Share

Bab 89. Keputusan

Tiga bulan menuju empat bulan pun berlalu demikian cepat. Kehamilan yang melewati lima bulan itu sudah sangat terlihat dan jelas.

Kaki yang beberapa minggu lalu masih tertatih, kini berjalan lurus sempurna meskipun dengan langkah yang pelan. Orang melihat akan menyangka sebab perut membuncit itu yang membuatnya berjalan santai, bukan sebab dari kakinya yang lamban.

Jeta yang baru kembali dari menginap di rumah Fani, sedang berdiri di almari pendingin dengan pintu yang terbuka. Bibirnya cemberut dengan ekspresi yang kecewa.

"Mak Min, apa Faqih tidak membelikanku salad buah?" Jeta menegur pada wanita yang sedang berbenah di dapur, tetapi dengan perasaan kecewa pada Faqih.

"Belum, Nyah. Kemarin sudah aku ingatkan. Bilangnya, iya. Jika Nyah Jeta sudah datang akan dibelikan …," ucap Mak Min sambil mencuci perkakas di wastafel.

Bukan hanya kecewa jika ini berhubungan dengan salad buah, terapi juga kesal. Sudah beberapa kali lelaki itu lupa tidak membelikannya salad buah. Hingga stok dalam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status