Share

Bab 22

Ayra memekik ketika wajahnya menabrak dada Rendra.

“Suut. Apaan, sih? Jangan berisik.” Rendra menyahut dengan santainya. Dia berhasil mendekap tubuh Ayra dengan posisi tubuhnya yang telentang, sedangkan Ayra berada di atasnya. Rendra mendekap gadis itu dengan begitu erat.

“Ren, kamu nggak akan apa-apain aku, ‘kan?” tanyanya terus terang. Ayra merasa jantungnya memompa lebih cepat. Khawatir jika tiba-tiba Rendra melakukan sesuatu yang di luar dugaannya, seperti apa yang Fera ucapkan.

“Kamu minta diapa-apain?” Rendra bertanya balik, masih dengan suara santai.

“Eng-nggak gitu, Ren!” seru Ayra. Suaranya teredam dada dan lengan Rendra yang membuat wajahnya terbenam. Posisi mereka masih sama.

“Ternyata pelukan gini bikin aku nyaman, Ra. Gimana kalau kita nikah aja?” Rendra memejamkan mata. Dia merasakan dua bongkahan benda kenyal berada di atas perutnya. Otak Rendra menjadi ternodai.

“Ren, kamu jangan gila.”

“Aku udah gila karena kamu, Ra. Bukannya kamu pengin nikah sama aku?”

“Tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status