"Tidak ada lucunya," protes Raven yang sudah hampir menagis. ia menengelamkan wajahnya di pangkuan Ruster untuk bersembunyi. tepatnya untuk mencari perhatian. hal ini membuat Ruster mengulum senyumannya yang tiada hentinya dengan kelakuan Raven yang tidak sadar umur.
Ruster memainkan rambut Raven yang ikal dan menusap kepalanya berapa kali.
"Honey, jangan lanjut nonton film menyeramkan itu. kita tidur yuk?" rengek Raven seperti anak kecil. ia memandangi wajah Ruster dengan cinta besar dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ruster.
"Bentar lagi Ven, udah mau selesai nih?" balas Ruster yang tidak mau menuruti permintaan Raven. karena filmnya sedang seru-serunya dan Raven mengerucutkan bibirnya seperti perempuan.
Romeo yang sudah sadar dari pingsan. ia langsung ikutan sikap Raven untuk bersembunyi di atas pangkuan Ruster.
Hal ini membuat Ruster tidak konsentrasi untuk melihat film yang entah sampai mana ceritanya. karena kedua tangan suaminya ya
"Ven, kepala aku bisa sula kena kau?" protes Romeo yang kesal."Bagus dong, jadi begitu kau akan jadi pria sula dan jelek super lalu angkat kaki dari sini," balas Raven lebih judes lagi.Romeo merasa Raven memang rada kumat gila, ia malas meladeni Raven lagi. lebih baik memilih menyusui putri tercintanya.Raven yang iri melihat kedekatan Time dengan Romeo. segera merebut Time dari pelukan Romeo. karena ia juga ingin mendapatkan perhatian dari Time."Ven, apa-apaan kau ini?" ptotes Romeo geram."Aku juga mau menyusui Time," balas Raven dengan wajah seriusnya."Ya terserah kau saja, aku mau mandi. nyusui yang benar tuh," nasehat Romeo yang berdiri dari tempat duduknya. ia segera berjalan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari bau amis pesing yang di kecingkan oleh putrinya.Sedangakan Raven yang pelit senyuman, mulai tersenyum bahagia. kedua matanya menatapi putri kecilnya dengan cinta kasih."Putri Dad
Raven tertiba tersenyum lebar. ia merasa geli dengan permintaan Ruster yang telalu sederhana."Ya, aku akan menemanimu selamanya."Saat Ruster akan membalas, Romeo masuk ke dalam kamar dan ia tidak terima melihat Raven menganggu Ruster."VEN, KAU INI?" geram Romeo yang memisahkan keduanya dan melap tubuh Ruster dengan handuk. lalu memarahi Raven yang sedang memakai pakaian dengan gaya malas.Raven menulikan kedua telinganya. ia sibuk memakai baju di tubuhnya lalu melirik ke arah Ruster yang mengeleng-ngelengkan kepala dengan ulah mereka berdua di pagi hari."Sayang, jangan lupa untuk sarapan pagi. aku dan Raven sudah menyiapkan semuanya," nasehat Romeo yang hendak pamit pergi kerja.Ruster menarik dahi Romeo. lalu memeluk Romeo dengan cinta."Hati-hati di perjalanan dan mata jangan jelatan sana ini?" ucap Ruster.Tubuh Romeo membeku sesat, ia tahu maksud perkataan sang istri."Aku tidak jelatan, hanya menging
"Kalau begitu, aku yang pergi duluan dan kau nyusul belakangan. ingat Time di rumah, kau harus pastikan putri kita selamat," nasehat Romeo yang menepuk bahu Raven. kemudian berlari cepat mengejar Jack yang membawa berapa pasukan. Raven segera kembali ke rumah. ia melihat berapa pelayan sudah tewas di tempat dan bodyguard juga meninggal dengan tubuh bersimbah darah. "Kenapa bisa kecolongan?" batin Raven yang penuh kemarahan. Dengan langkah cepat, Raven berlari menaiki anak tangga dan ia menemukan Lesti yang masih hidup dan putrinya sudah menghilang dari tempat bayi. "Tuan.... seseorang menghianati kita," ucap Lesti terengah-engah. "SIAPA?" pekik Raven penuh amarah. "Aelin Wings," balas Lesti yang mengucapkan nama Aelin dan ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mobil ambulance berdatangan, satu demi satu semua yang di rumah di angkut ke dalam ambulance. Raven mengepalkan kedua tangannya. ia telalu terlena hidup dengan
