Bab 69Menang taruhan"Kita berangkat sekarang." Daniel mendekati Cinta dan menggendong istrinya dengan tiba-tiba."Daniel, turunkan aku," Cinta protes ketika Daniel terus membawanya ke luar Apartemen."Jangan berisik, atau aku akan mencumbumu lebih parah lagi," ancam Daniel.Selalu, ancaman Daniel membuat Cinta pasrah, Cinta mengalungkan tangannya di leher Daniel, dan membenamkan wajahnya di dada bidang Daniel, bukan karena Cinta menikmati perlakuan Daniel, namun, karena Cinta tidak ingin penghuni Penthouse lainnya melihat wajahnya. Perempuan yang selalu digendong oleh Daniel menuju Apartemen.Sesampai di dalam mobil, Daniel menurunkan Cinta dengan Hati-hati,seperti meletakkan sebuah berlian yang teramat sangat mahal harganya.Daniel langsung menutup tirai pembatas dan mencondongkan tubuhnya ke arah Cinta."Kamu mau apa?" tanya Cinta menatap dengan penuh selidik."Menurutmu?" Daniel menaikturunkan alisnya dengan senyum menggoda."Jangan macam-macam, ini di dalam mobil, nanti Andi den
Bab 70Daniel setengah berlari menyusul Cinta, dan meraih pinggang istrinya itu. "Daniel ... Jangan macam-macam, ingat, di sini status aku hanya sekretaris kamu." Cinta melotot ke arah Daniel membuat Daniel tidak berkutik dan memilih mundur.Cinta kembali bergegas menuju ruang rawat Carisa."Assalamualaikum," Cinta masuk ke dalam ruang rawat Carisa."Waalaikumsalam, mama kenapa lama sekali?" tanya Carisa mengerucutkan bibirnya."Mama menyelesaikan pekerjaan mama dan menyerahkannya kepada Bos, karena mama mau cuti selama Carisa sakit." Jawab Cinta berbohong."Jadi, mama akan menjaga dan merawat Carisa selama sakit?" sahut Carisa dengan wajah sumringah."Iya, Sayang," jawab Cinta mengusap kepala Carisa dengan lembut."Emangnya Bos mama mengizinkan mama libur?" tanya Carisa mencebikkan bibirnya."Tentu saja," jawab Cinta memeluk putrinya itu dengan erat."Ayah baru saja berniat untuk memintamu izin pada Pak Nai, karena ayah tidak kuat kalau begadang menjaga Carisa di sini, mungkin pengar
Bab 71Mendekati Carisa*******Cinta tersenyum melihat Carisa yang mulai dekat dengan Daniel, di dalam hatinya berharap, Carisa bisa menerima Daniel sebagai ayah sambungnya."Nah, di dalam kotak ini, juga KFC yang lagi viral, lho!" ujar Daniel mengambil kotak dari hadapan Carisa dan membukanya."Waaahhh KFC saus keju, Carisa suka, Carisa mau makan, mama!" Seru Carisa menoleh ke arah Cinta.Daniel menaikturunkan alisnya menatap Cinta. "Sebentar, mama cuci tangan dulu, ya!" Cinta berjalan menuju wastapel dan diikuti oleh Daniel."Ingat, Sayang. Hukuman untuk yang kalah taruhan!" Daniel menaikturunkan alisnya seraya melenggang pergi meninggalkan Cinta.Cinta menghentikan pergerakan mencuci tangannya, seketika Cinta menutup mulut ketika mengingat taruhan yang ditawarkan oleh Daniel, jika Carisa menyukai hadiah tersebut, Cinta harus tidur dalam dekapan Daniel sepanjang malam selamanya. Cinta menoleh ke arah Daniel yang tampak berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya. Cinta merasa da
Bab 72******"Argh!" Aditya menepuk dinding rumah sakit dengan keras."Sudahlah, Bro, biarkan saja Carisa bersama ibunya!" bujuk laki-laki bernama Anton, yang merupakan sahabat Aditya."Kamu nggak tau aja, aku berencana untuk mendekati Cinta lagi!" jawab Adit dengan pandangan datar."Kamu mau rujuk?" Anton mengernyitkan keningnya."Iya, kamu tidak tahu saja, Cinta sekarang teramat sangat cantik dan berkelas, dia bekerja di perusahaan asing, jika aku kembali rujuk dengannya, aku bisa hidup berbahgia dengan memiliki istri yang cantik dan kaya." jawan Aditya tersenyum."Cinta memang cantik, kamu sudah mengakui itu sejak dahulu, bukan?" tanya Anton menyelidik."Benar, tapi sekarang lebih cantik, dulu Cinta miskin, sehingga aku harus memilih hidup bersama ibuku yang kaya raya, tapi Sekarang, Cinta kaya raya, aku pasti juga bisa menikmati kekayaannya. Lagipula, kamu pasti tahu, kalau sampai kapanpun, aku masih mencintai Cinta." jawab Aditya menatap Anton."Sekarang, apa yang akan kamu laku
