Sagara menggendong Rosa ala bridal style dan membawa wanita itu ke apartemen lain miliknya. Karena apartemen terdekat rumah Sagara sudah dihuni oleh Vita. Rosa yang digendong oleh Sagara pun mengalungkan tangan di leher laki-laki itu.“Buka pintunya, Rosa. Passwordnya 2521.” Ucap Sagara kesal. Laki-laki itu ribet karena menggendong Rosa. Jadi laki-laki itu meminta tolong pada Rosa untuk membukakan pintu. Rosa mengerucutkan bibir tak langsung membuka.“Buka atau aku tinggal kamu disini.”“Bentar, sabar napa. Ahh lagi pengen banget ya.”Sagara hanya menggeleng saja. Rosa mengarahkan jari pada alat dengan banyak tombol itu. Lalu dengan sedikit lemas ia menekan password sesuai dengan yang Sagara katakan tadi. Pintu itu terbuka. Sagara langsung masuk dan menutup pintu dengan kaki. Laki-laki itu membawa Rosa menuju kamar.Seharusnya Sagara membawa Rosa pulang ke rumah wanita itu. Namun Sagara pikir jika mengantar Rosa pulang dalam keadaan seperti ini bukanlah hal yang baik. Jika orangtuanya
Sambil berjalan menuju basement Sagara menyempatkan untuk mengecek ponsel. Sudah hampir pukul 4 ternyata. Membuat Sagara semakin merutuki ke brengsekkannya. Ada banyak sekali panggilan dari Aliika dan dari telepon rumah. Membuat Sagara semakin panik. Kemudian Sagara membuka chat dari Aliika. Hanya ada lima chat yang dikirim di jam yang berbeda.‘Mas Sagara belum pulang?’‘Mas, lagi dimana? Ini udah malam. Jangan pulang terlalu malam nanti kamu sakit’‘Mas, masih sama Rosa?’‘Mas, Arjuna demam. Dari Tadi nangis terus’‘Mas Sagara aku takut, kamu dimana?’“SHIT!!”Membaca dua pesan terakhir Aliika membuat Sagara mengumpat kesal. Ia berlari sekuat tenaga menuju mobil yang terparkir dengan sedikit sempoyongan. Sampai di mobil Sagara melajukan dengan kecepatan tinggi.Jalanan terlihat basah beberapa tergenang air. Tanda bahwa baru saja turun hujan deras. Sagara mengerutkan kening saat mendapati jalan di depannya macet. Apa yang terjadi hingga harus macet di jam seperti ini.Setelah menelit
Sagara mengerjapkan matanya beberapa kali, cukup terkejut dengan perkataan Aliika. Namun akhirnya ia mengalah. Sagara berjalan keluar kamar itu dengan lesu. Menutup pintu kamar dan saat itulah tubuhnya meluruh didepan pintu. Sagara menangis disana.“Kamu yang pergi atau aku yang pergi dari rumah ini?”Ucapan Aliika terus terngiang di telinga Sagara. Penyesalan selalu datang akhir. Keterlambatan membuat kesengsaraan untuk rumah tangga Sagara.Disisi lain Aliika di dalam kamar juga terduduk di lantai, ia juga menangis sesenggukan dengan tangan yang terus memukuli dada. Terasa ngilu dan nyeri. Bahkan Aeera dan Arjuna masih menangis disana, Aliika tak mampu lagi untuk menenangkan Aeera dan Arjuna. Karena dirinya sendiri terlalu hancur.Setelah perdebatan itu, Sagara memilih untuk ke kamar utama. Kamar yang seharusnya ia tempati bersama Aliika namun karena waktu itu Sagara kecelakaan, jadi terpaksa mereka harus pindah ke kamar tamu yang ada di lantai satu hingga saat ini.Sagara sudah memb
Sagara keluar dari ruang kerja saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia benar-benar menghabiskan waktunya seharian ini di dalam ruang kerja. Tanpa makan dan minum, seakan ia menyiksa dirinya sendiri.Sengaja, Sagara tidak menemui Aliika. Mereka sama-sama butuh waktu untuk menenangkan diri. Sagara butuh waktu untuk mengendalikan diri. Sagara butuh waktu untuk mengendalikan emosi dan Aliika butuh waktu untuk menata hatinya.Sagara berjalan dengan lesu menuju kamar utama. Rumahnya sudah sangat sepi. Sagara berniat untuk mengunjungi kamar tamu yang Aliika tempati bersama Aeera dan Arjuna. Bagaimanapun ia merindukan keduanya.Sepertinya Aliika, Aeera dan Arjuna sudah tidur. Sagara akan masuk diam-diam, cukup melihat mereka saja akan membuat Sagara merasa lebih baik.Namun Sagara mengerutkan kening saat melihat pintu kamar sedikit terbuka. Sagara melihat tak ada siapa-siapa diatas ranjang. Membuat Sagara masuk ke kamar itu dengan panik, takut mereka meninggalkannya.Namun Sagara
