Share

Bab 43. Di Kamarku ....

Bandung. Keesokan harinya.

Amy membuka matanya perlahan. Kelopak matanya sangat sulit ia gerakkan. Berat. Dan pedih. Oh, mungkin aku sudah mati. Harapnya. Tetapi, kesadaran perlahan datang. Memacu adrenalin untuk memompa semangat hidupnya. Kepalanya bergerak-gerak menghalau rasa pusing yang mendera. Lalu, dengan sekali hentakan, ia membuka matanya lalu bangkit sambil berseru kuat :

“Anakku!” Suaranya sedikit menggema. Ia meraba perut bawahnya lalu menghembuskan nafas lega. Berulangkali ia beristigfar, melangitkan doa dan syukur karena masih bersama anaknya. Lama kemudian, baru ia menyadari bila telah berada di satu ruangan yang tidak asing lagi. Ia menggerakkan kedua tangannya dengan bingung. Lalu meringis dan memandang tangan kirinya yang telah dipasangi infus.

“A..., Ali...?” bisiknya terkejut. Saat matanya bersirobok dengan sosok Reinaldi yang sedang duduk bersedekap di atas sofa tunggal. Di ujung kaki, tak jauh dari tempat tidur. Laki-laki itu duduk dengan tegang. Kedua lengannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status