Namun, walaupun kelihatan dari luar Aylin telah menjauhi orang-orang tersebut, sesungguhnya dalam lubuk hatinya, selama ini dia tidak bisa melepaskan mereka sepenuhnya.Terlebih lagi, bagaimanapun juga, wanita itu adalah ibu kandungnya. Bagaimana mungkin dia bisa memutuskan hubungannya dengan ibu kandungnya semudah itu?Aylin adalah sosok wanita berhati lembut. Namun, hal yang paling ditakutkan olehnya adalah wanita itu ditindas dan dimanfaatkan oleh orang lain karena kebaikan hatinya itu.Sesungguhnya, Jason sama sekali tidak merasa simpati pada wanita yang sudah mengalami infark serebral itu.Wanita itu sendiri yang memperlakukan putri kandungnya dengan buruk. Kalau kala itu dia tidak melakukan tindakan seperti ini, mungkin saja dia tidak akan berakhir seperti sekarang ini.Saat dia mencampakkan dan tidak memedulikan putri kandungnya, apa dia pernah memikirkan adanya kemungkinan suatu hari nanti saat dia tergeletak tak berdaya di tempat tidur, tidak ada seorang pun yang menjaga dan m
Levina saja tidak takut dimaki oleh orang-orang, lalu mengapa Melinda sangat memedulikan pandangan dan penilaian orang lain?Mengingat apa yang telah dilakukan oleh Melinda selama ini dan situasi wanita itu sekarang ini, Aylin hanya bisa menghela napas.Dia sudah tidak ingin menanyakan pada wanita itu apakah wanita itu menyesali semua perbuatannya atau tidak.Mengapa demikan? Karena sudah tidak perlu lagi.Hingga sopir melajukan mobil ke tempat parkir rumah sakit, tidak tahu mengapa hari ini ada banyak orang yang mengunjungi rumah sakit yang berlokasi di pinggiran kota dan biasanya sepi pengunjung itu.Saat Aylin bersiap untuk membuka pintu dan turun dari mobil, tiba-tiba Jason menggenggam tangannya, seolah-olah mengisyaratkannya untuk jangan turun dari mobil."Ada apa?"Aylin langsung menoleh, ekspresinya tampak sedikit terkejut."Tanganmu dingin, apa yang telah terjadi?"Jason mengamati jumlah orang yang banyaknya tidak biasa itu dari kaca mobil dengan ekspresi sangat waspada."Aku s
Sambil menyunggingkan seulas senyum, Jason mencium sisi wajahnya dan berkata, "Untuk sementara waktu ini memang masih bukan, tapi kelak kamu pasti akan menjadi seorang artis yang sangat terkenal."Hanya dengan mengandalkan kemampuan akting dan profesionalitas Aylin dalam bekerja, Jason sangat yakin suatu hari nanti Aylin pasti akan bisa menduduki posisi puncak dunia hiburan, hanya masalah waktu saja.Sayang sekali, biarpun masih ada orang yang diam-diam melakukan trik-trik rendahan untuk menjatuhkan Aylin, tetap saja tidak bisa menghalangi jalan karier Aylin."Apa kamu takut?" tanya Jason.Saat ini, di dalam mobil hanya ada mereka berdua dengan sopir. Ingin menghindari sorot kamera sekelompok wartawan itu, tentu saja tidak memungkinkan.Aylin menatap Jason, keduanya saling melempar pandangan dan tersenyum.Sejak memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Jason, dia sudah pernah memikirkan suatu hari nanti hubungan mereka pasti akan terekspos. Namun, Aylin tidak peduli.Dia adalah seoran
Aylin dan Jason berpakaian sangat sederhana, masing-masing dari mereka memakai kacamata hitam.Di bawah perlindungan Jason, Aylin langsung bersembunyi di belakang pria itu.Namun, sayangnya tidak peduli seberapa takut pun sekelompok wartawan itu pada Jason, mereka memang menunggu di sini demi memperoleh bahan untuk menyiarkan berita hangat. Begitu melihat mereka berdua turun dari mobil, satu per satu dari sekelompok wartawan itu tidak bisa menahan diri lagi dan mulai melangkah maju untuk mengerumuni mereka."Pak Jason! Pak Jason! Apa Bapak datang untuk menemani Aylin menjenguk calon mertua Bapak?""Pak Jason, walau ada kamera yang menyorot kalian, kalian berdua langsung turun dari mobil begitu saja, apa itu artinya kalian sudah mengakui hubungan kalian?"Dari awal hingga akhir, Jason hanya memasang ekspresi dingin, sedangkan sopir yang berjalan di depannya sibuk menghalangi mikrofon-mikrofon yang ditujukan ke arah Jason.Bulir-bulir keringat tampak bercucuran membasahi pakaian sopir it
