"Aku tadi," Bramono mencoba membuka mulutnya, untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya pada Mala, namun dengan cepat Mala memotongnya."Seharusnya kamu, tadi cepat masuk ke sini, begitu Markus keluar dari ruangan ini!" Omel Mala."Aku berharap melihat kamu di balik pintu itu, mengintip aku dan Markus dalam ruangan ini!" Omel Mala lagi."Tapi ternyata kamu bahkan, tidak langsung masuk menemui ku, ketika Markus keluar!" Lanjut Mala.Bramono menatap Mala yang terlihat sedih mengatakan semua itu, padanya.Bramono bahkan kini melihat kedua mata Mala sudah berkaca-kaca."Tidak seperti itu! Saat melihat kamu berada dalam satu ruangan bersama Markus! Sebenarnya aku juga ingin ikut masuk! Tapi, aku takut kamu marah!" Ucap Bramono."Aku berpikir mungkin memang kalian berdua, butuh untuk bicara," lanjut Bramono."Aku juga gelisah, saat kalian berdua di dalam ruangan ini, begitu lama!""Apalagi saat melihat Markus keluar dengan wajah marah dan kesal,""Lalu kenapa kamu tidak langsung masuk,
Bramono menatap tidak percaya pada Markus, Markus mengedipkan matanya, melihat keterkejutan Bramono itu.Mendapat kedipan mata dari Markus, Bramono malah makin terkejut, bagaimana bisa Markus yang terkenal dingin, mengedipkan matanya bahkan senyum-senyum seperti sekarang."Dia berubah!" Batin Bramono."Apa kamu ingin menjadi, seperti aku dulu?" Tanya Bramono."Tentu tidak! Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu, aku dan kamu berbeda, aku tidak akan pernah membuat seorang wanita dendam padaku,""Bahkan aku tidak mau membuat senjataku marah, hingga tidak bisa berdiri," lanjut Markus.Bramono menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil tersenyum malu."Semoga apapun usaha kamu, kamu segera mendapatkan hasilnya," ucap Bramono kemudian."Terimakasih! Aku titip Mala dan Brama jaga mereka, jangan buat mereka terluka, karena jika itu terjadi, bisa aku pastikan kamu akan menyesal!" Ancam Markus dengan wajah dinginnya."Siap-siaplah kehilangan segalanya, jika sampai itu benar-benar terjadi!" L
Dalam dunia bisnis, siapa yang tak kenal dengan Bramono Sudjatmiko, seorang pengusaha muda, yang tampan dan juga sukses. Hidupnya, selalu di anugrahi kesenangan dan kesuksesan.Usaha apapun yang di jalankan Bramono, selalu sukses dan berhasil, menambah pundi-pundi hartanya. Bramono, selain kaya raya dia juga tampan, hingga para wanita muda dan cantik saling berlomba menarik perhatiannya, hanya karena ingin berada di sampingnya.Namun sayang, dalam hal ini, Bramono terlihat tidak pernah bersyukur, karena Bramono sangat senang, hinggap dari satu wanita ke wanita lain. Tak pernah, satu wanita yang dia pertahankan lama, untuk berada di sisinya.Seperti saat ini, Bramono terlibat percekcokan, dengan seorang wanita, setelah mereka selesai bercinta, di atas tempat tidur yang empuk."Tapi, kita sudah melakukan itu!" Ucap Ratna dengan memelas."Bukan aku yang minta! Tapi kamu yang mau!" Balas Bramono sengit."Aku hanya ingin kamu tahu, jika aku benar-benar mencintai kamu! mau melakukan apapun
Senyum licik, yang di sembunyikan oleh Ratna, segera menghilang di bibir Ratna, saat Bramono melihat ke arahnya. Ratna langsung menggantinya dengan senyum yang lebar, nan tulus.Walaupun akhirnya, Bramono langsung membalasnya dengan membuang wajahnya, ke arah lain, begitu melihat senyum Ratna itu. Ratna spontan mengepalkan tangannya, menahan rasa kesal, dengan sikap Bramono barusan.Dengan mengabaikan rasa kesal dalam hatinya, Ratna tanpa ragu, duduk di sebelah Bramono. Namun baru saja Ratna duduk, Bramono langsung bangun, pamit ingin kebelakang.Ratna kali ini, tidak keberatan apalagi tersinggung dengan apa yang di lakukan Bramono itu, Ratna malah bersyukur, dengan begitu dia bisa menjalankan rencananya. Ratna, sengaja bersikap ramah pada teman-teman Bramono, mencoba bersikap normal , untuk menutupi maksud yang tersembunyi, saat Ratna mendekati dan bergabung dengan mereka.Bramono yang baru saja, kembali dari toilet, melihat teman-temannya asyik bicara dengan Ratna, terdiam sebenta
