Share

Biar aku yang menidurkan, Om.

Satu hari telah berlalu, di mana saat ini waktu telah menunjukkan pukul 9 malam. Amel dan Riska menaiki mobil yang sama, menuju kediaman Wijaya. Sedangkan Bryan menaiki motornya sendiri.

"Wao...ini rumah atau gedung?" ucap Amel. Saat ini mereka sedang memasuki gerbang istana Wijaya.

Amel begitu mengagumi bangunan tinggi, berlantai tiga yang ada di hadapannya saat ini. Begitu juga dengan Riska, kedua wanita cantik itu membayangkan, berapa milliar untuk membangun rumah sebesar itu.

"Ayo masuk."

Suara Bryan menyadarkan Amel dan Riska dari khayalan. Keduanya bergegas mengikuti Bryan masuk ke dalam rumah.

Amel menelan saliva melihat furniture yang ada di sana. Sofa yang terletak di ruang tamu, pasti harganya fantastis. Begitu juga dengan televisi yang tergantung di tembok, ini pertama kalinya Amel melihat sofa semewah itu dan televisi sebesar itu.

"Mari, silahkan Nona." Seorang pelayan menuntun Amel dan Riska menuju ruang makan.

"Oh Tuhan, kak Bryan benar-benar anak konglomerat," ucap da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Ma E
Amel dah mulai goyah
goodnovel comment avatar
faraida hakim
bagus menarik
goodnovel comment avatar
Amel Amal
bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status