Aliika sudah berada di IGD Rumah Sakit. Sagara tidak boleh ikut masuk. Kini ia hanya bisa menunggu di luar saja. Ia menyandarkan tubuh di dinding sebelah pintu IGD. Ia memejamkan mata erat, nafasnya memburu dan kepalanya mendadak menjadi pusing. Mungkin karena ia terlalu panik.“Sagara…” panggil Syifana tiba-tiba sudah muncul disana bersama Rama dan Andrian. Wajah mereka juga terlihat sangat khawatir.“Gimana Aliika?” tanya Syifana.“Masih di dalam Bund.” Ucap Sagara lesu. Syifana menghela nafas. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya itu. Ini adalah pengalaman pertama Aliika.Rama yang sudah berada di samping istrinya itu memeluk samping Syifana, mengusap lengan Syifana untuk memberikan ketenangan. Meskipun Rama juga panik, namun ia memilih diam sama seperti Andrian.Sepupu Aliika itu diam-diam memperhatikan Sagara. Menatap laki-laki itu dari atas sampai bawah. Andrian dapat melihat jelas jika Sagara masih menggunakan pakaian kerja lengkap dengan sepatu.Sagara kembali memejamkan
Mereka semua masih berada di ruang rawat inap. Aliika belum diizinkan untuk pulang. Ia masih harus menginap dalam masa pemulihan. Aliika tersenyum simpul melihat Andrian sedang bermain dengan anak nya bersama Lola.Semua orang disana juga menatap Andrian dan Lola secara bergantian dengan senyum-senyum. Mereka juga tahu hubungan Andrian dan Lola yang sebenarnya.“Andrian udah pantes yah gendong anak.” Celetuk Miranda menatap Syifana. Syifana membalasnya hanya dengan senyuman saja.“Tuh La, aku udah pantes gendong anak.” Ucap Andrian pada Lola.“Terus urusannya sama aku apa?” ketus Lola. Dirinya sangat malu saat ini.Andrian berdecih, “Sok-sok an gak peka kamu mah.”Semua orang disana tertawa dengan kekesalan Andrian. Mereka tahu persis jika Andrian sangat menyukai Lola. Namun Lola yang masih belum mau menerima, karena alasan belum siap.“Nungguin apa lagi? Lihat, orang itu udah makin tua aja.” Kali ini Robert yang berkata sambil menunjuk ke arah Rama dengan dagu. Rama hanya mengangguk
Berulang kali Sagara menciumi Aeera dan Arjuna bergantian. Padahal bayi mungil itu sedang tertidur diatas ranjang. Sagara yang sudah siap dengan pakaian kantor tidak bergegas pergi, malah asik menggoda mereka yang sedang tidur.Aliika yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil itu pun sudah berulang kali memperingatkan Sagara untuk jangan mengganggu. Wanita itu baru saja selesai mandi. Dan kini ia masih belum berpakaian, hanya ada handuk yang membelit tubuh sebatas dada hingga separuh paha.Aliika semakin kesal karena Sagara yang sekarang menciumi mereka dengan tengkurap diatas ranjang. Wanita itu geram karena baju yang sudah ia setrika licin menjadi lusuh. Namun Sagara masih asik dengan kegiatannya menggoda Aeera dan Arjuna. Dan mereka sama sekali tidak terganggu.“Mas! Kamu dengerin aku ngomong gak si-“GreppAliika langsung terdiam saat Sagara tiba-tiba bangkit dan menarik tangannya, membuat Aliika jatuh ke pangkuan Sagara yang kini sudah duduk di tepian ranjang. Kemudian
Suara dentuman musik terdengar begitu keras ditelinga Sagara. Sudah lama ia tidak mengunjungi tempat ini, membuat Sagara merasa sedikit terganggu dengan keramaian yang ada. Namun hal itu tidak membuat Sagara menggagalkan tujuannya kemari.Sagara sedang mencari keberadaan Rosa, tiba-tiba seorang wanita berpakaian kurang bahan bergelayut manja di lengan Sagara. Tentu saja, pria tampan berjas pasti incaran para wanita penghibur disana. Karena orang-orang seperti itu adalah gudangnya uang.Mata Sagara menangkap sosok Rosa yang sedang duduk sendirian di meja bar. Sagara langsung mencekal tangan wanita tadi yang mulai berani meraba dadanya. Sagara langsung memberikan tatapan tajam pada wanita itu.Sagara menghempaskan tangan jalang itu dan berkata kasar. Ia membenci wanita seperti itu, terang-terangan dalam menggoda pria. Menjijikkan. Sagara langsung melangkah cepat menuju Rosa.Sagara mengambil duduk di kursi meja bar tepat di sebelah Rosa. Ia memandangi wanita itu yang sedang asik menikma
