Sagara keluar dari ruang kerja saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia benar-benar menghabiskan waktunya seharian ini di dalam ruang kerja. Tanpa makan dan minum, seakan ia menyiksa dirinya sendiri.Sengaja, Sagara tidak menemui Aliika. Mereka sama-sama butuh waktu untuk menenangkan diri. Sagara butuh waktu untuk mengendalikan diri. Sagara butuh waktu untuk mengendalikan emosi dan Aliika butuh waktu untuk menata hatinya.Sagara berjalan dengan lesu menuju kamar utama. Rumahnya sudah sangat sepi. Sagara berniat untuk mengunjungi kamar tamu yang Aliika tempati bersama Aeera dan Arjuna. Bagaimanapun ia merindukan keduanya.Sepertinya Aliika, Aeera dan Arjuna sudah tidur. Sagara akan masuk diam-diam, cukup melihat mereka saja akan membuat Sagara merasa lebih baik.Namun Sagara mengerutkan kening saat melihat pintu kamar sedikit terbuka. Sagara melihat tak ada siapa-siapa diatas ranjang. Membuat Sagara masuk ke kamar itu dengan panik, takut mereka meninggalkannya.Namun Sagara
Mobil yang dinaiki oleh Sagara, Aliika dan kedua anaknya sudah sampai didepan sebuah hotel berbintang yang menjadi tempat Andrian dan Lola melaksanakan acara pertunangan mereka. Sagara, Aliika dan kedua anaknya tampak kompak dengan pakaian bernuansa hitam dan maroon.Aliika memakai dress selutut, lengan panjang dengan kancing hitam didepan serta tali hitam yang melingkari pinggangnya. Sagara terlihat tampan dengan tuxedo hitam dengan dalaman kemeja berwarna maroon.Meskipun sejak kejadian semalam Sagara dan Aliika masih tidak saling berbicara, atau lebih tepatnya Aliika yang enggan. Tetapi wanita itu tetap peduli dengan Sagara.Tadi pagi saat Sagara akan ke kantor Aliika menyiapkan pakaian pria itu meski dalam diam. Kemudian menyiapkan sarapan juga. Dan tadi saat bersiap ke acara ini, Aliika juga menyiapkan pakaian Sagara.Meskipun begitu Aliika sama sekali tidak berbicara pada Sagara. Bahkan menatap saja tidak. Sagara juga selalu mengucapkan terimakasih pada Aliika karena sudah mempe
Aliika menatap sinis Rosa, wajahnya datar tanpa ekspresi. Tersenyum pun tidak, sepertinya Aliika sudah mempelajari itu dari Sagara. Atau memang itu sifat aslinya mengingat dia adalah putri Rama.Wanita itu tengah mengulurkan tangan pada Aliika, namun Aliika tidak membalas sama kali. Ia malah melipat tangan di dada.Senyum Aliika menyungging, “Kenapa? Apa kau akan berbicara sesuatu?” tanya Aliika kini ekspresinya berubah menjadi remeh.Rosa menarik lagi tangannya, ia juga melipat tangan di dada. Wajah ia tampakkan angkuh ia tak mau terlihat kalah di depan Aliika, “Kamu pasti sudah tau apa yang terjadi antara aku dan Sagara.” Ucap Rosa sinis.Aliika melihat Rosa dari atas sampai bawah. Dress merah terang, sedikit diatas lutut, press body, berlengan panjang dengan belahan punggung rendah adalah pakaian Rosa saat ini. Khas sekali dengan gaya pelakor.Make up nya saja sangat tebal. Berbeda jauh dengan Aliika yang ber make up natural. Aliika akui jika wanita ini memang memiliki tubuh yang s
Aliika menahan malu sedari tadi. Tubuhnya masih ia biarkan telanjang hanya berbalut bra dan celana dalam saja yang melekat. Entah kenapa Aliika nekat melakukan ini.Sagara mencoba untuk bersikap tenang dan meredam Aliika. Laki-laki itu tahu sebenarnya istrinya sedang menahan amarah. Entah apa saja yang dikatakan Rosa pada Aliika hingga membuat Aliika melakukan ini dihadapannya.Tanpa mengatakan apapun, Aliika langsung mendekati Sagara. Meraih tengkuk laki-laki itu dan mencium bibirnya dengan sedikit berjinjit. Sagara langsung melingkarkan tangan di pinggang Aliika dan membalas ciuman itu.Sebelah tangan Sagara mengelus punggung Aliika dengan lembut. Ciuman mereka berlangsung begitu panas dan menuntut.Setelah Aliika merasa kehabisan nafas, ia melepaskan pagutan bibirnya. Dahinya dan dahi Sagara bersatu dengan nafas memburu yang saling bertabrakan.“Kamu mau ini kan? Ayo kita lakukan.” Ucap Aliika terengah.“Apa kamu sudah siap? Aku gak mau nyakitin kamu.” Kata Sagara.Aliika tersenyum
