Share

Bab 23: Gelora Cinta Sang Berondong

Bab 23: Rencana Naila

Naila memicingkan mata ke arah dua pemuda dan pemudi yang lebih lemas dari pada kue beras. Keduanya bak manusia tanpa tulang. Duduk bersandar di kursi saja seakan tidak bertenaga, apalagi diminta untuk berdiri. Alhasil, mereka berdua hanya rebahan di atas meja, tanpa melakukan apa-apa.

“Tsk! Dasar anak-anak malas. Selama ini mereka bergantung sama Xavier. Jadinya begini kalau yang digantungi hilang,” omel Naila dari kursi putarnya.

Didengarnya Adrian menghela nafas, lalu disusul oleh Hilda di sebelah pemuda itu. Naila hanya bisa menggelengkan kepala, tanpa tega untuk memarahi keduanya, karena keadaan yang memaksa kedua bersaudara itu jadi hilang arah dan tujuan.

Naila melirik kalender kecil di meja kerjanya, dan melihat dua tanggal yang ditandai dengan spidol biru oleh Dian.

“Besok aku harus ke luar kota?” Naila menanyai Dian yang duduk di meja kerjanya.

Merasa ada yang memanggil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status