Bab 73Memburu penabrak CarisaCinta terbangun ketika tenggorokannya terasa kering, Cinta bangkit dan hendak mengambil air putih di atas nakas, namun, pandangannya tertuju ke arah Daniel yang berbaring di atas brangkar Carisa seraya memeluk Carisa dan mereka tertidur dengan lelap.Cinta berjalan dengan perlahan mendekati mereka yang sepertinya telah terbuai oleh mimpi. Cinta melihat pori-pori tubuh Daniel yang sepertinya merasa dingin oleh udara AC, dikarenakan suaminya itu tidak pernah tidur tanpa selimut.Cinta kembali ke sofa, mengambil selimut yang digunakannya untuk tidur, lalu berjalan mendekati Daniel dan Carisa. Cinta menyelimuti suaminya tersebut dengan sangat hati-hati. Ketika Ia hendak mengambil air minum di atas nakas, tiba-tiba saja, Daniel memegang tangan Cinta dan menatap istrinya itu dengan sorot mata sendu."Daniel ...." Cinta tidak melanjutkan perkataannya, dikarenakan Daniel mengisyaratkan untuk tidak berbicara, namun meminta Cinta untuk mendekatkan wajahnya.Cinta
Bab 74"Mama! jangan dekat-dekat sama Om Nai!" seru Carisa membuat Cinta menyurutkan pergerakannya.Daniel segera menghampiri Carisa. "Om ada urusan penting, Carisa harus makan dan minum obat, ya. Kalau sudah sembuh, kita jalan-jalan ke Jakarta dan om ajarin English. Oke!" Daniel mengeluarkan jari kelingkingnya di hadapan Carisa yang segera disambut Carisa dengan senyuman. "Siap, Om Nai!" Daniel meninggalkan kamar Carisa dan tidak mengizinkan Cinta mengantarkan sampai ke halaman rumah sakit.***"Bos, saya sudah mendapatkan informasi laki-laki yang menabrak Carisa!" Andi memberikan sebuah Poto nomor polisi kendaraan motor tersebut.Daniel melihat nomor kendaraan tersebut."Saya juga sudah mendapatkan alamat lelaki ini, dia tinggal di desa tetangga!" sahut Andi lagi."Kita ke sana sekarang!" Daniel menaiki sepeda motornya dan segera memasang helm.Andi dengan sigap menaiki sepeda motornya dan mengisyaratkan Daniel untuk mengikutinya.Selama hampir tiga puluh menit, mereka sampai di se
Bab 75Permintaan Carisa******** Daniel lalu menjelaskan tentang kecelakaan yang menimpa Carisa dan pelakunya."Maaf, Pak Nai, saya tidak percaya dengan apa yang anda katakan!" Pak Karta tersenyum sinis menoleh ke arah Daniel."Saya pikir, Anda adalah pejabat yang terhormat. Namun, melihat dari cara anda menyikapi laporan saya. Bisa saya pastikan kalau anda hanya seorang pejabat yang mengandalkan kekuasaan!" Daniel berdiri dari tempat duduknya."Saya juga salah menafsirkan anda, Pak Nai. Saya pikir, anda berkelas. Ternyata, anda hanya seorang CEO murahan. Terbukti, anda membela perempuan murahan itu!" sahut Pak Karta dengan terkekeh.Daniel maju selangkah seraya mengepalkan tangannya. Namun secepatnya ditahan oleh Andi. Seraya melirik ke arah CCTV yang berada di sudut ruangan tersebut."Cinta jauh lebih terhormat dari pada Anda. Saya akan tetap mengusut kasus ini meskipun tanpa bantuan anda!" Daniel berlalu meninggalkan rumah Pak Karta."Andi, kamu kembali ke kantor cabang. Saya aka
Bab 76*****"Ma, Carisa mohon, mama mau baikan lagi sama papa!" rengek Carisa pada Cinta.Cinta terkejut mendengar permintaan Carisa. Cinta mendekati Carisa dan Aditya. Namun, kembali mundur saat mencium aroma bir dari tubuh laki-laki yang sudah menjadi mantan suaminya itu.Cinta mencibirkan bibirnya. Tidak mungkin akan rujuk lagi dengan Aditya. Karena cinta di dalam hatinya sudah mati. Lagi pula, status Cinta adalah istri Daniel."Ma, Mama mau, kan menikah lagi dengan Papa!" bujuk Carisa.Cinta tersenyum. "Nanti kita bicarakan lagi, ya Sayang! Fokus dulu sama kesembuhan Carisa," bujuk Cinta tetap duduk di sofa.CeklekkPintu terbuka. Daniel muncul di balik pintu dan terkejut mendapati Aditya yang sedang memeluk Carisa. Daniel mengepalkan tangannya saat mengingat perkataan Aditya. Namun, Daniel tidak ingin memperlihatkan kepada Carisa kebenciannya pada Aditya."Hallo, Princess!" sapa Daniel kepada Carisa."Hai, Om Nai!" Carisa tersenyum menyapa Daniel."Om, kenalkan. Ini papa Carisa!