Hari-hari Fera dikantor sangat tenang, staf yang berkerja di instansi yang sama dengannya pun orangnya ramah-ramah dan baik hati mereka mengajarinya banyak hal, mulai dari mencatat dokumen yang masuk, mengajarinya bagaimana cara membuat surat permohonan yang benar dan juga mengajarinya akutansi untuk keperluan pengeluaran dana yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hari ini, seperti hari yang biasa-biasanya dia duduk di meja yang telah disediakan oleh pegawai disini dan menyuruhnya untuk menyusun berkas dan mengelompokkannya untuk ditata kembali kedalam lemari berkas.
seseorang tiba-tiba mengetuk di pintu kantor dan seorang ibu-ibu datang sambil menggendong kucing anggoranya yang terlihat sangat lemas.
"Tolong ini bentar" panggil ibu itu pada staff yang segera merespon dan mengambil kucing itu dari tangannya. Fera melihatnya dengan seksama dan penasaran kenapa ibu ini membawa kucingnya yang sakit kesini bukannya ke pet shop.
"Kenapa ini
Secara mengejutkan Faber tiba-tiba mengirim pesan padaku dia bertanya apakah aku ada waktu luang atau tidak. Aku yang sedang mencatat laporan masuk dan laporan keluar pun heran. Kok tiba-tiba nggak ada angin gak ada hujan Faber tiba-tiba ngajak aku keluar gini ya. Aku segera membalas pesannya. 'Engg.. kebetulan sehabis dari sini enggak sih rencananya mau pulang ke rumah'kirimFaber membacanya, lalu membalas. 'Mau keluar cari makan siang bareng gak?''Balasannya. Jantungku berdebar-debar. Wah apa maksudnya ini. 'Uhm.. boleh, dimana?'kirim. Faber segera membalas.'di rumah makan padang mau?' balas Faber. Rumah makan padang? Banyak minyaknya gak tuh? Batinnku.'uhm.. boleh'kirim.'kujemput?' Faber mengirim pesan begini dan wajahku segera memerah. 'eh.. Gak usah, aku bawa kereta sendiri' 'oh okeh kalau gitu, see you'balasnya.'see you too'balasku juga. wowapa inikah pertanda bahwa dia juga menyukaiku? omg apa yang harus aku lakukan? apa yang harus kulakukan? omg omg in
AT SMKN 1 (School life)Saa Fera's Pov .......................'Coba gue cek ceritanya, udah update atau belum ya?.'aku segera mengambil Smartphone ku diam-diam dari dalam laci meja, kemudian segera menyentuh layarnya dan mengetik laman Web favoritku di mesin pencari, Fanfiction --Situs internet yang isinya cerita-cerita buatan fans.Setelah mencari cerita yang sebelumnya ku baca -Cerita tentang Sakura dan Sasuke- namun belum selesai karena chapter sebelumnya belum update,akhirnya sekarang udpate juga.Aku memperhatikan Guru MTK ku -- Seorang Bapak-bapak berumur sekitar 40-an dengan perut buncit, kulit yang kecoklatan dengan tahi lalat di keningnya lalu rambutnya berwarna hitam pudar dengan beberapa helai uban, memakai baju seragam guru yang berwarna kuning telur dengan sepatu bersol rendah dan tali
Warning: Kata-kata kasar, tidak untuk ditiru.Kelvin Backmore's pov......................................Sialan! aku sudah tau ini pasti akan terjadi cepat atau lambat, sejak dia ikut bergabung. Namun aku dengan begitu naifnya berfikir kalau dia tidak akan membuat masalah dengan wajah polos dan otak dungunya itu. Benar-benar sialan!.Pintu rumahku tertutup begitu saja seiring aku melangkah kedalamnya tanpa repot-repot mengunci pintu rumah (tidak perlu khawatir pencuri ,kawasan daerah ini aman dari hal itu) . Yah, tidak perlu memberi salam. Karena aku yakin,ibu dan ayahku masih sibuk mencari uang dan akan pulang jam 10 malam nanti dari perusahaan mereka,pembantuku sudah pulang dari sejam yang lalu.Jam di dinding sudah menunjukkan pukul lima sore--Sekolah berakhir pukul 2 siang-- dan aku baru saja selesai bertanding dengan kelas lain di pertand
Warning: Typo bertebaran, eyd yang berantakan, dan mature content pada awal cerita, jika tidak suka silahkan di skip saja bagian itu.___________________________________________________Aku tidak pernah membayangkan hal ini terjadi, mungkin kata ini terdengar klise namun bayangan itu muncul begitu saja dalam mimpiku.Laki-laki ini yang bahkan tidak aku ketahui namanya siapa dan wajahnya pun buram-- namun aku merasa sangat mengenalnya.Memenuhiku dengan perasaan bahagia didalam benakku, serasa kupu-kupu berterbangan menyeruak keluar dari dalam perutku, tubuhnya berbagi keringat dengan tubuhku, kemudian bercampur dengan suara desahan yang memenuhi tempat ini.Daun-daun berjatuhan seiring dengan gerakan pinggulnya, pohon apel besar yang kokoh menjadi tempat kami berbagi rasa dan menjadi peka satu sama lain.Tempat ini begitu tenang dan sep
