Drrt drrtPonsel Aliika bergetar di atas meja. Ia mengambil ponsel itu dan melihat ada beberapa pesan dari Danu. Membuat Aliika mengerutkan keningnya.‘Al.. sibuk?’‘Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu’‘Sibuk urusin anak’‘Ngomong soal apa?’‘Soal Soraya’‘Bisa ketemuan ga?’‘Bisa mungkin, tapi ga bisa lama’‘Oke, ditempat biasa ya’‘See you’Aliika menghela nafas. Apalagi yang akan terjadi setelah ini. Rasanya ia semakin lelah. Lelah hati dan pikirannya. Namun jika ia tidak menemui Danu, ia juga merasa tidak enak. Aliika sudah seperti senjata makan tuan. Melarang dan takut akan kedekatan Sagara dan Rosa. Lalu sekarang malah ia akan bertemu Danu bahkan tanpa meminta izin pada Sagara.*****Aliika dan Danu sudah duduk saling berhadapan di sebuah café yang kerap mereka kunjungi. Danu dan Aliika masih sama-sama bungkam. Sepertinya mereka bingung harus memulai darimana.“Danu aku tidak bisa lama.” Ucap Aliika memperingatkan.“Iya bentar. Aku masih mikir mulainya dari mana ini.”Aliika
Minuman kaleng yang masih berada di tangan Aliika itu pun langsung dimasukkan kedalam kulkas. Kemudian ia mengeluarkan susu dari sana dan menuangkannya ke gelas. Aliika meletakkan gelas itu di hadapan Sagara.Wanita itu lalu menyalakan microwave dan mengeluarkan beberapa makanan dari dalam kulkas. Aliika menghangatkan makanan itu. Tak butuh waktu lama, makanan sudah dikeluarkan dari sana dan menghidangkannya di meja bar.Aliika ikut duduk di kursi meja bar, lebih tepatnya di hadapan Sagara. Laki-laki itu masih diam dan menatap Aliika dengan kesal, “Kalau mau ngajak ribut habis ini. Kamu belum makan dari tadi dan aku kelaparan setelah nidurin Aeera dan Arjuna. Kita butuh asupan buat ribut.” Ujar Aliika sembari melahap makanan itu.Entah kenapa mendengar ucapan Aliika barusan malah membuat Sagara ingin tertawa. Namun ia masih jaim dong, diakan lagi ngambek kalau tiba-tiba ketawa kan ga lucu.Sagara minum susu itu. Kemudian ikut memakan makanan yang sudah dihangatkan oleh Aliika. Mereka
Aliika tengah mengajak bermain Aeera dan Arjuna yang genap berusia satu tahun. Wanita itu tak seorang diri karena sudah ada Vita yang tadi diantarkan oleh Radit sebelum pria itu pergi bersama Sagara ke kantor.Vita asyik bermain boneka dengan Aeera dan Aliika bermain bola dengan Arjuna. Mereka nampak riang lepas. Hingga suara bel mengganggu kegiatan mereka. Masuklah dua orang yang sangat Aliika kenali. Andrian dan Lola.“Cie-cie yang bentar lagi mau nikah.” Cibir Aliika meledek dua manusia di hadapannya ini. Lola hanya tersenyum malu, namun Andrian mengernyit penasaran pada sosok gadis yang sedang bermain dengan Aeera.Andrian mendekati gadis itu, “Kamu siapa? Sepertinya aku pernah melihatmu di acara pertunanganku. Tapi aku masih belum mengenalmu.” Ucap Andrian. Laki-laki itu mengulurkan tangan, “Namaku Andrian. Sepupu Aliika.” Ucap Andrian memperkenalkan diri.“Vita.” Gadis itu membalas uluran tangan Andrian seraya tersenyum.Andrian kembali mendekat pada Aliika, “Al. Siapa perempuan
Andrian terus menghujam Sagara yang sudah terkapar lemas di lantai karena tak siap dengan tinjuan Andrian. Lola yang berada di kursi roda hanya bisa berteriak memerintahkan Andrian untuk berhenti. Telinga Andrian sudah tertutup rapat oleh emosinya.Kemarahan laki-laki itu sudah diujung tanduk. Vita yang tak mengerti alasan apa hingga bisa membuat Andrian semarah dan se beringas itu kepada Sagara hanya mampu terdiam dan menjauh untuk mengamankan Aeera dan Arjuna.Radit langsung memeluk Andrian dari belakang ia menahan laki-laki itu agar Aliika bisa segera membantu Sagara berdiri dan pergi dari sana. Aliika membawa masuk Sagara ke dalam mobil, ia yang akan menyetir langsung untuk membawa suaminya yang sudah babak belur itu ke Rumah Sakit.Bahkan untuk memasukkan kunci mobil saja seperti sangat sulit sekali, tangan wanita itu gemetar ia panik. Setelah berhasil Aliika langsung melajukan mobil, gerbang juga sudah dibuka oleh satpam disana.Tepat setelah gerbang tertutup Andrian ternyata be