"Bangsat! Siapa yang bermain-main denganku!Hingga aku bisa tidur dengan mahluk aneh ini!" Teriak Bramono marah, sambil mendorong wanita, yang tidur di sampingnya, agar menjauh darinya.Wanita itu bergidik ngeri, melihat kedua mata Bramono memerah menatapnya. Wanita itu segera turun dari tempat tidur, lalu segera berlari masuk ke dalam kamar mandi sambil menarik selimut, untuk menutupi tubuhnya yang polos saat itu.Bramono terduduk lesu, di tepi tempat tidur, ketika wanita itu sudah masuk ke dalam kamar mandi. Bramono, membodohi dirinya sendiri, hingga puas dan langsung berhenti, ketika mendengar suara isak tangis dari kamar mandi. Bramono bangkit dan langsung mengendor pintu kamar mandi, sambil berteriak kencang, pada wanita yang ada di dalam."Aku tahu, kamu belum mulai mandi!" Teriak Bramono."Siapa kamu?" tanya Bramono."Siapa, yang menyuruh kamu melakukan ini?" tanya Bramono lagi, dengan suara yang nyaring di telinga.Wanita yang ada di dalam kamar mandi, tidak juga membuka suara
Bramono terbangun di pagi hari, matanya sesaat terpaku menatap langit-langit kamar, lalu perlahan menoleh ke arah sebelah tempat tidurnya, yang memang kosong. Bramono menghela nafas lega, tahu di sebelahnya tidak ada siapapun, Bramono sangat takut kejadian kemarin terulang lagi, pagi ini.Bramono pun, langsung turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi, setelah selesai mandi, dia memakai pakaiannya, lalu bersiap pergi ke kantor dan kini Bramono sudah berada dalam mobil.Begitu masuk dan duduk di dalam mobil, Bramono langsung meminta sopirnya, untuk segera berangkat. Sampai di kantor, seperti biasanya, Bramono bicara sedikit dengan Sekertaris nya, setelah itu baru masuk ke dalam ruangannya."Kita mulai! lupakan hari yang kemarin!" Ucap Bramono pada dirinya sendiri.Sekitar satu jam Bramono berkutat dengan berkas-berkas, Bramono pun mengambil handphonenya, lalu menghubungi seseorang."Halo, sayang. kita akan pergi kemana malam ini?" ucap Bramono."...... ""Baiklah, aku ak
Mala tak menyangka, jika dia terpaksa harus kehilangan kehormatan nya, sebelum dia menikah.Kedatangan nya, ke rumah majikan Ibu nya. Membawa dia, masuk ke sebuah kamar hotel, dan harus berakhir tidur bersama seorang pria asing, yang kejam dan berlidah tajam.***Siang itu Mala pergi ke rumah, di mana Ibunya selama ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Mala ke sana, untuk menemui majikan Ibu nya, tapi saat tiba di sana, Mala tidak bertemu mereka. Namun bertemu dengan putri mereka, karena majikan Ibu nya itu sedang pergi ke luar kota.Mala terpaksa mengatakan, maksud kedatangan nya pada putri majikan nya itu. Mala mengatakan, jika Ibu nya mengalami kecelakaan tadi pagi, saat akan pergi ke rumah ini dan sekarang sedang berada di rumah sakit.Mala datang, memohon pinjaman uang, untuk operasi ibunya. Mala akan menggantinya, dengan bekerja di sana, menggantikan Ibunya yang sedang sakit itu. Setelah mendengar itu, putri majikan setuju memberikan pinjaman, namun dengan satu syarat."Tol
Mala, setelah puas menangis, mulai membersihkan diri dari bau yang menyengat akibat ulah pria itu semalam. Entah berapa kali pria itu, menyemburkan lahar nya, di dalam dan di atas tubuhnya."Semoga, aku tidak hamil karena ulahnya!" doa Mala.Setelah merasa segar, Mala keluar dari kamar mandi. Dia terlihat bingung, melihat pakaian nya sudah sobek, karena di tarik paksa oleh pria itu semalam. Mala terpaksa mengambil kemeja pria itu, yang tergeletak di lantai dan segera mengenakannya."untung saja, dia tidak memakainya lagi, atau aku terpaksa, setengah telanjang keluar dari hotel ini!" ucap Mala, masih bisa bersyukur.Setelah dari hotel, Mala pergi ke rumah sakit, untuk melihat keadaan ibunya. Begitu sampai di rumah sakit, Mala terkejut, mendengar keadaan ibunya yang kritis.Bagaimana itu bisa terjadi, bukankah operasi nya berjalan lancar? bathin Mala cemas. Pikiran buruk mulai datang di pikiran Mala, airmata Mala mulai turun, baru saja dia kehilangan kehormatan nya, Mala tak ingin sampa