengamankan sang gadis . Erick dan beberapa bodyguard menerobos masuk ke kamar Christian lalu membentuk formasi pengamanan sesuai SOP, para bodyguard menjadikan tubuhnya sebagai tameng hidup untuk melindungi Christian dan Rain saat musuh sudah mengepung sekeliling villa mewah."Tuan Christian, kami akan mengeluarkan anda dan Rain dari villa," ucap Erick."Chen, Sam!! Lindungi Rain," titah Christian kepada kedua bodyguard. "Aku tidak akan lari dan hari ini juga aku akan menghabisi kedua pria keparat yang telah berani menyabotase bangunan hotelku," tolaknya."Rain ... tetap sembunyi di sini sampai keadaan aman, patuhi semua perintah Chen dan Sam. Apa kau mengerti?" Christian menurunkan titahnya kepada Rain.Tubuh Rain gemetaran, kedua tangannya menutupi telinganya. "Aku t
"Cepat masuk dan kita segera pergi dari sini," ujar Fellix sembari mendorong kedua gadis masuk ke dalam mobil SUV hitam, ia langsung menutupi tubuh telanjang kedua gadis dengan selimut yang ada di dalam mobil."Papaku, kemana papaku, Paman? Bukankah paman Fellix datang bersama dengan papaku?" Mikha yang terlihat bingung dan ia mencari-cari keberadaan papanya yang tidak terlihat.Wajah Fellix terlihat pucat pasi dan ia tidak terlihat sangat berat untuk memberitahu Mikha kalau papanya sudah tewas. "Anthony ... dia ... papamu dibunuh oleh Rain, temanmu itu menembak kepala Anthony sampai tewas."Mikha terlihat syok dan seketika terdiam membeku dengan mata memerah. "Tidak mungkin, papaku tidak mungkin ... tidak!! Papaa, aku ingin melihat papaku. Cepat, hentikan mobilnya," teriaknya kemudian menangis histeris dan berusaha membuka pintu mobil yang sedang melaju kencang."Mikha!! Jangan bodoh!! Christian akan menghabisi kita kalau kita kembali lagi ke sana, aku adan Anthony sudah bersusah pay
"Rain, aku bawakan pelampung dan minum--""Christian ... tol ... ong," teriak Rain sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.Christian reflek membuang semua benda yang dibawanya lalu berlari dan melompat ke kolam, tangannya melingkar ke perut ramping lalu membawa Rain ke pinggir kolam. Tubuh mungil Rain ia angkat ke tepi kolam baru setelah itu ia keluar dan langsung melakukan pertolongan pertama kepada Rain yang sudah terlalu banyak menelan air kolam, Christian menjepit hidung mancung Rain lalu memberikan napas buatan dari mulut ke mulut dan setelah beberapa saat Rain akhirnya terbatuk dan Christian bergerak cepat dengan memiringkan tubuh Rain yang hendak muntah agar wanitanya tidak tersedak."Kau bandel sekali, Rain!! Kau selalu saja mengabaikan perintahku, dan lihat sekarang. Kau malah tenggelam," omel Christian sambil mendudukkan Rain dan menepuk punggung wanitanya."Aku terpeleset lalu jatuh ke kolam. Aku selalu mendengarkan semua perintahmu hanya saja nasibku yang terlalu sial