Bab 74"Mama! jangan dekat-dekat sama Om Nai!" seru Carisa membuat Cinta menyurutkan pergerakannya.Daniel segera menghampiri Carisa. "Om ada urusan penting, Carisa harus makan dan minum obat, ya. Kalau sudah sembuh, kita jalan-jalan ke Jakarta dan om ajarin English. Oke!" Daniel mengeluarkan jari kelingkingnya di hadapan Carisa yang segera disambut Carisa dengan senyuman. "Siap, Om Nai!" Daniel meninggalkan kamar Carisa dan tidak mengizinkan Cinta mengantarkan sampai ke halaman rumah sakit.***"Bos, saya sudah mendapatkan informasi laki-laki yang menabrak Carisa!" Andi memberikan sebuah Poto nomor polisi kendaraan motor tersebut.Daniel melihat nomor kendaraan tersebut."Saya juga sudah mendapatkan alamat lelaki ini, dia tinggal di desa tetangga!" sahut Andi lagi."Kita ke sana sekarang!" Daniel menaiki sepeda motornya dan segera memasang helm.Andi dengan sigap menaiki sepeda motornya dan mengisyaratkan Daniel untuk mengikutinya.Selama hampir tiga puluh menit, mereka sampai di se
Bab 75Permintaan Carisa******** Daniel lalu menjelaskan tentang kecelakaan yang menimpa Carisa dan pelakunya."Maaf, Pak Nai, saya tidak percaya dengan apa yang anda katakan!" Pak Karta tersenyum sinis menoleh ke arah Daniel."Saya pikir, Anda adalah pejabat yang terhormat. Namun, melihat dari cara anda menyikapi laporan saya. Bisa saya pastikan kalau anda hanya seorang pejabat yang mengandalkan kekuasaan!" Daniel berdiri dari tempat duduknya."Saya juga salah menafsirkan anda, Pak Nai. Saya pikir, anda berkelas. Ternyata, anda hanya seorang CEO murahan. Terbukti, anda membela perempuan murahan itu!" sahut Pak Karta dengan terkekeh.Daniel maju selangkah seraya mengepalkan tangannya. Namun secepatnya ditahan oleh Andi. Seraya melirik ke arah CCTV yang berada di sudut ruangan tersebut."Cinta jauh lebih terhormat dari pada Anda. Saya akan tetap mengusut kasus ini meskipun tanpa bantuan anda!" Daniel berlalu meninggalkan rumah Pak Karta."Andi, kamu kembali ke kantor cabang. Saya aka
Bab 76*****"Ma, Carisa mohon, mama mau baikan lagi sama papa!" rengek Carisa pada Cinta.Cinta terkejut mendengar permintaan Carisa. Cinta mendekati Carisa dan Aditya. Namun, kembali mundur saat mencium aroma bir dari tubuh laki-laki yang sudah menjadi mantan suaminya itu.Cinta mencibirkan bibirnya. Tidak mungkin akan rujuk lagi dengan Aditya. Karena cinta di dalam hatinya sudah mati. Lagi pula, status Cinta adalah istri Daniel."Ma, Mama mau, kan menikah lagi dengan Papa!" bujuk Carisa.Cinta tersenyum. "Nanti kita bicarakan lagi, ya Sayang! Fokus dulu sama kesembuhan Carisa," bujuk Cinta tetap duduk di sofa.CeklekkPintu terbuka. Daniel muncul di balik pintu dan terkejut mendapati Aditya yang sedang memeluk Carisa. Daniel mengepalkan tangannya saat mengingat perkataan Aditya. Namun, Daniel tidak ingin memperlihatkan kepada Carisa kebenciannya pada Aditya."Hallo, Princess!" sapa Daniel kepada Carisa."Hai, Om Nai!" Carisa tersenyum menyapa Daniel."Om, kenalkan. Ini papa Carisa!
