Share

Bab 90. Malam Terakhir

Mukena yang sudah dilipat rapi dan diselip di tengah sajadah, telah diletak kembali di atas bangku kamar. Maghrib berlalu cepat hingga akan datang adzan Isya.

Jeta baru selesai makan malam dan menghadap piring kosong bersama mamanya. Ardi masih belum kembali dari urusan jual beli mega properti dan proyek miliknya di Kota Sekupang.

"Pukul berapa Om Ardi pulang, Ma?" Jeta masih betah duduk di meja makan dan merasa enggan beranjak. Ada satu yang kurang dan rasanya tidak mungkin ada dalam waktu dekat ini. Ya, salad buah lah yang sedang sangat Jeta inginkan. Hingga liurnya seperti terus saja merembes.

"Papamu bisa jadi pulang tengah malam nanti, Jeta. Beberapa rekan dan custumer dari luar negara paling suka mengambil penerbangan malam. Ya demi kelancaran, papamu ikut juga ke bandara," ucap Fani sambil menghela napas kencang.

"Mama harus segera pulih lagi sehatnya. Seneng kan bisa ikut suami ke mana-mana. Kalo kayak gini, Mama akan sering sendirian di rumah," ucap Jeta sedih.

"Iya … Mama s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status