Jack melirik ke arah dalam mobil, ia menarik pakaian wanita yang di perkirakan sebagai pakaian Nyonya muda Van Diora.Kepala Jack berputar dengan cepat, ia merasa aneh. dengan trik permainan ini dan kenapa para penculik bisa tahu di mana letak alat pelacak yang terpasang di dalam peralatan Ruster."Sial, jika sampai wanita aku kenapa-napa. aku pastikan mereka akan lebih sengsara dari hidup atau mati," pekik Romeo mengila, ia segera masuk ke dalam mobil dan di susul oleh Jack yang duduk di sebelah Romeo dengan otaknya yang bekerja cepat.Jari-Jari Jack bekerja cepat mengetik keyboard di atas laptop yang kini di atas pangkuannya. berapa pesan dari Silver Wolf masuk ke dalam yang merupakan unsername dari Siver Jong.Kepala Jack semakin sakit, melihat pesan dari Silver Jong. bahwa jaringan di kediaman Van Diora telah di lumpuhkan dan jaringan utama di markas sedang bermasalah total.Yang membuat Jack cemas bukan masalah jaringan yang bermasalah tetapi
"Ini kerjaan para teoris, siapa yang mendatangkan teoris ke Los Angels untuk melawan keluarga Van Diora?" gumam Romeo penuh kemarahan.Jack segera mendorong Romeo masuk ke dalam mobil. sialnya ia kena tembakan di salah satu lengan.Untuk menghindari hal lain yang terjadi pada keluarga kecilnya, Jack meminta 12 Zodiak neraka untuk melindungi keluarga kecil yang ia bina selama ini. terutama putri dari Ruzel yang kini beranjak menjadi anak gadis dalam waktu berapa tahun lagi12 Zodiak segera bergerak cepat untuk mengamankan keluarga Jack dari serangan teoris yang kini menyerang area pemukiman yang di huni oleh keluarga JAck."Suami aku belum pulang kerja?" ucap Neila yang mencemaskan suaminya yang bernama Jack.12 zodiak yang tidak bisa menungu lama lagi, mereka segera mengangkut ke tiga orang yang merupakan Neila dengan dua anak kecil. ke dalam mobil khusus yang anti peluru.Angelus melihat keluar dari jendela mobil. ia melihat banyak perampok
Jack menutup kedua matanya. ia tidak bisa berkata-kata lagi. ia tidak percaya dengan pesan yang mengatakan salah satu pesawat keluarga Van Diora telah kehilangan kontak."Aku tidak percaya,"seru Jack dengan nada penuh keyakinan.Romeo menatapi Jack dengan air mata berlinang. ia masih menagis dan berusaha mempercayai apa kata Jack."Tuan pasti baik-baik, ini lelucon tidak lucu?" seru Jack yang dengan suara kerasnya.Romeo memilih mengemudikan mobil yang setengah hancur ke arah rumah yang ia huni bersama dengan Raven dan Ruster.Seketika kedua mata Jack dan Romeo terbelalak. rumah sebesar istana sudah hancur dan berbaur dengan tanah. bahkan sisa puing-puing dan reruntuhan terlihat mengenaskan.Jack merasakan firasat memburuk. ia segera mengambil pistol milik Raven yang berisi peluru berapa buah.Melihat tingkah Jack, Romeo mulai waspada. ia bersiap-siap mengemudikan mobilnya. jika ada yang mendekat dan menembaki mobil khusus
"Wajah yang menyebalkan. aku benci dengan tatapan dan wajah sedingin itu," gerutu pria itu seperti sikap seorang wanita. dengan tangan bersedekap di dadanya. rambut kemasan yang panjang berayun-ayun mengikuti angin dan pakaian yang tipis juga mengikuti alunan angin yang berhembus ke arahnya.Raven masih dalam posisi siap menarik pelatuk di salah satu jemarinya. ia yakin pria ini adalah penghuni PANDORA HEART. seperti yang pernah di ceritakan kakek Karlos dan ibunya ketika ia masih kecil dulu."Aku bosan main-main dengan benda manusia yang tidak akan mempan padaku, aku akan mengembalikanmu ke kota," ucap pria itu dengan mengeluarkan tawarannya.Raven masih belum terbujuk, sebaliknya ia sudah menarik salah satu pelatuk, peluru yang keluar tidak mengenai tubuh pria itu. hanya menancap ke batang pohon."Aku sudah bilang benda itu tidak ada gunanya," ucap pria itu yang langsung terbang ke atas dan menerkam Raven dengan buas.Mata Raven langsung mengelap
Ruster menoleh ke arah Liam dengan wajah terkejut. Liam Halminton menampilkan senyum sinis. "Rumah kalian sudah aku ratakan dengan tanah, mungkin saja anak dan suamimu sudah menjadi abu." "TIDAK MUNGKIN," pekik Ruster histeris. "Terserah dirimu mau percaya atau tidak," ucap Liam Halminton yang melemparkan satu koran berisi ke hancuran di Los Angels kepada Ruster. Ruster mengambil koran itu dengan hati-hati. ia melihat salah satu wilayah yang di yakini sebagai rumah Van Diora. "Aku akan meminta orang untuk membawakan kepala suamimu ke sini," lanjut Liam Halminton dengan tawa gilanya. Air mata Ruster menetes membasahi koran yang memuat kawasan elit yang hancur total. "Meo, Ven," lirih Ruster dengan tangisannya. Ruster terus menagis, ia yakin kedua suaminya tidak meninggal. begitu juga dengan putri lucunya yang bernama Time. *** Di ruang tanpa waktu. salju turun perlahan-lahan. pria dengan say