"Baiklah.."Seorang perempuan paruh baya yang berumur sekitar 40-an, sedang mencatat dengan serius pada sebuah buku tulis besar sekitar 30 cm panjangnya yang memang ditujukan untuk mencatat tindak pelanggaran yang telah dilakukan di dalam sekolah ini.Perempuan yang berpakaian dinas dengan rambut disanggul ke atas dan bunga mawar segar yang terselip di bawah sanggulnya itu berbau harum.Membenarkan letak kacamatanya yang melorot sampai ditengah batang hidungnya itu sembari melotot pada kedua anak muda tanggung yang memiliki warna biru, merah dan keungguan pada wajah dan sekujur tubuh mereka, yang sedang duduk di balik mejanya, tepat di depan wajah perempuan itu. Sebuah nama tersemat pada bagian baju diatas dada kirinya 'Hadijah salim s.p.d', tertulis pada pin yang terbuat dari kayu sebesar jari telunjuk dan sepanjang jari jempol."Sshht"Faber meringis saat menyeka darah yang terdapat di sudut bibirnya yang robek lantaran berkelahi.
_Saa Fera Pov_ Hari ini hari jum'at, " huaahh." aku menguap dengan mulut terbuka lebar. Ini masih pagi, dan aku masih sangat mengantuk.Levi menyentil dahiku keras"aww,.. Apa sih vi?" aku melihat Levi yang antensinya kembali berpusat pada guru yang sedang memberikan ceramah bermanfaat untuk memulai hari sebelum melakukan senam bersama yang memang rutin diadakan setiap jum'at pagi."Cewek, kalau nguap, mulutnya ditutup fer, Gak baik diliat gebetan nanti" Tukas Levi , Guru yang memberikan ceramah pun turun dari panggung kecil yang terbuat dari semen dan bata yang sudah diamplas dengan cantik berwarna abu-abu itu, kemudian digantikan oleh seorang perempuan paruhbaya yang berumur sekitar 30-an ke atas yang memakai baju training berwarna kuning mentereng. Dia mengkode ke sampingnya pada seorang siswa yang bertugas untuk menyalakan musik."Huaaah" aku kembali menguap lebar didepannya
"Wahai kaum adam, ketahuilah! selain hati rapuh kalian yang mudah terkoyak, ingatlah bahwa hati kaum hawa bahkan lebih rapuh lagi dari pada kalian dan jika hati kalian bisa terkoyak hanya karena hembusan angin, hati perempuan dapat terkoyak bahkan sebelum anginnya berhembus, hati kami berada satu langkah dari pada kalian dalam hal mudah untuk tersakiti, sekian! terima kasih atas perhatiannya!" Fera mengakhiri pidato singkat tak bermanfaatnya di depan kelas, dan tanpa ba bi bu dia langsung saja kembali ke tempat duduknya di iringi dengan suara jangkrik yang bergema diseluruh kelas.Teman-teman sekelas dan guru bahasa Indonesianya menatap kearahnya dengan mulut terbuka lebar, seolah tidak percaya bahwa telinga mereka baru saja mendengar pidato singkat, padat dan kurang jelas dari Fera.Levi menggelengkan kepalanya heran menatap Fera, "Apa?" tanya Fera polos. Levi mengurungkan niatnya untuk berkata-kata kasar pada sahabatnya ini dan memilih
Jadi setelah insiden dibelakang Lab, kelima orang siswa laki-laki itu pun dihukum menghadap bendera di tengah lapangan sembari memberi hormat.Saat itu matahari berada diatas kepala dan membuat mereka kepanasan setengah mati tentu saja mereka harus melakukan itu hingga selesai jam istirahat usai."Kalian liat tadi siapa cewek yang cepuin kita ke guru?" Tanya Gio penasaran."ada, aku tau siapa dia "Jawan Kelvin spontan."siapa? aku mau kasih dia pelarajaran" Balas jawab salah satu teman Kelvin dan Gio.Kelvin menatapnya datar dan menjawab."Gak usah, biar aku aja nanti yang kasih dia pelajaran"disisi lain Levi menceritakan apa yang dialaminya pada Fera.setelah mencermati ceritanya Fera dengan penasaran bertanya."Terus kenapa kamu ngadu soal mereka ke guru Vi?"awalnya Levi terdiam, mencoba mencari alasan mengapa dia harus melaporkan pada guru tentang aksi nakal siswa dia menyuruh Fera unt