Hari pernikahan Lola dan Andrian pun telah tiba. Jarak waktunya satu bulan setelah ulang tahun Aeera dan Arjuna. Acara pernikahan diadakan di sebuah gedung dan sebelumnya mereka telah melaksanakan pemberkatan di gereja. Setelah kejadian kemarin Andrian memilih berbaikan dengan Sagara. Toh juga mereka sudah sama-sama dewasa dan membiarkan yang lampau berlalu begitu saja. Kali ini acara pernikahan diadakan mewah sesuai dengan request Andrian, Andrian memang sangat menyukai glamour. Tapi dia tidak pernah berpenampilan se nyentrik itu jadi karena pernikahan satu seumur hidup. Andrian ingin mengenang dengan merayakannya semeriah mungkin. Bahkan yang biasanya tamu diundang hanya kerabat dekat, kali ini tamu umum karyawan perusahaan semua diundang untuk meramaikan acara ini. Danu dan Soraya sudah berada disana, mereka nampak mesra. Aliika senang karena Danu mau menerima Soraya kembali. Aliika sudah datang sedari awal bahkan lebih dulu dari para tamu yang datang, ia tidak ingin melewatkan
Suara dentingan dari sendok dan garpu terdengar di ruang makan itu. Aliika dan Sagara sedang sarapan bersama. Mereka terlihat sudah siap dengan pakaian kantornya. Karena mulai hari ini Aliika akan kembali bekerja. Berat rasanya meninggalkan Aeera dan Arjuna dirumah, namun hari ini ada klien penting yang harus ia temui. Mau tak mau Aliika harus menemuinya. “Nanti mau dijemput?” tanya Sagara. Aliika menggeleng, “Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri aja.” Ucap Aliika membuat Sagara menatap tajam istrinya itu. “Biar bisa langsung pulang kalau meeting nya udah selesai. Kasian Aeera sama Arjuna ditinggal terlalu lama.” Jelas Aliika. Paham akan situasi mencekam akibat tatapan Sagara. Ia tidak mau suaminya salah paham dan marah. “Hati-hati, kamu udah lama ga bawa mobil sendiri kan?” “Iya, Mas.” “Jangan ngebut.” Ucap Sagara lagi. Cara bicaranya sudah seperti bapak-bapak yang menasehati anaknya. Aliika tersenyum manis dengan tingkah Sagara, “Iya suamiku Sayang.” Balas Aliika berbeda dari
Sagara dan Aliika sampai di tempat pemakaman dalam waktu yang sama. Mereka keluar dari mobil masing-masing, kemudian Sagara mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Aliika. Mereka berjalan bersama menuju kerumunan orang yang sedang menyaksikan pemakaman seseorang. Semilir angin disana terasa tidak enak di tubuh mereka. Saat sampai disana, terlihat Danu sedang menaburkan bunga diatas makam yang tanahnya masih terlihat basah itu. Kemudian Danu bersalaman dengan beberapa orang disana yang mengucapkan belasungkawa padanya. Satu per satu orang mulai pergi, hingga akhirnya Danu menangkap sosok Sagara dan Aliika yang berada di sana dengan bergandengan tangan. Aliika dengan mata berkaca-kaca dan Sagara dengan wajah dinginnya. Aliika melepaskan genggaman Sagara, kemudian ia berjongkok di sebelah makam itu dan mengelus batu nisannya. “Selamat jalan Soraya, aku udah maafin semua kesalahan kamu. Dan semoga kamu juga udah maafin kesalahanku. Semoga kamu tenang disana ya.” Lirih Aliika k
Sudah pukul dua belas malam, Aliika nampak panik. Ia menggigit jari khawatir. Berjam-jam wanita itu menunggu Sagara pulang. Namun tak terlihat batang hidung laki-laki itu di rumah. Bahkan saat ini Radit sudah ke lokasi dimana ban Sagara pecah untuk mencari keberadaan suaminya itu.Aliika mondar mandir di depan pintu keluar rumahnya, ia tak sabaran menunggu kabar tentang Sagara. Wanita itu terperanjat kaget saat pintu terbuka ia langsung menghampiri Radit, “Bagaimana Radit? Mas Sagara ada disana?” tanya Aliika panik.Radit menggeleng, “Kami tidak menemukan Tuan Sagara disana Nyonya. Sudah kami cari sekeliling juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Tuan.”“Bahkan cctv juga tidak ada disana Nyonya. Jadi kami sedikit kesulitan untuk mengetahui pelaku dari penculikan Tuan Sagara.” Lanjut Radit menjelaskan apa yang terjadi.Aliika menangkup wajahnya frustasi. Wanita itu mulai menangis kencang, ia tak siap jika harus kehilangan Sagara. Radit hanya bisa terdiam di sana, ia tidak mungkin