Drrt drrtPonsel Aliika bergetar di atas meja. Ia mengambil ponsel itu dan melihat ada beberapa pesan dari Danu. Membuat Aliika mengerutkan keningnya.‘Al.. sibuk?’‘Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu’‘Sibuk urusin anak’‘Ngomong soal apa?’‘Soal Soraya’‘Bisa ketemuan ga?’‘Bisa mungkin, tapi ga bisa lama’‘Oke, ditempat biasa ya’‘See you’Aliika menghela nafas. Apalagi yang akan terjadi setelah ini. Rasanya ia semakin lelah. Lelah hati dan pikirannya. Namun jika ia tidak menemui Danu, ia juga merasa tidak enak. Aliika sudah seperti senjata makan tuan. Melarang dan takut akan kedekatan Sagara dan Rosa. Lalu sekarang malah ia akan bertemu Danu bahkan tanpa meminta izin pada Sagara.*****Aliika dan Danu sudah duduk saling berhadapan di sebuah café yang kerap mereka kunjungi. Danu dan Aliika masih sama-sama bungkam. Sepertinya mereka bingung harus memulai darimana.“Danu aku tidak bisa lama.” Ucap Aliika memperingatkan.“Iya bentar. Aku masih mikir mulainya dari mana ini.”Aliika
Minuman kaleng yang masih berada di tangan Aliika itu pun langsung dimasukkan kedalam kulkas. Kemudian ia mengeluarkan susu dari sana dan menuangkannya ke gelas. Aliika meletakkan gelas itu di hadapan Sagara.Wanita itu lalu menyalakan microwave dan mengeluarkan beberapa makanan dari dalam kulkas. Aliika menghangatkan makanan itu. Tak butuh waktu lama, makanan sudah dikeluarkan dari sana dan menghidangkannya di meja bar.Aliika ikut duduk di kursi meja bar, lebih tepatnya di hadapan Sagara. Laki-laki itu masih diam dan menatap Aliika dengan kesal, “Kalau mau ngajak ribut habis ini. Kamu belum makan dari tadi dan aku kelaparan setelah nidurin Aeera dan Arjuna. Kita butuh asupan buat ribut.” Ujar Aliika sembari melahap makanan itu.Entah kenapa mendengar ucapan Aliika barusan malah membuat Sagara ingin tertawa. Namun ia masih jaim dong, diakan lagi ngambek kalau tiba-tiba ketawa kan ga lucu.Sagara minum susu itu. Kemudian ikut memakan makanan yang sudah dihangatkan oleh Aliika. Mereka
Aliika tengah mengajak bermain Aeera dan Arjuna yang genap berusia satu tahun. Wanita itu tak seorang diri karena sudah ada Vita yang tadi diantarkan oleh Radit sebelum pria itu pergi bersama Sagara ke kantor.Vita asyik bermain boneka dengan Aeera dan Aliika bermain bola dengan Arjuna. Mereka nampak riang lepas. Hingga suara bel mengganggu kegiatan mereka. Masuklah dua orang yang sangat Aliika kenali. Andrian dan Lola.“Cie-cie yang bentar lagi mau nikah.” Cibir Aliika meledek dua manusia di hadapannya ini. Lola hanya tersenyum malu, namun Andrian mengernyit penasaran pada sosok gadis yang sedang bermain dengan Aeera.Andrian mendekati gadis itu, “Kamu siapa? Sepertinya aku pernah melihatmu di acara pertunanganku. Tapi aku masih belum mengenalmu.” Ucap Andrian. Laki-laki itu mengulurkan tangan, “Namaku Andrian. Sepupu Aliika.” Ucap Andrian memperkenalkan diri.“Vita.” Gadis itu membalas uluran tangan Andrian seraya tersenyum.Andrian kembali mendekat pada Aliika, “Al. Siapa perempuan
Andrian terus menghujam Sagara yang sudah terkapar lemas di lantai karena tak siap dengan tinjuan Andrian. Lola yang berada di kursi roda hanya bisa berteriak memerintahkan Andrian untuk berhenti. Telinga Andrian sudah tertutup rapat oleh emosinya.Kemarahan laki-laki itu sudah diujung tanduk. Vita yang tak mengerti alasan apa hingga bisa membuat Andrian semarah dan se beringas itu kepada Sagara hanya mampu terdiam dan menjauh untuk mengamankan Aeera dan Arjuna.Radit langsung memeluk Andrian dari belakang ia menahan laki-laki itu agar Aliika bisa segera membantu Sagara berdiri dan pergi dari sana. Aliika membawa masuk Sagara ke dalam mobil, ia yang akan menyetir langsung untuk membawa suaminya yang sudah babak belur itu ke Rumah Sakit.Bahkan untuk memasukkan kunci mobil saja seperti sangat sulit sekali, tangan wanita itu gemetar ia panik. Setelah berhasil Aliika langsung melajukan mobil, gerbang juga sudah dibuka oleh satpam disana.Tepat setelah gerbang tertutup Andrian ternyata be