Mobil yang dinaiki oleh Sagara, Aliika dan kedua anaknya sudah sampai didepan sebuah hotel berbintang yang menjadi tempat Andrian dan Lola melaksanakan acara pertunangan mereka. Sagara, Aliika dan kedua anaknya tampak kompak dengan pakaian bernuansa hitam dan maroon.Aliika memakai dress selutut, lengan panjang dengan kancing hitam didepan serta tali hitam yang melingkari pinggangnya. Sagara terlihat tampan dengan tuxedo hitam dengan dalaman kemeja berwarna maroon.Meskipun sejak kejadian semalam Sagara dan Aliika masih tidak saling berbicara, atau lebih tepatnya Aliika yang enggan. Tetapi wanita itu tetap peduli dengan Sagara.Tadi pagi saat Sagara akan ke kantor Aliika menyiapkan pakaian pria itu meski dalam diam. Kemudian menyiapkan sarapan juga. Dan tadi saat bersiap ke acara ini, Aliika juga menyiapkan pakaian Sagara.Meskipun begitu Aliika sama sekali tidak berbicara pada Sagara. Bahkan menatap saja tidak. Sagara juga selalu mengucapkan terimakasih pada Aliika karena sudah mempe
Aliika menatap sinis Rosa, wajahnya datar tanpa ekspresi. Tersenyum pun tidak, sepertinya Aliika sudah mempelajari itu dari Sagara. Atau memang itu sifat aslinya mengingat dia adalah putri Rama.Wanita itu tengah mengulurkan tangan pada Aliika, namun Aliika tidak membalas sama kali. Ia malah melipat tangan di dada.Senyum Aliika menyungging, “Kenapa? Apa kau akan berbicara sesuatu?” tanya Aliika kini ekspresinya berubah menjadi remeh.Rosa menarik lagi tangannya, ia juga melipat tangan di dada. Wajah ia tampakkan angkuh ia tak mau terlihat kalah di depan Aliika, “Kamu pasti sudah tau apa yang terjadi antara aku dan Sagara.” Ucap Rosa sinis.Aliika melihat Rosa dari atas sampai bawah. Dress merah terang, sedikit diatas lutut, press body, berlengan panjang dengan belahan punggung rendah adalah pakaian Rosa saat ini. Khas sekali dengan gaya pelakor.Make up nya saja sangat tebal. Berbeda jauh dengan Aliika yang ber make up natural. Aliika akui jika wanita ini memang memiliki tubuh yang s
Aliika menahan malu sedari tadi. Tubuhnya masih ia biarkan telanjang hanya berbalut bra dan celana dalam saja yang melekat. Entah kenapa Aliika nekat melakukan ini.Sagara mencoba untuk bersikap tenang dan meredam Aliika. Laki-laki itu tahu sebenarnya istrinya sedang menahan amarah. Entah apa saja yang dikatakan Rosa pada Aliika hingga membuat Aliika melakukan ini dihadapannya.Tanpa mengatakan apapun, Aliika langsung mendekati Sagara. Meraih tengkuk laki-laki itu dan mencium bibirnya dengan sedikit berjinjit. Sagara langsung melingkarkan tangan di pinggang Aliika dan membalas ciuman itu.Sebelah tangan Sagara mengelus punggung Aliika dengan lembut. Ciuman mereka berlangsung begitu panas dan menuntut.Setelah Aliika merasa kehabisan nafas, ia melepaskan pagutan bibirnya. Dahinya dan dahi Sagara bersatu dengan nafas memburu yang saling bertabrakan.“Kamu mau ini kan? Ayo kita lakukan.” Ucap Aliika terengah.“Apa kamu sudah siap? Aku gak mau nyakitin kamu.” Kata Sagara.Aliika tersenyum
Drrt drrtPonsel Aliika bergetar di atas meja. Ia mengambil ponsel itu dan melihat ada beberapa pesan dari Danu. Membuat Aliika mengerutkan keningnya.‘Al.. sibuk?’‘Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu’‘Sibuk urusin anak’‘Ngomong soal apa?’‘Soal Soraya’‘Bisa ketemuan ga?’‘Bisa mungkin, tapi ga bisa lama’‘Oke, ditempat biasa ya’‘See you’Aliika menghela nafas. Apalagi yang akan terjadi setelah ini. Rasanya ia semakin lelah. Lelah hati dan pikirannya. Namun jika ia tidak menemui Danu, ia juga merasa tidak enak. Aliika sudah seperti senjata makan tuan. Melarang dan takut akan kedekatan Sagara dan Rosa. Lalu sekarang malah ia akan bertemu Danu bahkan tanpa meminta izin pada Sagara.*****Aliika dan Danu sudah duduk saling berhadapan di sebuah café yang kerap mereka kunjungi. Danu dan Aliika masih sama-sama bungkam. Sepertinya mereka bingung harus memulai darimana.“Danu aku tidak bisa lama.” Ucap Aliika memperingatkan.“Iya bentar. Aku masih mikir mulainya dari mana ini.”Aliika