Share

92 - Sama-Sama yang Pertama

Gian meneguk salivanya saat dia mulai mengarahkan batang jantan dia ke pusat Wina, ini adalah bagian paling krusial dan penting baginya. Sebentar lagi, dia akan melepaskan masa perjakanya.

‘Yah, selamat tinggal, wahai perjakaku,’ batin Gian saat dia semakin hendak menyatukan milik mereka berdua.

Namun, mendadak saja ponsel Wina di meja nakas berbunyi nyaring. Wanita itu segera menoleh ke ponselnya. “Nada dering dari rumah!” Tangannnya menyambar benda itu dan menepikan Gian agar dia bisa bangkit dari tempat tidur untuk berbicara dengan orang rumahnya.

“Wina? Kamu di mana?” Terdengar suara ibunya di seberang sana.

“Aku sedang bersama Gian, Ma. Ada apa?” Wina tidak mungkin menyebutkan detail aktivitas mereka.

“Nenekmu gawat keadaannya, Win. Cepat pulang, Mama tak tahan melihatnya. Hiks!” Suara tangis ibunya membuat Wina kalut. Setelah berbicara sebentar, mereka menyudahi telepon.

Wina menoleh ke Gian dan berkata, “Gian, maaf, tapi barusan mama mengabarkan kalau nenek sedang dalam kondisi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status