Bab 77Menahan hasrat*******Cinta membiarkan Daniel memangut bibirnya dengan rakus, tapi lembut. Menyesap dan melumatnya dengan pergerakan lidah yang berkelit. Cinta benar-benar merindukan Daniel dan segala kemesraannya.Cinta terkesiap ketika tangan kokoh Daniel mengangkat tubuhnya yang mungil."Apa yang kamu lakukan?" tanya Cinta menatap mata Daniel."Membawamu pada tempat yang seharusnya," jawab Daniel sesaat sebelum kembali melabuhkan ciuman hangat dan memangut bibir Cinta dengan mesra.Cinta mengalungkan kedua tangannya pada leher Daniel. Membiarkan Daniel membaringkan tubuhnya di ranjang king size yang sudah lima bulan menjadi tempat pelepas penatnya."Daniel ...!" Cinta menatap Daniel dengan sendu."I love U," Daniel mencium kening Cinta dengan begitu lama. Membuat pemilik kening merasakan getaran-getaran yang menjalar di seluruh tubuhnya.Kecupan itu turun dan mendarat di ujung hidung Cinta. Daniel bahkan menggigit kecil ujung hidung yang runcing tersebut. Melepas kecupan da
Bab 78******"Daniel ...!" Cinta kembali terisak melepas ciuman. Menatap Daniel dengan bahasa yang sulit diartikan.Jika sebelumnya Cinta akan menahan pergerakan tangan Daniel, kali ini Cinta hanya menatap sorot matanya. "Daniel ...!" Air mata Cinta semakin deras mengalir sehingga Daniel menarik tangannya dari kulit tersebut.Daniel menarik Cinta ke dalam pelukannya. Membiarkan Cinta terisak.Daniel mengurai sedikit pelukan. Membingkai wajah istrinya. "Maafkan aku!" Daniel mengusap air mata yang membanjiri wajah Cinta. Menyelami manik mata yang teduh dan sendu itu."Aku akan menerima hukuman. Apa kamu bisa menahannya?" tanya Cinta tanpa melepas pelukannya.Pertanyaan Cinta membuat Daniel mengerti maksud dari air mata yang Cinta tumpahkan.Daniel mencium pipi Cinta sekilas. "Tentu saja. Aku pasti bisa menahannya sampai kamu siap," jawab Daniel tersenyum."Sekarang, aku mau mandi. Setelah itu kita keluar sebentar," ujar Daniel."Keluar? Ini sudah malam!" sahut Cinta menoleh jam dindi
Bab 79Menerima hukuman*******"Ini baru namanya lingerie!" Daniel memperlihatkan sebuah lingerie berwarna hitam. Cinta menutup mulut melihat lingerie tersebut. Cantik dan mewah. Memperlihatkan semua daerah sensitif jika Cinta memakainya."Aku mau, jika kamu sudah mencintaiku. Kita menghabiskan malam pertama dengan maraton!" ujar Daniel membuat Cinta membelakkan matanya."Maraton?" tanya Cinta heran."Iya. Jika itu selama satu tahun, berarti kita menghabiskan waktu sebanyak seharusnya satu tahun kita menikmatinya!" sahut Daniel disertai kedipan mata."Gila! Itu artinya, bisa selama seminggu kita hanya bercinta?" Belum selesai Cinta protes, Daniel sudah terlebih dahulu membungkam mulutnya dengan bibir. Menyesapnya dengan penuh gairah. Hingga Cinta kehabisan stok oksigen."Makanya, jangan terlalu lama menahan hasratku. Karena aku akan meminta rapel padamu!" ucap Daniel."Bukan satu Minggu, tetapi satu bulan. Kita akan bercinta sepanjang bulan selama siang dan malam!" ucap Daniel.Perk
Bab 80Menyekap musuh*******"Tidurlah! Jangan memikirkan apa pun yang membuatmu stres. Aku akan handle semuanya!" Daniel mengecup bibir Cinta sekilas.Cinta mengangguk. Karena seberat apa pun permasalahannya, akan terasa ringan jika berada di pelukan Daniel.Aroma tubuh Daniel menjadi obat penenang bagi Cinta ketika hatinya dilanda gundah. Cinta memejamkan matanya dan menikmati aroma Vanila yang menjadi candu baginya.******Mereka sampai di kantor cabang ketika waktu sudah memasuki salat Zuhur."Bagaimana? Di mana dia?" tanya Daniel kepada Andi."Ikuti saya, Bos!" Andi mengisyaratkan Daniel untuk mengikutinya.Daniel menggenggam tangan Cinta menuju tempat lelaki itu di sekap. Sesampai di sana, Daniel menatap laki-laki yang sedang diikat kaki dan tangannya."Katakan, siapa yang menyuruhmu menabrak Carisa?" tanya Daniel kepada laki-laki itu. Laki-laki itu tidak menjawab. Hanya menatap Daniel dengan senyum mengejek.Daniel menoleh ke arah laki-laki yang berbadan kekar yang berada di
Bab 81*******"Tutup dulu, dong matanya!" perintah Daniel yang langsung diikuti oleh Carisa."Om hitung Sampai tiga, ya!" ucap Daniel memberi aba-aba."Oke, Om!" sahut Carisa bersemangat."Satu ... Dua ... Tiga!" Carisa membuka matanya dan terbelalak ketika melihat sesuatu yang berada di tangan Daniel.Satu set boneka Belinda. Boneka yang berbandrol satu juta rupiah itu benar-benar membuat Carisa terpesona."Wah ... Cantik banget. Belinda dan teman-temannya!" sorak Carisa menerima hadiah tersebut."Carisa suka?" tanya Daniel membantu Carisa membuka kotak boneka itu."Suka, Om. Makasih!" Carisa memeluk Daniel dengan bahagia.*******Setelah melaksanakan ibadah salat magrib dan makan malam, Daniel mengutarakan keinginannya untuk mengajak Cinta pulang ke kota Jambi."Ini sudah malam, Nak Nai! Apa tidak sebaiknya pulang besok subuh saja?" ujar Pak Ruslan tidak setuju.Cinta menatap Daniel yang mulai gelisah. "Masalahnya, besok pagi-pagi sekali ada meeting penting, Yah!" sahut Cinta."T