Share

Part 21

Part 21

Lelaki yang sudah membuatku sakit hati itu duduk dengan santainya, lalu menyulut rokok dan menyesap perlahan. Tubuhnya disandarkan pada kursi, memandang langit-langit atap rumah. “Buatkan kopi,” perintahnya tanpa merasa bersalah sama sekali.

Dinis tiba-tiba menyusul dan memegang erat lenganku.

“Resmi, buatkan kopi!” Perintah itu diucapkannya sekali lagi. Tidak seperti orang yang sedang marah.

Aku jadi curiga.

“Aku tidak punya kopi. Kamu sudah tahu, jika kamu tidak ada, bahkan gula saja jarang sekali membeli,” jawabku dingin.

“Dinis, belikan bapak kopi!” ucapnya sambil melempar selembar uang ke atas meja.

Dinis bergeming, malah semakin mempererat pegangan di lenganku.

“Dinis!” mas Harno memanggil dengan nada tinggi.

“Kamu mau memarahi dia lagi? Siapa yang menyuruh kamu datang? Tidak ada. Bukankah kamu sudah bahagia bersama dengan keluarga kamu? Kenapa kembali kesini? Di sini tidak ada kopi. Di rumahmu banyak sekali kenikmatan makanan, jadi jangan mencari di rumah orang
Nay Azzikra

Teman-teman, mau lanjut gak cerita ininya? Soalnya kayaknya kok sedikit sekali yang mengikuti. Kalau gak mau lanjut, aku tamatkan saja ....

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Agus Roma
Thor tetap semangat dan sehat, kisah yang menyentuh mampu buat kami pembaca .........
goodnovel comment avatar
Erlin Jie
lanjut thor ceritanya bagus sayang kalau ditamatkan tengah jalan
goodnovel comment avatar
Naffissa Hanum
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status