Share

38

“Ven, kau marah?” tanya Romeo yang tidak nyaman dengan perasaanya atas sikap Romeo.

“Marah? Kenapa harus marah?” balas Raven dengan acuh tak acuhnya. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Romeo duduk di pinggiran ranjang dengan mengusap wajahnya dengan kasar.

“Ven… kenapa kau berubah," batin Romeo.

Di dalam kamar mandi, Raven semakin merencanakan segala rencana liciknya untuk membuat Ruster mengakuinya. Sebelum Romeo terjerat cinta dan akan berakhir menyedihkan.

Nafas Raven semakin memburu dan hal ini membuat dadanya terasa sesak. ia semakin sakit kepala, setiap kali mengingat prilaku Romeo padanya.

***

Berapa hari kemudian, Ruster perlahan-lahan sembuh dari demamnya. Ia sudah mulai beraktivitas seperti biasanya dan bersyukur ia tidak perlu melihat iparnya. Karena belakangan ini, iparnya pulang tengah malam dan keluar sangat pagi-pagi. entah apa yang di lakukan oleh iparnya, Ruster sama sekali tidak mahu tahu.

Untuk m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status