Sagara menggendong Rosa ala bridal style dan membawa wanita itu ke apartemen lain miliknya. Karena apartemen terdekat rumah Sagara sudah dihuni oleh Vita. Rosa yang digendong oleh Sagara pun mengalungkan tangan di leher laki-laki itu.“Buka pintunya, Rosa. Passwordnya 2521.” Ucap Sagara kesal. Laki-laki itu ribet karena menggendong Rosa. Jadi laki-laki itu meminta tolong pada Rosa untuk membukakan pintu. Rosa mengerucutkan bibir tak langsung membuka.“Buka atau aku tinggal kamu disini.”“Bentar, sabar napa. Ahh lagi pengen banget ya.”Sagara hanya menggeleng saja. Rosa mengarahkan jari pada alat dengan banyak tombol itu. Lalu dengan sedikit lemas ia menekan password sesuai dengan yang Sagara katakan tadi. Pintu itu terbuka. Sagara langsung masuk dan menutup pintu dengan kaki. Laki-laki itu membawa Rosa menuju kamar.Seharusnya Sagara membawa Rosa pulang ke rumah wanita itu. Namun Sagara pikir jika mengantar Rosa pulang dalam keadaan seperti ini bukanlah hal yang baik. Jika orangtuanya
Sambil berjalan menuju basement Sagara menyempatkan untuk mengecek ponsel. Sudah hampir pukul 4 ternyata. Membuat Sagara semakin merutuki ke brengsekkannya. Ada banyak sekali panggilan dari Aliika dan dari telepon rumah. Membuat Sagara semakin panik. Kemudian Sagara membuka chat dari Aliika. Hanya ada lima chat yang dikirim di jam yang berbeda.‘Mas Sagara belum pulang?’‘Mas, lagi dimana? Ini udah malam. Jangan pulang terlalu malam nanti kamu sakit’‘Mas, masih sama Rosa?’‘Mas, Arjuna demam. Dari Tadi nangis terus’‘Mas Sagara aku takut, kamu dimana?’“SHIT!!”Membaca dua pesan terakhir Aliika membuat Sagara mengumpat kesal. Ia berlari sekuat tenaga menuju mobil yang terparkir dengan sedikit sempoyongan. Sampai di mobil Sagara melajukan dengan kecepatan tinggi.Jalanan terlihat basah beberapa tergenang air. Tanda bahwa baru saja turun hujan deras. Sagara mengerutkan kening saat mendapati jalan di depannya macet. Apa yang terjadi hingga harus macet di jam seperti ini.Setelah menelit
Sagara mengerjapkan matanya beberapa kali, cukup terkejut dengan perkataan Aliika. Namun akhirnya ia mengalah. Sagara berjalan keluar kamar itu dengan lesu. Menutup pintu kamar dan saat itulah tubuhnya meluruh didepan pintu. Sagara menangis disana.“Kamu yang pergi atau aku yang pergi dari rumah ini?”Ucapan Aliika terus terngiang di telinga Sagara. Penyesalan selalu datang akhir. Keterlambatan membuat kesengsaraan untuk rumah tangga Sagara.Disisi lain Aliika di dalam kamar juga terduduk di lantai, ia juga menangis sesenggukan dengan tangan yang terus memukuli dada. Terasa ngilu dan nyeri. Bahkan Aeera dan Arjuna masih menangis disana, Aliika tak mampu lagi untuk menenangkan Aeera dan Arjuna. Karena dirinya sendiri terlalu hancur.Setelah perdebatan itu, Sagara memilih untuk ke kamar utama. Kamar yang seharusnya ia tempati bersama Aliika namun karena waktu itu Sagara kecelakaan, jadi terpaksa mereka harus pindah ke kamar tamu yang ada di lantai satu hingga saat ini.Sagara sudah memb
Sagara keluar dari ruang kerja saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia benar-benar menghabiskan waktunya seharian ini di dalam ruang kerja. Tanpa makan dan minum, seakan ia menyiksa dirinya sendiri.Sengaja, Sagara tidak menemui Aliika. Mereka sama-sama butuh waktu untuk menenangkan diri. Sagara butuh waktu untuk mengendalikan diri. Sagara butuh waktu untuk mengendalikan emosi dan Aliika butuh waktu untuk menata hatinya.Sagara berjalan dengan lesu menuju kamar utama. Rumahnya sudah sangat sepi. Sagara berniat untuk mengunjungi kamar tamu yang Aliika tempati bersama Aeera dan Arjuna. Bagaimanapun ia merindukan keduanya.Sepertinya Aliika, Aeera dan Arjuna sudah tidur. Sagara akan masuk diam-diam, cukup melihat mereka saja akan membuat Sagara merasa lebih baik.Namun Sagara mengerutkan kening saat melihat pintu kamar sedikit terbuka. Sagara melihat tak ada siapa-siapa diatas ranjang. Membuat Sagara masuk ke kamar itu dengan panik, takut mereka meninggalkannya.Namun Sagara