Setelah melangkahkan kakinya dengan susah payah hingga mencapai pintu utama rumah sakit, dia baru menoleh dan melontarkan beberapa patah kata. "Semuanya, aku harap kalian nggak ikut masuk ke dalam. Tempat ini adalah rumah sakit, orang-orang di dalamnya adalah pasien. Kalau kalian ikut masuk, hanya akan mengganggu istirahat mereka."Walaupun sedang menghadap para wartawan itu secara langsung, Jason tetap menggandeng tangan Aylin dengan erat. Mereka berdua sama sekali tidak melepaskan tangan satu sama lain satu detik pun.Para wartawan itu juga bukan benar-benar tidak berhati nurani. Karena Aylin sudah berbicara demikian, tentu saja mereka tidak akan ikut masuk ke dalam.Hanya saja, ada seseorang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan satu pertanyaan. "Apakah sekarang kalian berdua sudah mengakui bahwa kalian menjalin hubungan asmara?"Pada saat bersamaan, para wartawan terus menyorot tangan mereka berdua yang bertautan satu sama lain untuk menuliskan artikel yang lebih mengge
Saat mereka sudah hampir mendekati pintu bangsal Melinda, tanpa Aylin sadari, langkah kakinya mulai melambat. Jason juga memperlambat langkah kakinya untuk mengimbangi langkah kaki Aylin."Bagaimana ini? Aku sedikit takut melihat kondisinya saat ini."Aylin menundukkan kepalanya. Hanya saja, satu tangannya menggenggam tangan Jason dengan erat, seolah-olah ingin menyerap sedikit energi dari pria itu."Jangan takut, aku akan senantiasa menemanimu."Aylin menarik napas dalam-dalam. Dia sendiri sudah memutuskan untuk datang menjenguk wanita itu.Lagi pula, sekarang dia sudah berada di depan pintu bangsal wanita itu, bagaimana mungkin dia berubah pikiran sekarang? Dia harus melakukan apa yang sudah diputuskannya.Tidak peduli apakah wanita itu menjalani hidup dengan baik atau buruk, dia tetap harus menemuinya sekali.Kala itu, wanita itulah yang telah memberinya kehidupan. Kini, di saat wanita itu membutuhkan seseorang untuk menjaga dan merawatnya, bagaimana mungkin dia bisa mengabaikan wan
Dia benar-benar menyesal dan membenci dirinya sendiri. Mengapa?Mengapa saat itu mata dan hatinya seolah-olah tertutup, sehingga dia mengerahkan jiwa dan raganya untuk sebuah keluarga seperti itu?Kalau ... kalau saja kala itu dia mencurahkan sedikit saja cinta dan kasih sayang kepada Aylin, dia juga tidak akan berakhir seorang diri tanpa ada yang menemani seperti sekarang ini.Sementara itu, Peter dan Levina menghindarinya seakan-akan dia adalah wabah penyakit, seolah-olah ketakutan tertular penyakitnya."Aku?" Aylin menghela napas lega. Dengan adanya sosok Jason yang menunggunya di luar, membuat perasaannya diselimuti oleh kebahagiaan yang tiada taranya. "Sekarang aku menjalani kehidupan yang sangat baik. Walau aku tahu mungkin kamu nggak bersedia mendengar ucapanku ini, sejak aku meninggalkan kediaman Keluarga Respati, hari-hari yang kulewati jauh lebih baik dibandingkan hari-hari yang kulalui bersama kalian."Melinda juga bisa melihat sendiri bagaimana kondisi Aylin sekarang.Kalau
Aylin yang hendak berjalan pergi meninggalkan bangsal itu menghentikan langkah kakinya. Kemudian, dia menoleh dan menatap wanita itu, "Apa? Apa yang ingin kamu katakan?""Ma ... maaf ...."Sebelum Melinda menyelesaikan ucapannya, Aylin juga sudah bisa menebak apa yang ingin diucapkan oleh wanita itu.Dia hanya tersenyum tipis. Tepat pada saat ini, tiba-tiba saja dia merasakan dirinya sudah melepas segalanya. Dia sudah tidak peduli lagi apakah Melinda benar-benar merasa bersalah padanya atau tidak.Karena wanita itu telah menyakitinya selama bertahun-tahun dan membuatnya menderita selama bertahun-tahun, semua itu tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja hanya dengan satu kata maaf."Aku nggak peduli lagi. Lagi pula, kejadian-kejadian itu sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Tapi, tentu saja kamu jangan merasa satu kata maafmu itu bisa membuatku tersentuh. Aku hanya ingin memberitahumu, sekarang aku menjalani kehidupan yang sangat baik. Aku bisa menjalani kehidupan sebaik sekarang ini k